Tumben banget Onel nggak ngrengek pasca Jaemin menenteng belanjaan masuk rumah. Biasanya itu kucing suka bersyair kalau ngeliat babu-nya sesang membawa sesuatu yang menarik baginya . Ya apa lagi kalau bukan minta wishkas?
"Onel! Bokongnya mana Nak? Coba kasih tau mommy sayang??"
Si kucing langsung berguling kemudian menunggingkan pantatnya setinggi mungkin. Bisa jadi hewan itu tertekan akan perintah Nana.
Nanti kalau jatah snack Onel di potong gimana? Mau ngemis sama siapa lagi kucing betina ini?
"Anak mommy pinter banget, sini mommy lepas dulu collar nya. Setelah ini kita mandi"
Onel melangkah genit ke arah Nana, tidak jauh dari pemiliknya,—sifat onel sama saja.
"Meooww"
"Iya,, sini mommy kasih kamu makan ya??"
"Aduuuhh pinternyahh, besok kalo kamu udah gede jadi presiden ya nak? Titisan babeh Yuta ini, kenalin boss"
"Ekhm!!"
"Ehhh,, mass Jeno"
Deheman Jeno sukses mengalihkan atensi si Onel. Ia menelan makanannya dan beralih meraih paha Jeno yang duduk di atas karpet ruangan itu."Sini—" tangan Jeno terulur mengambil sisa snack yang berada di tangan Nana.
"Andai aku jadi kucingnya? Mau dong, duduk di selangkangan mass Jeno—" bibir Jaemin mengerucu, namun detik itu juga,—Jeno menepuk paha sebelah kanannya.
Membolehkan Nana untuk berlabuh di sana. Tapi, tanpa ada ajakan dari mulut Jeno, Nana mana mau?
Nana masih bisa jaga image walau aslinya ,—pengin banget astaga!!!
"Nana mau masak aja"
"Yakin? Yaudah"
"Iiihhhhhh!!!! Nyebelin banget,!! Di bujuk kek, biar mau duduk?"
Tuh kan, Jaemin mana bisa nolak. Melihat kedua mata onel tiba-tiba menggelap membuat Jaemin memoles kepala kucingnya.
"Kamu cemburu kan sama Mommy hum??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dr. Jen || NOMIN END
Roman d'amourGimana Caranya Nana dapetin dokter ganteng yang sifatnya denial tapi overprotective?