25. Divorce letter

4.6K 255 21
                                    

"Karina!!"

Wanita yang pernah menjadi pasangan hidup di depan altar yang gagal, kini telah berdiri di depan Jeno dengan aura yang dingin. Mau apa dia?

"Ini makananmu!" Karina mengangkat tangan berisi paper bag di depan wajah Jeno.

Si pemilik rumah semakin bingung di buatnya, mengapa makanan itu ada di tangan Karina.

"Woy! Ini makanan lo, budeg ya!!"

Lengkingan suara Karina membuat Nana turun ke bawah, berlari kecil dengan batrobe merah muda yang masih melekat di tubuhnya.

Tangannya membawa Onel yang siap menjadi perisai Nana di kala kesedihan menimpa.

"Mass,,"

Jeno semakin terpojokan, antara karina dan Nana. Senyum Jeno begitu hambar, menatap karina yang tampak santai.

"Na—"

"Syok ya? Astaga! Gue kesini cuma mau nganterin makanan Lo! Lo udah pesen di resto baru gue! Apa salahnya ya kan gue kesini sekalian silaturahmi??"

Akhirnya Jeno bisa membuang nafas lega. Ia terima makanan dari tangan Karina dengan sedikit gemetaran. Walau Nana di belakangnya malah nangis bombay.

Karina sampai syok di buatnya, suara Nana seperti seorang balita yang mengamuk karena tidak di belikan mainan.

"Jen,, istrimu kenapa?"

"Masuk aja, gue ceritain"

Karina melangkah masuk ke ruang tamu Jeno, menyaksikan tangan Jeno mendekap Nana ke dadanya.

"Jangan nangis,,"

"Maass itu setan kesini mau apa hueee hueeee"

"Sssttttt, nggak boleh bilang gitu. Istri dokter masa omongannya gitu"

Jeno duduk di sebelah Jaemin, tangan Jaemin tidak mau lepas dari badan berkeringat Jeno. Apalagi aroma bulu ketek lebat Jeno adalah favoritnya.

"Istri dokter spek tukang gosip itu mulutnya, gue kesini mau ambil hp gue. Kan waktu itu Lo bawa hp gue buat barang bukti"

Jeno sampai lupa, untung hp karina masih ia simpan belum sempat ia gadaikan.

"Nanti gue ambilin, jadi lo buka resto?"

"Hmm, lo kalo minat dateng aja. Ada papah Siwon disana, dia udah maklumin kok. Dan,, bentar" Karina membuka slingbagnya. "Kita belum cerai loh, tandatanganin dulu kek"

Map coklat berisi gugatan cerai pun terbuka di depan Jeno. Tangan Jeno langsung terulur mengambil pena hitam di tangan Karina.

"Udah ngadon juga, cerai aja belum"

"Ya maaf"

"Kalo lo jujur dari awal kan enak Jen, gue juga nggak bakal mau nikah sama cowok yang nggak suka sama gue"

Jaemin melihat betapa cepatnya tangan Jeno membuka lembar demi lembar surat perceraian itu.

"Gue mau minta restunya—"

Mata Jeno menatap intens pada wanita cantik di depannya itu. "Apa??"

"Gue mau nikah di London, minggu depan"

Jeno tersenyum tipis menanggapinya. "Hmm, semoga berbahagia. Gue mau bilang makasih sama Lo, udah bantu gue!"

"Hmmm,, no probs! Terus dimana Mark?"

Jeno menceritakan semuanya tanpa melepas tangan Nana yang masih menguasai tubuhnya. Jaemin sampai tertidur sambil memeluk Jeno yang duduk di sebelahnya, mendengar sabda Jeno.

Dr. Jen || NOMIN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang