acht

231 30 7
                                    


Habil yang sedang fokus menyimak tentu saja terkejut saat namanya disebut. Ia juga tak terima ketika dirinya dituduh

"Apaan sih kok jadi gua?" katanya dengan nada sedikit dinaikan

"Karena lo sempet izin setahun karena sakit. Ya siapa tau lo aslinya udah meninggal?" ucap Dabin dengan menggedikan bahunya

Alasan Dabin tak masuk akal bagi Habil, Habil berpikir bisa-bisanya Dabin menuduhnya hanya karena ia pernah izin satu tahun. Apakah anak itu punya dendam dengannya? Habil yang mulai emosi pun berjalan menghampiri Dabin dan memberi tatapan menantang

"Gua emang sakit dan alhamdulilah sekarang udah sehat! Lo kalo punya masalah sama gua ngomong jangan asal nuduh"

Amar yang melihat Habil emosi pun langsung menahannya agar tak berbuat lebih.

"Sudah Habil, kamu sabar, jangan emosi" ucap Amar berusaha menenangkan

Dabin tersenyum miring melihatnya, "Harusnya kalau emang bukan ya ga usah emosi sih"

Dabin tak sadar, jika seseorang menatapnya dan menyunggingkan senyum dengan satu alis diangkat.

"Ya gua emosi karena gua ga terima dituduh gitu aja!" Habil semakin emosi, wajahnya sudah memerah dengan urat-urat di lehernya yang menonjol.

"Tapi di pikir-pikir iya juga, kemungkinan elu bil. Lagian lo gak pernah bilang penyakit yang pernah lo alamin itu apa" ujar Figo menimbrung

Mendengar perkataan Figo, Habil memalingkan wajahnya lalu tertawa hambar. Dirinya tak percaya bahwa mereka menuduhnya tanpa alasan.

"Haha, sekalian aja semuanya nuduh gua, terserah."

Setelah mengatakan itu Habil langsung pergi dari rooftop meninggalkan mereka semua. Arkhan yang melihat teman sekelasnya pergi pun langsung mengikutinya.

Semua yang masih di rooftop pun terdiam, tak berniat menyusul Habil juga. Perasaan canggung pun menyelimuti mereka, tak ada satupun yang berniat mengeluarkan suara. Hingga bel masuk berbunyi memecah keheningan.

Iqbal sebagai kapten pun mengeluarkan suaranya, "Ya sudah, sekarang kita kembali ke kelas, ini kita bahas di lain waktu saja. Sa harap ini tidak membuat kita pecah dan saling bermusuhan. Dabin, Figo, minta maaf sama Habil nanti." katanya panjang lebar.

"Oh iya, jangan lupa nanti ada latihan. Jangan sampai coach Bima curiga kalian ada masalah, maka dari itu cepat lah berbaikan" tambahnya

Mereka hanya mengangguk paham mendengar penjelasan Iqbal. Ya, mereka berharap ini tidak akan menjadi masalah besar yang akan menjadi boomerang bagi mereka.

°°°

"Habil tungguin gua!" Arkhan berteriak memanggil Habil, ia juga berjalan dengan cepat untuk mengejar temannya itu.

Habil berhenti dan Arkhan berhasil menyandingi Habil. Arkhan memukul pelan  pundaknya, setelah itu dirangkulnya pundak Habil oleh Arkhan.

"Lu ga nuduh gua juga?"

Mendengar pertanyaan Habil, Arkhan langsung menggelengkan kepalanya. Mereka mengobrol sambil berjalan menuju kelas mereka.

One Of Us (Timnas U-17)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang