20. He enjoyed my body

4.5K 253 24
                                    

Akhirnya Jaehyun bisa bernafas lega, setelah kedua matanya beradu tatap dengan Donghae ayah Jeno. Jaehyun segera melepas kancing kemejanya, melepas kacamata minus dan rolex yang masih melingkar di tangannya.

"Huh, juancuk ih!"

"Ada apa toh mas?? Kerjamu kok misuh-misuh wae??" Taeyong sampe heran, sedari tadi Taeyong menunggu Jaehyun di dalam mobil.

Walau mereka tinggal di desa, acting mereka menjadi orang kaya bagus juga.

"Raine donghae kuwi loh mirip iblis! Lha kok iso kejam karo anak sendiri!"

Taeyong membawa tangannya untuk mengusap dada bidang Jaehyun. "Yasudah, sekarang semua nya udah jelas kan? Udah selesai??"

"Belum mom, kita nunggu tanda tangan Donghae dulu. Baru kita balik ke Solo, mau ngurusin kambing loh aku"

Jaehyun menancap pedal gas mobilnya, mendahului mobil Jeno yang kini mulai membuntutinya pelan.

"Aku mending jadi tukang ngarit loh dari pada harus syuting begini"

"Mass,, nggak ada salahnya kok ngebantu orang. Buktinya mass bilang kalo donghae sampai luluh, itu tandanya mass emang jago acting" taeyong mengusap punggung tangan Jaehyun yang mendarat di pahanya.

Satu tangan Jaehyun ia gunakan untuk menyetir.

"Iya mom iya, yaudah kita pulang ke hotel buat berbenah. Katanya abah Yuta mau ke sini juga tapi diem-diem"

"Iya mass, pelan aja nyetirnya"

❗️❗️

Namanya juga seorang ayah, khawatir pada kesehatan anaknya itu wajar bukan? Sebenarnya Yuta sudah mengetahui cukup lama, kalau putra sulungnya sedang di rawat inap.

Yuta berjalan tergesa menuju ruangan Nana, kebetulan ruangan yang Jeno pesan bisa menampung keluarga Nana yang saat itu datang semua.

Yuta, Winwin dan si bontot Sakuya, saat ini telah duduk di atas sofa. Sakuya sampai tertidur, perjalanan dari Solo ke jakarta memerlukan waktu cukup lama.

Sorot khawatir terbit dari raut wajah Yuta yang kian menua, raganya begitu rapuh di saat melihat sang buah hati harus di rawat seperti ini.

Memang luka di kaki Nana sudah tidak di perban lagi, tetapi kini badan Nana panas dan semalam sempat kejang.

"Dulu ayahmu sangat bersikeras untuk merawatmu, tidak rela jika ragamu di bawa oleh ibu dengan suami barunya. Tetapi kini lihatlah, ayah tidak bisa menepati janji itu"

Winwin mengusap pundak Yuta. "Sudah mass, jangan berkata seperti itu. Setiap manusia pasti akan merasakan sakit, jangan ganggu tidurnya"

Click

Pintu ruangan Nana terbuka, menampakkan sosok Jeno yang berjalan dengan Lucas.

"Abah"

"Hey, maaf abah tidak memberi tau kalau abah akan datang. Bagaimana? Apakah semua berjalan dengan lancar??"

Jeno tersenyum, di belakangnya sosok Jaehyun pun tengah berdiri di samping Taeyong.

"Aman, hanya saja,—"

"Lehermu kenapa Nak??" Winwin menelisik jenjang leher Jeno, bekas cambuk.

"Eeuh,, ini bekas kerokan"

"Mulutmu cok, luka cambuk kau bilang kerokan. Sama calon mertua aja berani bohong haha, buat aku aja lah Nana nya"

Jeno menonjok gurau bahu Lucas. Di sini, terlihat kan siapa sosok paling tegar?

Dr. Jen || NOMIN ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang