3. Kecewa ??

8.8K 522 26
                                    

"Nyonya, nanti kalo bayi ini lahir,—siapa namanya?"

"Jeno Alexis, ya rawat dia seperti anakmu, Sunny"

"Ah,, memangnya nyonya tidak keberatan? Kalo bibik menganggap dia seperti anak bibik? Ingat nyonya, bibik orangnya gemesan"

"Tidak papa, karena mungkin tidak lama lagi aku akan pergi"

TRIIINGG,—

Sunny terbangun dari tidurnya, seperti biasa ia selalu mensetting alarm paginya sebelum jam bangun yang disarankan oleh boss besar.

Sempat merenung sejenak di pinggiran ranjang, membengongkan diri untuk mengumpulkan nyawa. Tentu saja rumah masih sepi, karena saat ini waktu menunjukkan pukul 04.30 pagi.

"Apakah tuan muda baik-baik saja??" cicitnya, menuju kamar Jeno.

Kamar dengan pintu terbelah itu masih tertutup rapat, Sunny menghela nafas lega. "Syukurlah, bibi lebih suka kalau kamu ada masalah untuk tetap di rumah saja menikmati tidurmu. Dari pada keluar untuk minum sampai pagi" Sunny terkikik atas kalimatnya sendiri.

Karena mana mungkin Jeno menyentuh barang haram tersebut. Tau lah, apa profesi Jeno dan siapa orang tuanya?

Walau ayah kandung Jeno sendiri lebih mementingkan istri pertama dan anaknya yang bernama Mark, bukanlah Jeno yang harusnya menjadi pewaris karena menjadi anak dari istri kedua yang kini telah pergi untuk selamanya.

Sunny pergi untuk mencuci muka dan menyeduh kopi untuk memulai paginya.

Belanja pagi-pagi adalah hal yang sangat jarang bagi Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Belanja pagi-pagi adalah hal yang sangat jarang bagi Jaemin. Sederhana dan tidak terlihat banyak, tapi keluar juga itu lembaran warna merah.

Sumpah ya, entah apa yang mau di masak. Jaemin tuh sebenarnya nggak tau, apa yang dokter itu sukai. Ya gimana ya kan? Mereka kan baru ada interaksi kemarin sore.

Tapi mengucapkan terimakasih pada Onel itu perlu sih! Kalo onel nggak keracunan, mungkin Jaemin tidak akan pernah melihat pemandangan se adem wajah dokter itu.

Apalagi bau parfum mahal berpadu dengan keringat dokter itu,—beuhhh sampe pening si Jaemin.

"Rasanya mommy tuh mau jadi kamu nak" itu adalah rangkaian kata yang lolos dari batin Jaemin tatkala tangan dokter itu mengelus lembut bulu kucingnya.

Walau Jaemin sendiri tidak tau apa yang dokter itu alami setelah pulang dari klinik,—perkara pulang tidak tepat waktu.

"Hobahh!!! Nyampai juga aku di rumah" bergaya ala chef profesional yang sudah kawakan melebihi gantengnya chef Juna, Nana mulai memasang apron warna pink pada tubuhnya.

"Mari kita masak, mmmm yah! Masak nasi dulu, nasi merah ini loh. Kalo nggak di habisin aku sepong. No tawar!!" —melihat polah Nana saja, Onel langsung putar balik.

Dr. Jen || NOMIN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang