RADENTARA 7

35 6 0
                                    


Ohayooo Hujann in here!!
Tolong untuk vote dan komennya ya sebagai bentuk apresiasi dan support ke aku.
Kalian juga bisa kasih krisar agar cerita ini bisa jadi lebih baik lagi.
Selamat membaca🤍

_________

Berdebat dengan Yosep membuat Raden haus. Ia melangkahkan kakinya menuju kantin untuk membeli sesuatu yang bisa menghentikan kekeringan di dahaganya.

Setibanya di area kantin. Raden disambut dengan kebisingan dari para murid-murid lain yang sedang berebut ingin dilayani lebih dulu.

Kedua mata Raden beredar mengitari seisi kantin. Sampai akhirnya kedua matanya berhenti pada satu titik yang sedang menampilkan Tara dan kedua temannya.

Ketiganya tampak sedang mengobrol serius. Hingga sampai akhirnya Tara tiba-tiba menarik sebuah plastik dari salah satu temannya tersebut. Kemudian membuang plastik tersebut ke dalam kotak sampah.

Raden berjalan menghampiri kotak sampah tersebut untuk melihat apa yang baru saja cewek itu tadi buang. Kedua mata Raden membola sempurna. Ia menggeram marah saat melihat isi plastik tersebut ternyata risol jualannya yang ia titipkan di kantin. Itu pasti risol pemberian Yosep tadi.

Raden segera mengambil kembali plastik tersebut. Lalu dengan tatapan marah yang tertuju ke arah ketiga gadis tersebut Raden berucap, "Orang kaya emang sulit untuk menghargai, ya kayaknya?"

Ketiga gadis tersebut berhenti melangkah. Mereka kompak berbalik badan setelah mendengar penuturan Raden barusan.

"Lo!?" Tara bergumam pelan. Kedua matanya tak sengaja melihat tangan Raden memegang plastik yang ia buang tadi.

Tara menaikan pandangannya kembali ke arah Raden. "Lo barusan ngomongin gue?" tanya Tara.

"Menurut lo?" Bukannya menjawab, Raden malah balik bertanya. "Kenapa lo buang makanan ini? Ini dari Yosep, kan?" ucap Raden sembari menatap ketiganya secara bergantian.

"Iya," jawab Ayara.

"Kenapa dibuang?" Raden kembali bertanya. "Harusnya kalau lo gak mau. Lo tolak aja dari awal. Jangan malah dibuang kaya gini. Mubazir tahu, gak!"

"Sorry, kita gak-"

"Maaf kalau lo tersinggung karena makanan pemberian temen lo, kita buang," ucap Tara memotong Ayara yang baru saja hendak bicara. "Ya, lo benar. Harusnya dari awal Ayara gak nerima itu. Tapi karena mungkin dia gak enak buat nolaknya, jadi dia malah terima-terima aja. Padahal dia tahu kita gak makan makanan yang berminyak kaya gitu. Soalnya itu gak baik buat kesehatan."

"Kalau makanan ini gak baik buat kesehatan. Tuh murid-murid lain yang pada makan ini udah sakit dari lama. Dan penjual risol ini udah dituntut dari dulu!" sahut Raden, dengan emosi yang semakin memuncak kala mendengar penuturan gadis di depannya itu.

"Lagian apapun alasannya, membuang makanan kaya gini adalah hal yang salah!" ujar Raden, menambahkan. Jari telunjuk Raden terangkat naik mengarah ke Tara. "Lo tahu gak? Tanpa lo sadari, hal yang lo lakuin ini sudah membuat kecewa orang lain."

Jari telunjuk Raden berpindah menjadi ke arah atas membentuk simbol angka satu. "Pertama, lo udah bikin kecewa temen gue. Karena lo udah buang makanan pemberian dia. Asal lo tahu, dia rela gak jajan demi beliin itu buat kalian!"

Jari tengah Raden ikut tegak. "Kedua, lo juga udah bikin penjual risol itu kecewa dengan perbuatan lo yang membuang makanan buatannya gitu aja. Terus ditambah lo yang seenaknya bilang kalau makanan buatannya gak sehat!"

"Biasakan berpikir panjang dulu sebelum berucap dan bertindak. Jangan sampai hal yang lo ucapkan dan lakukan malah menyakiti orang lain!" ucap Raden, mengakhiri penjelasan panjangnya pada ketiga gadis tersebut.

Napas Raden berhembus kasar. Lalu dengan perasaan marah bercampur kecewa ia berbalik pergi meninggalkan ketiga gadis tersebut.

Di sisi lain, Tara dan kedua temannya terdiam tanpa tahu harus merespon seperti apa. Ketiganya melirik ke sekeliling. Semua pasang mata orang-orang yang ada di kantin sudah tertuju ke arah mereka semua.

"Ayo ke kelas," ajak Zera sembari menarik masing-masing tangan Ayara dan Tara.

*****

Raden memasuki kelasnya dengan wajah datar. Tangannya mencengkram erat plastik risol yang tadi dibuang oleh Tara. Ia berjalan menuju bangkunya. Kemudian duduk begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa.

Melihat kedatangan Raden membuat Yosep yang tadinya mengobrol dengan salah satu teman sekelasnya itu, langsung pamit untuk kembali ke bangkunya.

"Maneh dari mana, Den?" tanya Yosep. Ia mendudukkan bokongnya di bangku yang ada di samping Raden. Dipandanginya Raden yang tidak meresponnya sama sekali. "Dia beneran marah?" batin Yosep bertanya-tanya.

"Den! Raden!?" Yosep menyentuh lengan kanan Raden. Kedua matanya tak sengaja melihat plastik yang masih digenggaman erat oleh tangan Raden.

"Maneh bawa apa?" Yosep hendak melihat isi plastik yang dipegang Raden. Ia tertekun sejenak melihat isi plastik tersebut adalah risol. "Lah, naha kitu kamu beli jualan sendiri?" tanyanya keheranan.

Raden menghembuskan napasnya kasar. Ia melirik sinis ke arah Yosep sambil berucap, "Ini risol yang lo kasih ke cewek baru itu!"

"Ko bisa jeung maneh!?" ucap Yosep kaget sekaligus bingung sendiri. "Kamu ambil ya dari mereka!?" tuduhnya.

"Gue ambil dari kotak sampah," sahut Raden. "Makanan pemberian lo ini dibuang sama mereka!" Raden meletakkan plastik tersebut ke atas meja di hadapan Yosep.

Yosep menatap plastik tersebut dengan tatapan nanar. Risol di dalamnya masih utuh seperti waktu dia memberikannya pada Ayara tadi.

Yosep tak mau percaya dengan apa yang Raden katakan. Tapi di sisi lain, Yosep mengenal Raden dengan sangat. Cowok itu paling anti bercanda soal begini. Ditambah dengan raut wajah Raden yang sejak masuk kelas tadi terus saja datar seperti menahan amarah. Membuat dia semakin yakin jika Raden tidak sedang berbohong sekarang.

Pandangan Yosep dan Raden beralih kompak ke arah pintu. Ketika suara-suara berisik terdengar dari arah sana. Tampak Tara dan kedua temannya datang sambil mengobrol dan bercanda.

Mata Yosep tak sengaja bertemu dengan mata Ayara yang berjalan paling belakang. Kontak mata antara keduanya pun tak bisa dihindarkan.

Ayara bisa melihat adanya kekecewaan yang terpancar dari kedua mata Yosep. Pasti Raden sudah menceritakan kejadian tadi pada cowok itu.

Kontak mata keduanya terputus karena Raden yang tiba-tiba menepuk pundak Yosep. Yosep mengalihkan pandangannya ke arah Raden yang sedang berdiri.

"Gue mau duduk di situ," ucap Raden sembari menunjuk ke bangku milik Yosep.

Raden tidak mau duduk bersebelahan dengan cewek angkuh seperti Tara.

Mengerti dengan situasi yang sedang terjadi. Yosep pun mengangguk, menyetujui. Ia segera bangkit, dan keduanya pun langsung bertukaran posisi.

*
*
*
*
*

Bersambung ....

So, gimana dengan part ini? Suka?
Aku harap suka yaa
Terimakasih untuk vote dan komen yang udah dikasih, Gengg💗
See you next part okeyy!!

RADENTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang