Ch.9 - Diculik

4.2K 301 2
                                    

"Jeremy Sion-!"

Jeremy menghampiri Ray yang sedang terikat tanpa busana. Ia mengangkat rahang Ray hingga Ray mendongak dan menatapnya keatas. Ray mengerutkan alisnya, seakan menunjukkan bahwa ia sedang marah.

"..Kau memiliki wajah cantik yang menggoda." Ia menatap wajah Ray dengan seringai diwajahnya, Jeremy mengusap bibir tipis Ray yang berwarna pink dengan ibu jarinya. Ia tampak tergoda dan menjilat sela-sela bibirnya dengan intens bersama senyuman anehnya.

Ray bergidik dan ketakutan melihat itu. "Tolong lepaskan aku.."

Mungkin Ray menyadari bahwa ia tidak akan semudah itu dilepaskan atau bahkan ia tidak akan dilepaskan. Setidaknya Ray membutuhkan sedikit perlawanan untuk memperjelas keadaan.

Jeremy mengelus dada Ray hingga perut bagian bawahnya, membuat nafas Ray sedikit tersengal-sengal. Ia merasakan geli pada tubuhnya karena sentuhan Jeremy yang aneh hingga Ray merapatkan kedua pahanya.

Jeremy melihat reaksi tersebut membuatnya sedikit terangsang, ia menyeringai. Tangannya kini mengelus paha mulus Ray yang terlihat sangat menggoda, memasukkan jari-jarinya disela-sela antara kedua paha mulus Ray, membuat tubuhnya bergetar.

"Betapa menggodanya tubuh ini~" Ucap Jeremy, sembari menjilat ujung bibirnya. 

"Ini membuatku tidak sabar untuk mengukir tanda-tanda pada kulit mulus ini." Jaremy berkata dengan wajah senyumnya yang aneh.

Jeremy mendekatkan wajahnya pada leher Ray, secara naluriah ia mendongakkan kepalanya hingga lehernya terbuka dengan lebar memberikan keleluasaan bagi Jeremy untuk menjilatnya hingga merambat pada dada Ray.

Ray merasakan sensasi panas dan hangat dari nafas dan lidah Jeremy yang menyentuh menelusuri kulit dinginnya.

Ia menjilat puting pink milik Ray, menghisapnya hingga mengeras dan menjadi merah. Jeremy melihat itu menyeringai, lalu menggigitnya ringan menggunakan gigi seri miliknya hingga membuat Ray mendesah.

"Lihat.. putingmu menjadi keras dan berwarna merah terang, sangat imut." Sembari memain-mainkannya dengan jari.

Jeremy membuka lebar mulutnya, mengeluarkan taring tajamnya dan menancapkannya pada lingkaran dada Ray. *(Lingkaran dada teh maksudnya Boba)

Ia mendesah keras karena rasa sakit. Air mata mengalir diantara kedua pipinya.

Kini tanda gigitan melingkar di sekitar puting milik Ray dan sedikit darah yang mengalir karena bekas gigitan taring yang tajam.

Jeremy tampak puas dengan itu, ditambah ia sangat menikmati wajah Ray yang terlihat kesakitan.

"Teruslah menangis. Kau terlihat sangat  cantik, Rie~"
Ia menatap lekat pada wajah Ray lalu merambat kembali pada tubuh Ray, kemudian menggigit dan meninggalkan tanda pada selangkangan paha Ray.
Wah, betapa terlihat merangsangnya tanda itu.

Ia telah meninggalkan banyak tanda disetiap tubuh Ray. Membuatnya terus merintih dan menahan sakit.

Berjam-jam ia terus melakukan sesuatu yang aneh pada Ray tanpa hentinya demi memuaskan hasratnya. Kini tubuh Ray penuh dengan bekas gigitan dan darah-darah yang keluar dari gigitan taringnya yang tajam.

"Kumohon hentikan-" Ray sekali-kali melawan dengan sia-sia.

"Sayang, kenapa kau bisa mengatakan untuk berhenti begitu saja? Hm?" Jeremy selalu memberikan tatapan penuh nafsu dan hasrat.

Terkadang menghisap darah Ray di area yang cukup sensitif, melakukannya berulang kali hingga Ray tidak sadarkan diri.

Terkadang melakukan penyiksaan terhadap Ray hanya untuk kesenangan. Membalut tubuh Ray dengan tali dan mengikatnya dengan kencang.

Blood Bag [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang