Ikram b'day!

205 22 0
                                    

Pagi hari tiba, sinar matahari menyinari bumi pagi itu. Ikram terbangun dari tidurnya ketika mendengar alarm milik Figo berbunyi, ia baru menyadari bahwa dirinya tertidur di meja belajar. Tadi ketika selesai sholat Subuh sebenarnya ia berniat untuk mengerjakan tugasnya, namun ternyata ia ketiduran.

Ikram pun memperhatikan sekitar kamarnya, ia merasa aneh. Tidak ada Figo disana, biasanya anak itu bangun sedikit lebih lambat dari ini. Apalagi ini hari Sabtu, mereka libur, dan Figo akan bangun saat jam 8 ketika hari libur. Ikram tak terlalu memikirkannya, Ikram pikir anak itu sedang pergi ke dapur untuk makan. Ia memilih beranjak ke kamar mandi untuk mandi.

Setelah selesai, Ikram langsung memakai bajunya. Saat ingin membaringkan tubuhnya ke ranjang, ia menyadari kalau ada sebuah sticky note di meja belajarnya. Ikram berpikir mungkin itu dari Figo, namun ia heran, kenapa anak itu tak mengiriminya pesan lewat handphone saja?

'Ikram, kalo lu udah bangun nyusul ya ke kamarnya Dabin sama Zaky, kuota gua abis hehe :D

-pacar Adel'

Ia membaca sticky note tersebut, benar saja, itu dari Figo.

Ikram langsung saja keluar dari kamarnya untuk menyusul Figo di kamar Zaky dan Dabin. Ikram berjalan memasuki lift untuk turun, karena kamar kedua temannya itu ada di bawah lantai kamarnya. Sebenarnya bisa saja lewat tangga karena hanya satu lantai, tapi Ikram lebih memilih memanfaatkan fasilitas yang ada, dalam artian ia sedang malas.

Saat masuk, ternyata ada seseorang di dalamnya. Posisi orang itu membelakangi Ikram, jadi ia tak melihat wajahnya. Ikram tak terlalu memperdulikan hal itu. Hanya beberapa hitungan detik Ikram sudah sampai, ia langsung keluar dari lift.

Sedikit terkejut karena ketika keluar ia melihat Jehan yang sedang berdiri di depan lift namun dengan tatapan matanya yang kosong. Melihat temannya Ikram langsung saja menyapanya

"Jehan? Lu ngapain begitu?"

Jehan tak merespon, ia justru memberikan sebuah kertas kepada Ikram. Ikram membuka kertasnya dan langsung membacanya,

'Pergi ke dapur'

"Hah? Ngapain ke dapur?" tanya Ikram kebingungan

"Ikutin aja" jawab Jehan dengan nada yang datar dan tetap dengan tatapan kosongnya

Ikram pun menurutinya walaupun merasa sedikit aneh. Ia berjalan menuju dapur lantai 6 yang posisinya tak jauh dari lift. Ia melihat ada seseorang di dapur itu, saat didekati orang itu adalah Iqbal dengan kondisi yang tak beda jauh dengan Jehan. Ikram sedikit bingung, Iqbal ini kamarnya satu lantai dengannya, apa yang dia lakukan di dapur lantai 6? Sambil melamun pula

Sebelum Ikram menyapa, Iqbal sudah berbicara terlebih dahulu

"Ambil satu" kata Iqbal sambil memegang beberapa kartu

Ikram menurut, mengambil satu kartu dari tangan Iqbal. Saat dibalikkan kartu yang diambilnya bertuliskan

'Buka kulkas dan ambil kunci'

Ikram mengikuti kartu itu, membuka pintu kulkas yang ada di dapur itu. Sedikit terkejut ketika di dalam kulkas tersebut ada orang, itu Habil, entah bagaimana caranya anak itu masuk ke dalam sana. Kulkas itu mati, mungkin sudah dicabut kabelnya dari stopkontak.

Bukannya takut, Ikram justru ingin tertawa melihatnya. Habil yang ada dalam kulkas dengan keadaan penuh luka dan memar— yang Ikram ketahui itu adalah makeup. Mata Habil terpejam, di sebelahnya terdapat sebuah kunci. Ikram hendak mengambil kunci itu, namun tiba-tiba Habil memegang tangannya.

"Heh! Homo ya lu?" ucap Ikram sambil menyingkirkan tangan Habil dan mengambil kunci tersebut

"Mentang-mentang pendek mau aja disuruh masuk kulkas" Ikram mengejek Habil. Dan Habil tak dapat menyembunyikan ekspresi kesalnya.

One Of Us (Timnas U-17)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang