🐻Eps.27🔞🦊

2.1K 57 25
                                    

Upacara pernikahan sudah lama usai, bahkan pesta pernikahan pun juga sudah selesai. Kini Y/n sudah berada di kamar mereka, tempat dimana dia mungkin akan menghabiskan sisa hidupnya bersama Haechan.

Ini bukan pernikahan yang dia inginkan. Tapi statusnya sekarang ini bukanlah tunangan Renjun lagi. Melainkan istri dari Haechan. Dimana dirinya sudah berjanji akan mengabdi kepada pria itu.

Suara pintu terbuka membuat Y/n semakin diam. Dilihatnya Haechan yang berjalan ke arahnya. Tidak ada tanda-tanda dia mabuk setelah berpesta. Y/n pun menunduk setelah matanya bertatapan langsung dengan Haechan.

"Kau tidak ganti baju?" tanya Haechan lembut.

Y/n menggeleng.

"Kemarilah," kata Haechan seraya membantu Y/n berdiri.

Dapat Haechan rasakan, Y/n gemetar. Telapak tangannya berkeringat dan dingin.

"Sebenci apa pun, setidak suka apa pun dengan yang aku lakukan untuk mendapatkanmu. Itu tidak akan mengubah statusku yang sudah menjadi suamimu."

Y/n tahu. Dan dia masih menolak untuk terus mengingat fakta itu.

"Berbaliklah," kata Haechan, yang lebih pada perintah.

Y/n pun memunggungi Haechan.

Dibukanya resleting gaun pengantin Y/n pelan, membuat tubuh Y/n merinding. Diturunkannya resleting itu sampai kebawah gaun, hingga gaun itu pun jatuh kebawah, menyisakan Y/n yang setengah telanjang. Disibaknya rambut yang menutupi bahu Y/n lalu didekatinya dan menciumnya. Dilingkarkannya tangan kiri Haechan di pinggang Y/n yang ramping seraya menciumi bahu dan punggung bagian atas Y/n.

"Kau pernah bilang, tidak akan menolak jika kita sudah menikah. Berarti aku tak akan mendapatkan penolakan darimu lagi 'kan?"

Y/n memilih diam. Dia tidak ingin menjawab apa pun.

Haechan sudah menggendongnya dan menidurkannya di ranjang.

Y/n menoleh kearah samping menolak melihat Haechan yang berada di atasnya. Tapi pria itu memaksanya agar Y/n terus menatapnya.

Jantungnya berdebar. Bukan karena pertama kali melakukannya dengan Haechan. Tapi karena mengingat kembali kala mereka masih berada di suatu hubungan tanpa masalah. Dia dan Haechan pernah berangan mengenai bagaimana jika suatu hari mereka menikah.

Dan mereka telah sampai pada moment yang dulu hanya berada dalam angan mereka.

"Mungkin usahaku untuk mendapatkanmu bukan sesuatu yang baik, yang membuatmu merasa aku tidak memperlakukanmu dengan baik. Tapi setelah aku menjadi suamimu, aku berjanji akan memperlakukanmu sebaik mungkin."

Diciuminya lagi Y/n, mulai dari kening, pipi, hidung, bibir lalu turun ke leher.

Di sana Haechan menandai Y/n dengan memberinya gigitan. Diciuminya seluruh tubuh Y/n, seakan-akan mengatakan pada dunia, bahwa wanita yang sedang dicumbuinya sekarang adalah miliknya.

Haechan pun mulai memainkan lidahnya pada puting Y/n yang kemerahan. Terdengar suara desahan kecil dari bibir Y/n. Meski berusaha menahan sensasi ciuman Haechan dengan menggigit bibir bawahnya, tapi tidak bisa menahan suaranya saat Haechan menghisap puting payudaranya.

"Nghh... ahh... Haechan..."

Mendengar desahan dari Y/n saat dia melakukan hal yang sama, membuat Haechan semakin tidak bisa menahan nafsunya.

Pria itu melepas semua pakaian yang masih melekat di tubuhnya dan juga tubuh Y/n.

Diciumnya sekali lagi bibir Y/n seraya membisikkan kata, "aku mencintaimu, Y/n."

Perlahan Haechan melakukan penetrasi, sesekali melihat raut wajah Y/n yang mungkin kesakitan. Dia hiraukan saat air mata Y/n mengalir dari sudut matanya, yang terpenting Y/n tidak terlalu kesakitan. Haechan melakukan penetrasi semakin dalam, dirasakannya nafas Y/n yang mulai memburu.

Desahan dari mulut Y/n berubah menjadi erangan kenikmatan. Peluh membasahi tubuh Y/n dan Haechan. Erangan Y/n semakin keras, saat akhirnya dia mencapai klimaksnya nafasnya pun semakin memburu, membuat Y/n seperti orang meracau.

Merasakan nikmatnya bercinta sensasi yang berbeda ketika melakukannya bersama Renjun.

Suara erangan Y/n membuat Haechan mempercepat temponya dan dengan beberapa kali hentakan, dia pun mencapai klimaksnya dan menyemprotkan benihnya ke dalam rahim Y/n. Haechan pun menggulingkan tubuhnya di sebelah Y/n dengan nafas terengah-engah begitu juga dengan Y/n.

Dilihatnya Y/n yang berada di sebelahnya, ditariknya selimut untuk menutupi bagian pribadinya dan Y/n. Dibawanya Y/n dalam pelukan yang posesif, seakan-akan Y/n adalah sesuatu yang sangat berharga untuknya. Di sandarkannya dahinya pada dada Haechan dan tanpa waktu lama mereka pun tertidur.

***

Dahinya mengernyit. Merasa tidurnya terganggu karena wajahnya menghadap ke arah jendela yang sedikit terbuka.

Y/n ingin beranjak dari ranjangnya. Namun terhalang oleh lengan yang melingkari pinggangnya.

Butuh beberapa saat untuk dia menyadari bahwa dirinya sudah menikah. Sudah menikah dengan Haechan. Bukan Renjun. Seperti yang diinginkannya bertahun-tahun lalu saat masih menjalin hubungan dengan Haechan.

Y/n menyingkirkan tangan Haechan dari pinggangnya. Dia mengambil gaun tidur kimono yang berada di dalam lemari, sebelum membuka tirai hingga semua cahaya masuk ke kamar mereka.

Yang dia tahu Haechan tidak mudah terbangun dari tidurnya ketika sudah teramat lelah.

"Tidak biasanya kau bangun lebih dulu, sayang." Suara serak Haechan khas orang bangun tidur terdengar olehnya. Ternyata pria itu malah terbangun saat Y/n sudah membuka jendela.

"Ini... sudah siang."

Setelah berkata seperti itu, dia baru menyadari jam masih menunjukan pukul 7 pagi. Kegugupannya membuatnya merasa bodoh.

"Mau mandi atau kita belanja lebih dulu?"

"Mungkin, mandi," jawab Y/n tidak yakin.

"Bisa tolong ambilkan aku handuk di lemari?"

Y/n menurut tanpa banyak tanya. Mengambil salah satu handuk dari dua handuk yang dilihatnya dan memberikannya pada suaminya itu.

Tapi saat memberikan handuk tersebut, tangannya ditarik Haechan hingga tubuhnya jatuh ke pelukan pria itu. Dengan cepat Haechan langsung menggendongnya.

"Hei! Turunkan aku!"

Haechan terkikik geli melihat respon yang Y/n tunjukan. "Temani aku mandi ya."

"Kau bukan anak kecil, Haechan."

"Karena aku sudah dewasa dan sudah menikah makanya aku tahu lebih enak mandi berdua dengan istriku."

Wajah Y/n bersemu merah mendengarnya. Dia memeluk leher Haechan menyembunyikan wajahnya.

Haechan membawanya ke kamar mandi yang berada di dalam kamar mereka. Mendudukannya di bathup. Sementara pria itu berada di belakang Y/n dan menyalakan kran untuk mengisi bathup.

Haechan membantu Y/n melepaskan gaun yang baru saja dipakai. Dan melemparkannya kesembarang arah.

Haechan menggeser tubuhnya mendekati Y/n, menunggu air penuh dia memeluk Y/n dari belakang dan menyandarkan kepalanya di bahu Y/n.

Dia sudah tidak lama mendapati Haechan yang manja seperti ini. Agak canggung untuk terbiasa menghadapi Haechan yang seperti ini lagi.

"Karena sekarang ini aku adalah suami mu. Boleh aku memintamu untuk menurutiku?"

"Menuruti dalam hal apa?"

"Kita mulai kehidupan yang baru di sini. Cukup kau dan aku, sebagai suami istri. Dan lupakan apa yang terjadi di masa lalu, termasuk orang yang pernah menjadi masa lalu mu."

Walau Haechan tidak mengatakan dengan lugas. Y/n tahu perkataan pria itu menunjuk pada perintah agar Y/n melupakan Renjun.

Harusnya dia menolak. Dia membantah dan tidak menuruti pria yang mempersuntingnya dengan paksa ini.

"Baiklah."

Tapi ternyata, mulutnya lebih mudah mengiyakan dari pada menolak.

Obsessed » Haechan X You X Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang