7. Pergi ke Bandung

9 0 0
                                    




Beberapa minggu di kantor, banyak sekali yang terjadi. Ninda memutuskan untuk resign, Dharma seperti biasa memberikan komen-komen negatif kepada karyawan-karyawan, Omar yang selalu menjadi sasaran semprotan Dharma, dan Pak Ridwan yang tiba-tiba menyuruh tim Marketing untuk melakukan survey ke kantor cabang di Bandung. "Temen-temen, kita akan melakukan survey nih ke kantor di Bandung." ucap Mbak Tika.

"Kita outing mbak?" tanya Andien dengan ceria.

"Ya enggaklah ndien, kita kerja atuh." jawab Surya dengan gemas.

Raut wajah Andien langsung berubah, Kirana melihat ini hanya bisa tertawa. "Setidaknya bisa jalan-jalan kita Ndien..". Mbak Tika juga tak bisa menahan senyumanya, "Kita berangkat minggu depan ya, di sana kita akan menginap selama 3 hari di daerah Dago." Mereka bertiga mengangguk.

"Tapi pasti ada waktu luangnya kan kita?" Andien kembali bertanya penuh dengan harapan.

***

Beberapa hari kemudian, sehari sebelum survey ke Bandung, Kirana mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa. Baju rapih, baju renang (siapa tau kita sempat berenang, walaupun dingin), baju tidur, jaket (jika udara dingin), pakaian dalam, perlengkapan make up, charger, laptop, dan skin care (ini yang paling penting). Dia melipat setiap bajunya dengan hati-hati, sembari memikirkan apa saja yang akan ia lakukan di Bandung. Setelah memeriksa beberapa kali barangnya, akhirnya ia bisa tenang.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, "Non... makan malam sudah siap non." panggil Mbok Djum sembari membuka pintu. "Baik Mbok, aku turun sebentar lagi." Di bawah Fitri sudah menunggu anaknya, sesampai di meja, Fitri sembari memainkan hand phonenya bertanya "Udah lengkap semua Kir, buat ke Bandung besok?"

"Udah ma."

"Jaket sudah belum? disana dingin loh.." Fitri kembali bertanya sambil menurunkan kacamatanya.

"Iyaaa ma.. udah kucek 2 kali kok..." jawab Kirana sembari memakan hidangan yang sudah dibuat Mbok Djum.

Mereka berdua menikmati hidangan dari Mbok Djum, seperti biasa makanan yang dibuat Mbok Djum selalu enak, kali ini Mbok Djum membuat Soto Betawi, makanan favorit bapak Kirana, David.

"Mbok enak banget Sotonya!" ucap Kirana dengan girang, ia teringat Bapaknya. "Ini yang biasa dibikin buat Papa kan?"

"Nggeh Non.. Itu saya bikin soalnya Non Kirana mau pergi ke Bandung, seperti dulu pas Non mau kuliah." jawab Mbok Djum dengan senyum penuh keriputnya.

Mendengar Mbok Djum, ia menjadi ingat saat-saat ia mau pindah ke Bandung. Bapak Kirana membuat makan-makan bersama keluarga besar. Tante, om dan semua sepupu-sepupu Kirana datang sebagai bentuk selametan. David, sering sekali membuat acara makan-makan dirumahnya, namun semenjak ia meninggal, ritual seperti itu jadi jarang dilakukan.

Senyum pahit muncul di bibir Kirana, Hatinya dipenuhi rasa sendu yang membekas sejak kepergian ayahnya. "Aku jadi kangen sama Papa, Ma. Apalagi di saat seperti ini." Fitri mengulurkan tanganya sambil meremas tangan Kirana dengan penuh kasih sayang. "Papa pasti juga kangen sama kamu, sayang." Mereka berdua saling berbagi senyuman, "Yaudah cepet dihabiskan, besok kamu pagi loh."

Mereka melanjutkan makan malam dengan topik yang lebih ringan, seperti Fadhil, sepupu Kirana yang baru saja diterima di Universitas favorit di Depok, atau masalah politik yang sebenarnya Kirana tidak peduli, dan apa saja pekerjaan yang akan Kirana lakukan besok di Bandung.

***

Keesokan harinya sebelum Kirana berangkat, Fitri membawakanya kukis coklat yang biasa ia buat. "Nih bagi-bagi sama teman mu, kalau pada suka, suruh pesen ke mama ya."

The Girl with Stars in Her Eyes [Gadis dengan Bintang-Bintang di Matanya]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang