Setelah tragedi meledaknya petasan itu, Donghae melarikan menantunya ke rumah sakit. Sampai kini, pencarian mempelai pria masih berjalan walau hasilnya masih nihil.
Tidak ada yang mampu menemukan jejak kaki atau apapun yang menjadi barang bukti siapa dalang dari semua ini. Apa iya itu Jeno sendiri, kan nggak mungkin. Pasti ada sosok penting yang berdiri di bawahnya. Menjadi pahlawan kesiangan untuk mendukung kehancuran rumah tangga mereka.
Mark membawa bunga dan buah-buahan ke dalam ruangan Karina. Di sambut senyuman manis dari Karina yang langsung menegakkan badannya.
"Mark,,"
"Hey baby,"
CUPP
CUPP
Mark melemparkan kecup kilatnya pada pipi kanan kiri adik iparnya.
Tangan Karina terulur untuk memeluk perut Mark, menaruh pipinya di sana.
"Apa kau sudah membaik??"
"Membaik apanya? Kan memang aku tidak sakit, aku hanya kaget saja" Karina dengan logat manja kini telah menyelusupkan tangannya ke dalam kaos Mark.
Bersamaan dengan itu, Mark pun usil. Mengelus payudara Karina dari dalam seragam pasiennya.
"Kenapa manja sekali hmm?" Mark menatap seduktif ke wajah wanita cantik itu.
"A-aku, rindu kehangatan" karina mendongakkan kepalanya, menggigit bibir bawahnya karena elusan sensual itu berubah menjadi remasan.
"Aahhh Markiiieehh,, oouhhh" dada Karina semakin membusung, bibir mereka saling menyatu.
Mark seperti tidak takut jika seseorang melihatnya, tangan Mark membuka kancing baju pasien itu tanpa melepas ciumannya yang semakin brutal saja.
"Eeeummmhhhpppp"
CLICK
Pintu ruangan terbuka, Mark begitu gugup merebahkan dan menutupi badan Karina dengan selimut tebal. Seorang perawat pria datang membawakan makan siang untuk Karina.
Mark celingukan, ingin memarahi perawat yang tiba-tiba datang tanpa permisi itu namun ia sadar,—ini rumah sakit.
Memang tidak seharusnya Mark menyalurkan hasratnya di sini.
Di lihatnya badan kekar seorang perawat pria itu kini tengah mengecek apa saja peralatan medis yang di butuhkan Karina.
"Em,, maaf apakah anda seorang perawat??"
"Saya spesialis tulang disini, ada yang bisa saya bantu?"
"Ooh,, b-bagaimana kondisi teman saya dok?!" rupanya Mark salah menebak, pria bertubuh lumayan itu bukanlah perawat melainkan dokter.
Garis mata dokter itu melengkung tajam, tersenyum di balik masker hitamnya.
"Tidak ada luka, mungkin besok sudah di perbolehkan pulang. Bolehkah saya meminjam ruangan ini untuk mengerjakan data pasien???"
Tanpa berpikir panjang, Mark mengangguk.
Tangan Mark terulur untuk membuka tutup makanan yang baru saja dokter itu bawakan untuk Karina .
"Mark, Jeno di mana sekarang? Apa semuanya baik-baik saja?"
"Loe sakit, masih aja mikirin bocah idiot itu? Gue aja nggak ngerti, liat aja kalo ketemu! Itu anak bakalan gue habisin!! Status loe memang nikah sama dia, tapi Loe tetep harus bayar hutang Loe sama gue!"
Karina menerima suapan bubur ayam itu dari Mark. "Gue ngerasa bersalah sama Jeno, tapi jujur rahim gue anget kalo liat adek lo! Ganteng banget, idaman deh gila!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dr. Jen || NOMIN END
RomanceGimana Caranya Nana dapetin dokter ganteng yang sifatnya denial tapi overprotective?