RADENTARA 1

258 44 129
                                    

Ohayooo Hujann in here!!
Tolong untuk vote dan komennya ya sebagai bentuk apresiasi dan support ke aku.
Kalian juga bisa kasih krisar agar cerita ini bisa jadi lebih baik lagi.
Selamat membaca🤍

_________

Senin pagi adalah hari keramat yang paling tidak disukai anak-anak sekolah. Termasuk Raden Pramudya.

Bagi murid SMA Rajabasa kelas XI itu. Hari senin adalah hari paling sibuk, paling ribet, dan paling melelahkan, karena ada upacara di hari itu.

"Maneh teh pasti pura-pura sakit lagi," ucap seorang murid laki-laki dengan pakaian putih abu-abu lengkap dengan dasi dan topi, yang baru saja masuk ke dalam uks sambil membawa sebuah nampan berisikan tiga gelas teh hangat dan dua plastik roti coklat.

Dia adalah salah satu anggota pmr. Namanya Yosep. Fyi, dia teman sebangku Raden di kelas. Anaknya cerewet, dan suka sok berani. Padahal aslinya penakut mampus!

"MAAUUU!"

Bukannya menanggapi perkataan siswa tersebut. Raden justru berseru meminta teh dan roti yang dibawanya.

Kedua tangannya terjulur ke depan, mengkode Yosep untuk segera memberikan apa yang ia minta.

"Jawab dulu! Maneh pura-pura sakitkan?" Yosep kembali mengulangi perkataannya untuk yang kedua kali.

Raden merengut sebal. Dia memajukan wajahnya tepat di depan muka Yosep. Ditunjuknya bibirnya yang pucat dengan jari telunjuknya.

"Lo gak liat bibir gue pucet kaya mayat. Itu tandanya gue sakit, Sep! Lo jangan suudzon mulu, 'deh sama gue."

"Itu mah kamu pakein bedak, Den. Kita udah temenan dari kelas 10! Aing geus apal sama kalakuan dan taktik maneh buat bolos upacara." ucap Yosep sembari memundurkan tubuhnya, untuk memberikan jarak antaranya dan Raden.

"Terserah lo aja, 'deh."

Raden melompat turun dari atas bangkar yang didudukinya. Ia berjalan sendiri mendekati meja tempat nampan yang berisikan teh dan roti tadi berada.

Tanpa basa-basi, Raden langsung duduk di kursi depan meja tersebut. Kemudian, ia langsung meminum salah satu teh dalam gelas. Setelah itu, dilanjutkan dengan mencomot roti coklatnya. Kini kedua pipinya sudah menggelembung karena terisi penuh dengan roti coklat yang ia makan.

Yosep hanya bisa menghela napas sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah teman sebangkunya itu. Raden memang keras kepala dan sulit dikasih tau dari dulu.

"Kalau aya si Albi, udah abis tuh kuping kamu di jewerin sama dia sampe merah."

"Sayangnya Albi gak ada. Jadi itu gak akan terjadi."

Tanpa Raden sadari, seorang guru wanita masuk ke dalam uks sambil membawa sebilah mistar panjang berbahan kayu berwarna kuning.

Raden tidak bisa melihat guru tersebut karena posisi Raden adalah membelakangi pintu uks.

"Albi gak ada, tapi Buk Puri ada. Dan dia bisa menjewer telinga kamu sampai copot."

Kedua mata Raden membola sempurna mendengar suara wanita yang menelisik memasuki indra pendengarannya.

Dengan gerakan slow mo, Raden memutar badannya. Mulutnya menganga kecil, kaget melihat sosok wanita berkerudung merah muda berdiri di depan pintu dengan kedua tangan dipinggang, sembari melemparkan tatapan horor.

"Pagi, Buk Pur," sapa Raden dengan tangan melambai-lambai dan tersenyum kikuk.

Buk Puri adalah salah satu guru paling killer dan gila disiplin di SMA Rajabasa, yang kalau ngomel bisa bikin kuping budek. Dia memang paling suka patroli begini saat upacara berlangsung. Untuk melihat-lihat apakah ada murid yang bolos saat jam upacara.

RADENTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang