RADENTARA 16

29 2 0
                                    

Ohayooo Hujann in here!!
Tolong untuk vote dan komennya ya sebagai bentuk apresiasi dan support ke aku.
Kalian juga bisa kasih krisar agar cerita ini bisa jadi lebih baik lagi.
Selamat membaca🤍

_________

"Nyusahin lo, pendek!" dumel Raden sembari mengangkat tubuh Tara untuk dibawa ke UKS.

Di sisi lain. Tara yang sebenarnya hanya berpura-pura pingsan, membuka sedikit mata sebelah kanannya untuk melihat ke arah Raden yang terus mencibirinya.

Pandangan wajah Raden turun menatap Tara yang berada dalam bopongannya. Kedua mata Tara sontak kembali ia pejamkan rapat-rapat.

"Nih orang kecil-kecil tapi berat juga. Kebanyakan dosa kayanya."

"Sialan ya, nih cowok. Awas lo gue kerjain juga," maki Tara dalam hati.

Sesampainya di ruangan berbau khas obat itu. Raden buru-buru membawa Tara ke salah satu bilik yang ditutupi dengan kain hijau.

Sadar jika mereka sudah berada di tempat yang aman. Tara membuka kedua matanya sembari merapatkan wajah ke dada Raden. Dengan geram digigitnya dada sebelah kanan Raden hingga cowok itu memekik karena kaget sekaligus kesakitan.

Raden yang mendapatkan serangan tiba-tiba itu tentu saja terkejut. Secara reflex ia menjatuhkan tubuh Tara ke atas bangkar dengan agak kasar.

"Awww, pelan-pelan dong," seru Tara marah.

Raden tampak tak peduli. Ia terus menatap tajam ke arah Tara dengan tangan kanannya yang terus memberi usapan pada dada kanannya yang tadi digigit Tara.

"Anjing lo, ya, tiba-tiba gigit sembarangan!?"

"Lo yang anjing," sahut Tara tak kalah galak. "Ngatain gue berat karena banyak dosa segala. Maksud lo apa?!" tanyanya berkacak pinggang.

"Salah sendiri badan lo kecil tapi berat banget pas digendong. Apa coba namanya kalau bukan berat karena dosa?" balas Raden julit.

"Ini juga kenapa pas sampai uks lo bisa bangun dan jadi seger lagi?" Kedua mata Raden memicing, menatap Tara dengan penuh kecurigaan. "Lo pura-pura, ya, pingsannya?" tuduh Raden.

Tara menghembuskan napasnya. Ia merotasikan bola matanya sembari menyandarkan punggungnya ke dinding di belakangnya.

"Ngaku gak!? Lo pura-pura, kan pingsannya??" Raden kembali bertanya dengan nada menuntut.

"Menurut lo?"

Yakin dengan tebakannya. Raden menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.

"Bener-bener lo, ya. Awas lo gue aduin sama pak Hartono." Raden berbalik badan hendak pergi. Namun perkataan yang dilontarkan Tara membuat niatnya tertunda.

"Aduin aja. Paling kita disuruh lanjutin hukuman yang tadi."

Langkah Raden terhenti. Ia berbalik badan. Ditatapnya Tara, yang juga sedang memandanginya.

"Ayo aduin kalau lo mau lanjut lari keliling lapangan lima belas kali," titah Tara terlihat tenang. "Ehh?? Tapi kayanya bakal ditambah gak, sih kalau pak Hartono tahu gue bohong tadi?" imbuhnya sembari memasang wajah dengan tampang seperti sedang berpikir.

Raden merenung sejenak. Dirasakannya bahwa kebohongan Tara itu juga memberi keuntungan baginya. Ia pun memilih mengurungkan niatnya itu.

"Terus sekarang ngapain? Jam olahraga masih ada satu jam setengah lagi. Bosen banget gak ada kerjaan begini," gerutu Raden dengan diakhiri napas yang berhembus panjang.

"Tidur, lah," sahut Tara.

Cewek itu mengubah posisinya menjadi berbaring. Diambilnya selimut putih yang tersimpan di ujung bangkar. Lalu ia gunakan selimut itu untuk menutupi bagian kaki hingga pinggangnya.

Suara pintu yang terbuka membuat Raden kaget. Tara pun yang baru memejamkan matanya sontak kembali membuka kedua matanya karena kaget.

Panik. Raden mengode Tara untuk menutup kedua matanya seperti semula. Dengan gelagapan Tara mengikuti perintah cowok itu.

Tangan Tara meremas kuat selimut yang ada dalam genggaman tangannya. Di dalam hati ia terus berdoa agar siapapun yang baru saja masuk itu tak menyadari jika ia sedang pura-pura pingsan sekarang.

Di lain sisi, Raden menoleh kaget saat tirai bilik yang ia dan Tara tempati dibuka. Seorang murid berkacamata muncul dari balik tirai dengan sebuah kotak p3k di tangannya. Itu Aris Tan Juan, ketua osisnya SMA Rajabasa.

Diam-diam Raden menghela napas. Cowok itu menyungging senyum pada Aris sembari berucap,"Gue pikir siapa tadi. Ada apa, Ris?"

Aris menggeleng singkat. "Tadi gue dikasih tahu katanya ada yang pingsan. Karena anak pmr yang jaga hari ini lagi pada sibuk. Jadi gue yang gantiin," ujarnya menjelaskan.

Kepala Raden mengangguk-angguk mengerti dengan mulutnya yang membentuk huruf O.

"Ini dia kenapa kok bisa pingsan?" tanya Aris.

Cowok itu hendak mendekati Tara untuk memeriksa. Namun Raden dengan paniknya buru-buru mencegah. Kedua tangannya maju ke depan untuk menghalangi Aris agar tak mendekat.

"Gak perlu dicek lagi, Ris. Dia cuma pingsan karena kecapean karena tadi disuruh lari sama pak Hartono."

"Ohh, oke. Kalau gitu sini gue kasih obat angin di dekat hidungnya."

Lagi dan lagi Aris hendak mendekati Tara. Namun Raden untuk kesekian kalinya menghalangi.

Kening Aris mengerut keheranan dengan tingkah teman seangkatannya itu. Ada apa sih?

"Bi-biar gue aja yang ngasih," ucap Raden seraya merebut kotak p3k tersebut dari tangan Aris.

"Lo—" Raden diam sejenak mencoba berpikir alasan apa yang harus ia pakai untuk mengusir bocah cindo ini.

"Kata gue mending lo ke kantin aja beliin roti sama teh buat dia. Kayanya, nih cewek pingsan karena belum sarapan," ucap Raden memberi saran.

Lain di mulut, lain juga di hati. Di dalam hatinya Raden justru terus berseru meminta cowok itu agar segera pergi dari sana sekarang. Pergi gak lo sekarang!!

"Oke, deh."

Persetujuan dari Aris membuat napas Raden kembali berhembus lega.

"Gue ke kantin dulu kalau gitu. Lo jagain dia, ya." Raden mengangguk patuh sembari menampilkan senyuman terbaiknya.

"Ya, udah sana pergi sekarang," ucap Raden sembari berjalan mendorong Aris sampai diluar uks.

"Beli dua, ya, tehnya. Yang satu pake es," ucap Raden sebelum menutup pintu UKS itu kembali.

Raden menghela napas lega setelah berhasil mengusir Aris keluar dari sana. Di sisi lain, Aris masih berdiri di depan pintu uks dengan terheran-heran melihat tingkah Raden yang terasa aneh.

Dia kenapa?

Bersambung
__________________

So, gimana dengan part ini? Suka?
Aku harap suka, yaa
Terimakasih untuk vote dan komen yang udah dikasih, Gengg💗
See you next part okeyy!!

RADENTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang