Ch.8 - Jeremy Sion

4.2K 331 2
                                    

Ray mengeluarkan belati perak dari tasnya, membuka laci pada sisi ranjangnya lalu meletakkan belati itu didalam. Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari arah ranjangnya.

"Hoo~?"

Ray terperanjat "Ah-?! Hanrick-?"
Ray berkeringat dingin, berharap Hanrick tidak melihat sesuatu.

Hanrick duduk diatas ranjang Ray, ia tampak menatap dengan seringai terukir diwajah tampannya.
"Honey~ Mengapa kau terlihat panik?"

"..Tidak." Ray menutup laci itu dengan berharap Hanrick tidak melihat apa-apa. Akan sangat merepotkan jika terjadi kesalahpahaman.

Hanrick tersenyum, lalu beranjak dari kasur dan menuju kearah Ray yang sedang berdiri mematung didepan rak laci.

Lalu mendorong Ray hingga tersandar pada rak laci, Hanrick menahan mata Ray.

Wajah mereka begitu dekat, Hanrick menjilat bibir tipis Ray yang tampak sedikit mengerut. Ray cukup terkejut akan tindakan Hanrick tiba-tiba.

Tangan Hanrick merambat kedalam pakaian Ray, lalu mengelus-elus perut dan dadanya dengan lembut. Itu memberikan rasa geli pada Ray, tubuhnya sedikit bergetar.

"Han-rick-!" Sebelum Ray berkata lebih jauh, Hanrick segera melumat bibir Ray.
Ray tampak terpejam dan menahan nafas, sedangkan Hanrick menatap dengan mata emasnya yang terang dalam kegelapan samar sedikit cahaya lilin yang hangat.

Tatapan mata penuh dengan obsesi dan keinginan lebih padanya, seakan-akan ia ingin melahap habis Ray dalam perutnya.

Ray tampak lemas, wajahnya terlihat sangat bergairah. Membuat Hanrick sedikit terangsang dan ia mengukir seringai pada wajahnya.
"Honey, apa kau sadar wajah apa yang telah kau tunjukkan padaku?" Hanrick mengelus bibir menggodanya.

"Katakan apa keinginanmu." Hanrick melepas genggamannya, lalu pergi menuju ranjang. Ray terduduk tanpa tenaga hanya termenung. Hanrick telah membuat Ray merasakan perasaan aneh pada tubuhnya, ia merasa panas dan bergairah.

"..T-tolong.." Ray dengan penampilan yang berantakan serta wajah yang tidak karuan memohon pada Hanrick.

Hanrick dengan seringai puas diwajahnya hanya menatap dan memperhatikan tingkah Ray.

"Kemarilah." Hanrick tampak sangat terhibur dengan pemandangan Ray yang tidak berdaya dan membutuhkannya.

Ray secara perlahan merangkak menghampiri Hanrick yang sedang duduk diatas kasur menatapnya lekat menggunakan mata emas terangnya dalam cahaya yang remang-remang.

Hingga Ray jatuh pada pelukan Hanrick.
"Berikan aku tubuhmu, maka kau akan mendapatkan kenikmatan, Baby." Hanrick berbisik dengan lembut di telinga Ray.

Hanrick membalik tubuh Ray diatas ranjang, mengenggam tangannya, melipat jari-jari mereka dengan kuat. Melumat bibir Ray dengan intens dan rasa panas terbagi antara keduanya, Hanrick mengecup punggung tangan Ray dengan mata tajamnya menatap lekat ke dalam Ray hingga terasa menusuk.

Betapa indah dan bergairahnya memandangi Hanrick yang berada diatasnya, dengan wajah tampan dan ekspresi menggodanya berusaha memperlakukan tubuhmu dengan lembut, terus-menerus merambat ke dalam hingga ia tidak dapat lepas dari genggamannya.

Bagaikan ular yang melilitmu secara perlahan dan membunuhmu dalam dekapannya.

***

Ray tertidur pulas diatas ranjang, Hanrick menatap wajah tidur pulas Ray untuk beberapa saat hingga akhirnya ia beranjak.

Ia menuruni kasur, dan pandangannya teralihkan dengan laci itu. Ia membukanya dan mendapatkan belati perak didalamnya.

Blood Bag [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang