vier

262 24 5
                                    

Bel pulang berbunyi pertanda semua pelajaran di sekolah telah usai. Semua siswa bergegas keluar dari kelas, entah itu untuk kembali ke asrama, ekstrakurikuler, atau aktivitas lainnya.

Ikram, Figo dan Zaky berjalan berdampingan menuju ke lapangan sepakbola SHS Garuda untuk ikut bermain dengan teman-teman mereka. Seharusnya mereka bersama Dabin, tapi anak itu melipir dulu entah kemana, alhasil hanya mereka bertiga saja.

"Sebenernya kita ngelakuin ini bermanfaat ga sih?" Zaky berceletuk

"Bermanfaat, tadi gua juga ada disana waktu Jehan hampir gelut sama tu junior. Dan kelakuannya nyebelin banget, si Figo tadi juga mau mukul."

"Iya! Andai aja ga ditahan, penyok tu muka si bajingan. Kesel banget gua"

Mendengar jawaban kedua temannya Zaky mengangguk paham, jika Figo dan Ikram setuju, maka Zaky pun setuju. Ia sangat mempercayai teman-temannya ini, mereka tak mungkin berbohong.

"Woi! Tungguin dong" Seseorang memanggil mereka dari belakang, mereka menoleh dan ternyata yang memanggil adalah Nabil.

"Sendiri?" tanya Ikram

"Kagak, sama temen" balas Nabil

"Yee monyet"

"Lagian lu aneh, udah tau dia dateng sendiri juga" ucap Figo

"Ya namanya juga basa-basi" Ikram menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Basa-basi lu basi anjir, kaya sama siapa aja basa-basi segala. Ya gak bil?" kini Zaky ikut menyauti, lalu merangkul pundak Nabil

"Yoii" Nabil membalasnya dengan santai, ah ia lupa temannya itu tak sama dengannya. Mereka berempat berjalan bersama menuju lapangan dengan beberapa obrolan ringan.

°°°

Di toilet, seseorang sedang buang air besar. Setelah selesai ia pun memakai kembali celananya, keluar dari bilik kamar mandi lalu berjalan ke wastafel untuk mencuci tangan. Ia juga membasuh mukanya, saat membuka matanya ia melihat bayangan yang ada pada kaca di depannya. Bayangan itu seperti seorang laki-laki yang sedang mengintipnya dari balik salah satu bilik kamar mandi.

Ia menoleh pada bilik tersebut, namun tak ada siapapun disana. Ia pun tak memperdulikannya, membalikan badannya untuk kembali melakukan kegiatannya yang terhenti. Namun, saat ia membalikkan badannya, ia terkejut. Kaca yang ada di depannya tiba-tiba ada sebuah tulisan berwarna merah, warna merah tersebut berupa cairan yang kental. Tulisan tersebut tertulis dengan aksara Korea atau Hangul, yang berbunyi

"구해줘!"

Ia terkejut, namun penasaran juga. Disentuhnya cairan merah tersebut lalu diciumnya, baunya amis. Ia langsung mencuci tangannya dan menghapus tulisan tersebut karena ia juga tak tau arti dari tulisannya. Ada yang tak beres dari kamar mandi ini. Ia buru-buru mengambil tasnya hendak pergi dari sana. Namun, ia dikejutkan dengan keran air tersebut menyala sendiri. Tak sampai situ, air yang mengalir berubah menjadi cairan kental berwarna merah.

"Anjir!" katanya. Lalu ia berlari pergi dari kamar mandi, ketika cukup jauh dari kamar mandi tersebut ia berhenti. Ia menunduk dengan kedua tangannya memegang lutut. Nafasnya tersengal, wajahnya penuh keringat.

Apa itu tadi? Apakah ia berhalusinasi? Apa hantu itu memang ada? Tidak mungkin! Tapi.. ia baru saja mengalaminya sendiri, hal-hal tak masuk akal baru saja terjadi.

"Jehan?"

Seseorang memanggil namanya dari belakang. Ia langsung menegakkan badannya lalu melihat siapa yang memanggilnya. Ah ternyata orang itu temannya, Dabin.

One Of Us (Timnas U-17)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang