zwei

355 33 6
                                    

Langit senja yang biasanya memancarkan sinar oranye yang begitu indah, namun hari ini tidak memancarkan sinarnya dikarenakan cuaca yang sedang hujan. Seharusnya di waktu sore seperti ini murid-murid SHS Garuda akan menjalankan latihan fisik sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Biasanya beberapa bidang olahraga akan menghentikan latihannya ketika cuaca tidak mendukung, salah satunya olahraga sepakbola.

Saat ini Arkhan, Amar, Habil dan juga Welber sedang bersantai di kamarnya Arkhan dan juga Welber. Mereka sore ini seharusnya menjalani latihan, namun karena hujan latihan tidak diadakan. Padahal menurut mereka bermain bola saat hujan adalah hal yang paling menyenangkan, tetapi mereka tak bisa mengelak dari keputusan yang diperintahkan.

Mereka berempat memilih untuk mengisi waktu libur latihan dengan bermain game. Atensi mereka terfokus pada layar dan juga stik game yang dipegang. Karena stik game dikamar Arkhan dan Welber hanya dua, maka mereka bermain secara bergantian. Kali ini giliran Amar dan Welber yang bermain.

"GOLL!! AHAHAHA WELBER STUPID!" seru Amar ketika berhasil membobol gawang Welber

"Shut up! Kamu beruntung saja" ucap Welber tak terima

Jika kalian bertanya mengapa di asrama ada televisi bahkan game, maka jawabannya asrama garuda membebaskan penghuninya untuk menghibur diri. Asalkan saat alarm berbunyi, masing-masing dari mereka harus kembali ke kamar masing-masing dan mengerjakan tugas ataupun belajar.

Arkhan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua temannya itu, ia beranjak dari duduknya untuk membuat sesuatu di dapur bersama lantai yang mereka huni, yaitu lantai 4. Untuk informasi, setiap lantai di gedung  memiliki dapurnya sendiri untuk memudahkan penghuninya ketika lapar dan ingin memasak sesuatu. Anak-anak asrama sebenarnya jarang menggunakan dapur tersebut, karena mereka lebih memilih di luar. Saat memasak pun hanya membuat mie.

"Mau kemana Ka?" melihat temannya itu hendak pergi, Habil bertanya.

"Mau bikin mie nih, laper soalnya" balasnya

"Ikut dong! Gua juga laper"

Habil beranjak dari ranjang dan bergegas mengikuti Arkhan. Sebelum keduanya pergi, Amar dan Welber pun meminta tolong untuk sekalian dibuatkan mie instan. Arkhan dan Aulia pun mengiyakan, akhirnya mereka berdua pergi untuk membuat mie instan.

Jarak antara kamar Arkhan dan Welber cukup jauh dari dapur bersama, satu lantai terdiri dari 35 kamar dan dapur bersama terletak di dekat lift. Karena kamar Arkhan dan Welber bernomor 96, maka mereka harus melewati sekitar 9 kamar siswa lain. Habil masuk ke kamarnya –yang tak jauh dari kamar Arkhan tuntuk mengambil mie instan miliknya dan Amar terlebih dahulu, alhasil Arkhan pergi ke dapur sendirian.

Sesampainya di dapur, langsung saja Arkhan mengambil panci dan memasukan air ke dalamnya. Ia merebus airnya terlebih dahulu, sambil menunggu airnya mendidih ia membuka bungkus mie tersebut dan mengeluarkan bumbu yang ada didalamnya. Ia hendak membuka kemasan bumbunya namun tidak ada gunting disekitarnya, tiba-tiba saja ada yang menyodorkan sebuah gunting kepadanya. Refleks Arkhan mengucapkan terimakasih dan membalikkan badannya ke belakang untuk melihat siapa yang memberikan gunting itu. Namun tak ada seorang pun disana, ia mematung, mencerna apa yang terjadi barusan.

Ditengah kebingungannya, Habil datang membawa dua bungkus mie ditangannya. Habil melihat Arkhan yang sedang melamun sontak saja menepuk pundaknya. Tepukannya membuat Arkhan terjengit kaget, ia langsung menoleh melihat Habil yang memasang wajah seolah bertanya "ada apa?" Namun Arkhan hanya menggeleng sebagai jawaban. Habil pun tak menghiraukan, akhirnya mereka berdua melanjutkan untuk membuat mie instan.

°°°

Jam menunjukkan pukul 17.45, Amar dan Welber telah menyelesaikan gamenya, mereka tentunya menang dengan skor 3-1 dari lawan. Sembari menunggu Arkhan dan Habil kembali, mereka memilih untuk bermain handphone mereka.

One Of Us (Timnas U-17)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang