(6)

1.3K 99 0
                                    

Kedua bola mata limario berkaca-kaca saat kepalannya mendapat elusan penuh kasih sayang dari seorang wanita sudah melahirkanannya tujuh belas tahun yang lalu . pandangannya tidak lepas sedetil dari wajah wanita empat puluh tahun yang jugak menatapnya penuh kerinduan. Limario mengubah posisi menjadi berbaring di pangkuan mama nya .

"Kamu ngak nakal kan Lim.selama mama ngak dirumah.? Tanya clara ibu limario.
Usapan Clara turun menggapai bahu limario dan mengusapnya.

"Ngak ma."limario menghela nafas sebelum akhirnya kembali bersuara.
"Aku bakalan usaha.karna aku tahu bagai mana rasanya di kecewain.dan aku ngak mau mama  ngerasain sakitnya di kecewain."ujar limario dengan tatapan sayu ke arah mamanya.

Batin limario menangis pilu. Ia sudah mengecewakan wanita pertama yang ia sayangi. Ia tumbuh menjadi anak yang tidak bisa dibanggakan dari segi manapun. Ia hanya seorang murid yang selalu di olok karena otaknnya yang tidak cerdas kenakalannnya.tidak ada sisiapapun yang bisa dibanggakan.mama pasti sedih kalau tahu semua tentangnya.

"Ma, sebenarnya mama kerja apa sih? Dari dulu sampai sekarang aku ngak tau pekerjaan maam.yang limario tau mama kerja jarang pulang.pulang juga paling nginep satu malam doang."tanya limario penasaran

"Limario, mama kan udah bilang ada dua pertanyaan yang ngak boleh kamu tanyakan ke mama.soal pekerjaan dan siapa papakamu" sahut Clara.

Limario menghela nafas berat.memang dari dulu.limario dilarang kerat untuk menanyakan dua hal itu.limario tidak pernah tahu apapun tentang ayahnya.wajahnnya belum pernah ia lihat,bahkan namanya pun limario tidak tahu.saat ia masih anak-anak, olok-olokan kerap menghampiri.teman sepermainannya sering melempar cibiran tentang limario yang tidak memiliki sosok ayah.

Sosok ayah hanya dalam angan limario.

"Besok pagi mama harus kerja lagi.kamu dirumah jaga diri baik-baik. Ajak teman kamu buat temenin."ujar Clara.

Limario bangkit dari pangkuan Clara.
"Mama cari uang buat apa sih?"tanya limario dengan nada yang menyiratkan ketidak sukaan.

"Buat kamu Lim.siapa yang menjadi alasan mama banting tulang kalau bukan kamu?"

"Nama tahu apa yang aku butuhkan?bukan uang ma.tapi kasih sayang mama.mama kemana aja selama ini?siapa yang nemenin saat aku sakit?aku sendirian dikamar.
Manggil-manggil mama.tapi yang datang pembantu kita. Siapa yang dukung kegiatan aku? Ngak ada ma. Dari kecil aku cuma di latih  buat sabar.sabar yang kayak gimana lagi ma?"
Limario menghapus air mata yang jatuh tanpa ia sadari.

"Limario, mama-----"

"Limario pengen kayak teman-teman ma. Dari aku tk sampai sma.apa pernah maam hadir disekolah ku? Ngak pernah kan? Semua mama limpahin ke orang"

"Kamu ngak ngerti apa-apa Lim!"

"Bagian Mana yang ngak aku ngertiin ma?

"Mau kemana kamu? Limario! Mama belum  selesai ngomong!" Bentak Clara saat melihat putranya tergesa-gesa menggenakan jeket yang tergeletak di shofa.
Limario mengabaikan clara, cowok itu berjalan cepat keluar rumah membawa kunci motor di tangannya.

"Limario!"

"Aku lagi emosi ma.aku harus jauh-jauh dari mama. aku takut emosi aku nyakiti perasaan mama.aku belum bisa mengendalikan emosi dengan baik."ucap limario jujur lalu tubuhnya menghilang dari balik pintu.
 
                                       ***
"Sayang, kamu ngak papa kan? Ko diam aja dari tadi."ucap jennie dengan lembut seraya membelai pipi limario yang terasa dingin.jennie tidak tau apa yang terjadi limario saat ini. tiba-tiba limario meminta nya menemuinnya didepan pintu gerbang.

Sekarang mereka masih didepan pintu gerbang Jennie duduk dimotor limario, sementara limario setia berdiri di hadapan jennie.
"Aku ngak papa.cuman kangen aja sama kamu"
sahut limario santai dengan senyumanb mengembang. Cowok itu menyentil hidung kekasihnnya membuat Jennie menekuk wajahnya kesal.

I'm Good (jenlim)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang