#00 - Broken

74 16 2
                                    

Ketika rumah yang selalu kau banggakan kesempurnaannya, runtuh dalam sekejap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika rumah yang selalu kau banggakan kesempurnaannya, runtuh dalam sekejap.

***

Hakim telah mengetuk palu, membuat keputusan yang paling mengerikan untukku terima. Kilas balik tawa bahagia orang tuaku berputar bercampur dengan amarah dan kebencian yang terselubung dalam hubungan yang selama ini mereka jalin. Hari ini, mereka resmi bercerai.

Tangisku sudah pecah sejak tadi, melihat ibu yang mengemasi barang-barangnya dan bersiap hendak pergi. Aku berupaya keras agar suaraku didengar, agar permohonanku diterima, agar kami kembali bersama. Seperti dahulu.

"Ibu, kumohon ..." suaraku terendam karena sudah lelah menangis. Aku menarik lengan bajunya, berlutut di hadapannya, berharap Ibu mengasihaniku.

"Kalana, berhenti bertingkah kekanak-kanakan! Kamu sudah dewasa!" Dia menepis tanganku, bergerak menjauh.

Hatiku terasa diremas mendengarnya, tapi belum juga rasa sakit itu menyebar keseluruh tubuh, Ibu sudah berkata lagi dengan yang lebih tajam. "Dan satu lagi, jangan panggil aku Ibu! Aku malu punya anak pembohong sepertimu."

Aku terhuyung ke belakang, kakiku lemas hanya sekedar mendengarnya. Ibu menusukku dengan benalu beracun, membunuhku dari dalam secara perlahan.

"Ibu ... Kalana tidak-" aku menggeleng sambil terus meneteskan air mata, "aku tidak pernah berbohong ..." ujarku sendu.

"Kau terlalu banyak omong kosong! Menyingkir!!" Ibu mendorongku ke belakang, lalu pergi tanpa menoleh. Jika saja tidak ada Ayah yang menyanggaku, sudah dipastikan aku terjatuh.

Aku menatap kepergiannya dengan penuh kesedihan. Dia pergi bersama lelaki yang tidak aku kenali, pergi jauh tanpa bisa kurengkuh.

"Kalana-"

"Apa Ayah tidak mau mengejar Ibu?" tanyaku, menunjuk kemana perginya Ibu.

"Nak-"

"Kenapa Ayah sejak tadi diam saja?" Belum sempat Ayah bersuara, aku kembali melemparinya pertanyaan, "Ayah, apa kau melihatnya tadi? Apa kau menyesal? Ibu bahkan membenciku karenamu! Lihat sekarang! Ibu sudah menemukan lelaki lain yang lebih baik darimu! Memang apa bagusnya dari wanita jalang itu? Diicipi oleh banyak lelaki-"

"KALANA, STOP!" Aku terperanjat kaget. Untuk pertama kalinya seumur hidup, Ayah membentakku.

"Hanya lelaki bodoh yang menyia-nyiakan Ibu. Kembalilah pada wanita jalangmu, Ayah. Aku membencimu."

Aku berlari keluar, mencari mobil yang membawa ibuku pergi, meneriakkan namanya. Berharap Ibu belum pergi jauh, berharap Ibu dapat mengasihaniku sekali lagi dan membawaku pergi.

***

Kalana Aeryn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalana Aeryn

-18th, virgo
-dress putih
-menulis, pantai, mawar putih

-"kalau kau butuh seseorang untuk bangkit lagi, Mahija ada untukmu."

Mahija Haedar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mahija Haedar

-20th, taurus
-kemeja oversize
-Kalana, kamera, senja.

-"bahagia itu sederhana, sesederhana ketika kau mampu melihat hal baik sekecil apapun."



























Hai, terima kasih sudah membaca ~
Ini karyaku yang kesekian, semoga tidak berubah pikiran lagi ya^^ (yang berujung unpublish cerita)
Semoga suka, bermanfaat dan menyenangkan!

Ahya! Jangan lupa dengerin playlist Mahija🎧
(link ada di bio!)

- asy
Sel, 26 mar 2024
Pict's: pinterest

Meant To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang