RADENTARA 13

35 4 0
                                    

Ohayooo Hujann in here!!
Tolong untuk vote dan komennya ya sebagai bentuk apresiasi dan support ke aku.
Kalian juga bisa kasih krisar agar cerita ini bisa jadi lebih baik lagi.
Selamat membaca🤍

_________


Nirwana celingak-celinguk depan pintu sambil menenteng sebuah plastik biru di tangannya.

Raden dan Yosep yang sedang bermain game online di ponsel masing-masing pun kompak mengalihkan atensi mereka ke arah wanita itu.

"Milarian saha, Buk?"¹  tanya Yosep.

Pergerakan Nirwana terhenti. Ia menoleh ke arah tempat Yosep dan Raden sedang duduk.

"Milarian bapakmu, Sep,"²  jawab wanita itu. Pandangannya kembali beralih menatap ke luar. "Dimana sih anjeunna? Indung rék ménta nganteurkeun kaén milik Bu Ningsih. Jalma na geus lila ngadagoan."³

"Yosep we sini yang anter,"  kata Yosep menawarkan diri. Cowok itu menoleh ke arah Raden. "Aing pergi sebentar. Gak papa, kan, Den?"

"Gue sekalian pulang juga kalau gitu, deh." Raden hendak berdiri untuk berpamitan. Namun tubuhnya kembali terduduk karena Yosep yang mendorongnya untuk kembali duduk di tempat semula.

"Tong pulang heula. Urang mabar deui nanti. Aing bentar doang ko," ⁴ kata Yosep sembari menyelipkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Beneran, ya?"

"Iya," balas Yosep dengan sangat meyakinkan.

Raden yang memang masih ingin bermain pun akhirnya memilih untuk tetap tinggal. Sedangkan Yosep beranjak mendekati ibunya.

"Tong hilap ambil duitnya sekalian,"⁵ ucap Nirwana sembari memberikan plastik biru di tangannya itu pada sang anak.

"Iya, Buk." Yosep mengangguk patuh. Sesaat sebelum pergi, ia sempat kembali menoleh ke arah Raden untuk berpamitan. Raden hanya membalasnya dengan anggukan singkat yang disertai senyuman tipis.

*****

Tak butuh waktu lama. Setelah mengantarkan kain pada buk Ningsih dan menerima sejumlah uang yang dimaksud oleh ibunya tadi. Yosep segera bergegas untuk kembali pulang. Dia tak mau membuat Raden menunggu terlalu lama. Tar, cowok itu tantrum lagi.

Motor beat biru milik Yosep melaju dengan kecepatan sedang. Cowok itu mengendarai motornya sambil bersenandung kecil untuk menghempaskan kesunyian yang menyerang.

Jalanan-jalanan di kampung begini memang terbilang lebih sepi daripada jalanan di jalan lintas yang biasanya akan selalu dipenuhi dengan kendaraan yang berlalu-lalang setiap saat. Di sini, tak begitu banyak kendaraan yang sering melintas, warganya kebanyakan lebih senang berjalan kaki. Selain karena lebih menghemat biaya. Berjalan kaki juga bisa sekalian berolahraga.

Di pertengahan jalan. Yosep hampir saja menabrak seorang gadis yang tengah berlari ke arah yang berlawanan dengannya. Untung saja Yosep bisa dengan cekatan menghentikan laju motornya. Sehingga dirinya tak jadi menabrak gadis berhodie itu.

Sudah kaget karena kemunculan tiba-tiba gadis itu. Yosep semakin dibuat kaget saat melihat wajah gadis yang hampir saja ia tabrak tersebut adalah orang yang dia kenali.

Wajah cantik yang sedang menampilkan ekspresi terkejut sekaligus ketakutan itu adalah wajah gadis yang dia sukai di sekolah, Ayara!

Sama halnya dengan Yosep. Ayara pun juga kaget saat melihat pemotor yang hampir saja menabraknya itu ternyata Yosep, laki-laki yang seharian ini mengusik pikirannya.

RADENTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang