🐻Eps.22🦊

548 51 17
                                    

                Mereka sudah sampai di apartemen.

Baik Y/n dan Renjun sama-sama diam. Y/n terusik dengan pikirannya sendiri, ketika melihat wajah datar Renjun meski pria itu tahu Y/n tetap memilihnya dari pada Haechan.

Menyadari kesalahannya yang membiarkan orang lain masuk ke hubungan mereka padahal mereka hampir sampai kejenjang pernikahan. Membuat Y/n sangat sulit meminta maaf karena tidak tahu apakah Renjun akan memaafkannya atau tidak.

Lewat ekor matanya, dia melihat Renjun melepaskan jasnya, mengambil dua minuman cola dingin dari kulkas sebelum duduk di sofa ruang tamu.

"Bisa kita bicara?" ucap Renjun.

Y/n mengangguk sebagai jawaban verbal. Dia menghampiri Renjun hendak duduk di sofa depan pria itu, tapi Renjun menahannya menginginkan Y/n duduk di sampingnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya wanita itu.

Terdengar Renjun menghela napas. Dia meremas pelan tangan Y/n. "Kau yakin ingin aku yang tanya lebih dulu dari pada kau yang mengungkapkan lebih dulu?"

"Aku ingin tahu sudah seberapa banyak kau tahu dan aku akan meluruskan apa yang berbeda antara sudut pandang kita."

Renjun diam sesaat. Dia memperingati, "aku berharap kau akan menjawab jujur, meski aku tidak mendesakmu untuk bicara jujur. Tapi kau tahukan, aku mudah sekali untuk melihat kau sedang berbohong atau tidak?"

Y/n mengangguk. "Mulai saja. Aku akan jawab jujur." Dia menelan ludah, sedikit ragu.

"Sejak kapan kau mulai dekat lagi dengan Haechan?"

Y/n sudah menduganya. Pertanyaan pria itu tak jauh dari seputar hal mengenai Haechan. "Sejak dia menjadi CEO diperusahaanku."

"Sudah selama itu ternyata," gumam Renjun pelan, namun masih dapat didengar Y/n. Dan itu membuat Y/n merasa bersalah, "kenapa dari awal kau diam saja dia mendekatimu?"

"Dia bilang jika aku menolak, dia akan memberitahumu, dan aku tidak ingin menimbulkan kesalah pahaman antara kita, Renjun."

Nada bicara Renjun mulai meninggi. "Tapi dengan aku yang tahu dari omongan orang lain yang melihatmu dekat kembali dengan Haechan. Aku yang melihat dengan mata kepalaku sendiri, kau yang sama sekali tidak menolak Haechan. Itu semakin membuatku salah paham Y/n!"

Y/n menunduk dalam, bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Renjun. Ini pertama kalinya dia mendengar Renjun yang berbicara dengan inotasi yang tinggi padanya. Dia takut, tapi dia tidak berani melawan karena tahu dirinya salah.

"Maaf." Satu kata yang hanya mampu dia katakan.

Terdengar isakan pelan dari pria itu. Sukses membuat Y/n mengadah mengecek keadaan tunangannya tersebut.

Renjun menutup mata dengan tangan kanannya. "Kau tahu betapa susahnya aku mengontrol emosiku sendiri? Memendam semua omongan buruk tentangmu yang katanya kau berselingkuh dariku, dan aku hanya mencoba mempercayaimu seutuhnya dan tak mencoba bersikap posesif karena kau punya trauma akan hal itu."

Pria itu menangis, pertama kali dihadapan Y/n. Seolah menumpahkan perasaan sakit hati atas yang Y/n lakukan.

"Maafkan aku... tapi aku tidak selingkuh dengan Haechan."

Y/n semakin merasa tak seharusnya dia memperlakukan Renjun seperti itu.

"Aku mencoba mempertahankan hubungan kita Y/n. Tapi kau kenapa mudah sekali membiarkan Haechan kembali masuk ke hubungan kita?"

Y/n menggeleng kuat. "Tidak, Renjun. Buktinya aku tadi tetap memilihmu, dan meninggalkan Haechan untuk bersamamu 'kan?"

Y/n menangkup wajah Renjun. Membuat Renjun membuka matanya agar dia dapat menatap dalam wanita dihadapannya ini. Mencari jawaban jujur dari pertanyaan yang akan dia ajukan.

"Kau memang bersamaku. Tapi, siapa yang sebenarnya paling kau cintai?"

Tidak butuh menunggu lama. Y/n menjawabnya dengan lugas. "Tentu saja kau, Renjun. Itu mengapa aku lebih memilihmu."

***

Brak!

"Bantu aku menghancurkan pernikahan ini."

Chenle terperanjat di kursinya karena Haechan yang tiba-tiba datang dan menaruh amplop dengan keras di atas meja kerjanya.

Chenle melihat jam dinding yang berada di ruang kerjanya. Dia mengernyit ketika jarum pendek menunjukan pukul 9 malam. Kemudian pandangannya tertuju pada Haechan yang datang ke rumahnya dengan penampilan berantakan, bahkan pria itu masih mengenakan kemeja kerja.

Chenle menahan semua makian yang tadinya ingin dia lontarkan ke Haechan, yang mengganggunya bahkan saat dirinya sudah di rumah dan tengah masih sibuk dengan pekerjaannya.

Itu semua karena dia melihat raut wajah yang Haechan tunjukkan. Pria itu benar-benar kacau.

Dia mengambil amplop yang Haechan berikan. Matanya sedikit membelalak ketika tahu, "kau memintaku menghancurkan pernikahan Renjun dan Y/n? Kau gila!"

Akhirnya makian itu dia lontarkan juga.

"Kalau aku tidak gila, aku tidak mungkin ingin melakukan ini."

Chenle mengacak kasar rambutnya. "Lupakan saja mantan kekasihmu, cari wanita lain! Kalau begini, kau dan Renjun tidak akan jauh beda dengan Jaemin dan Jeno!"

"Tentu saja beda. Karena salah satu dari kami akan mendapatkan wanita yang kami cinta itu."

"Ya! Dan Renjun yang mendapatkan Y/n. Kau kapan sadar Haechan?!"

"Selama mereka belum menikah. Aku masih punya kesempatan bersama Y/n. Sekecil apa pun kesempatan tersebut, pasti akan aku ambil."

"Kalau kau seyakin itu, lakukan saja sendiri. Jangan membawaku dalam urusan cinta segitiga kalian yang tak ada habisnya itu!" cecar Chenle, "aku benar-benar ingin hidup dengan tenang seperti Jisung dan istrinya."

"Aku tahu kau mampu membantuku, makanya aku datang padamu."

Chenle diam sesaat. Dia tampak ragu meski Haechan terlihat amat percaya padanya. "Renjun yang kita kenal dulu berbeda dengan dirinya yang sekarang," ujar Chenle pelan. "Aku bahkan yakin dia bisa melakukan hal yang lebih gila dari Jeno."

"Aku tahu," timpal Haechan, "dan aku juga tahu kau berada di piramida paling atas dalam hal kekuasaan. Aku yakin kau bisa membantuku."

"Tapi aku tidak ingin mengambil resiko jika harus berada dipihakmu atau Renjun," balas Chenle, "aku akan lepas tangan jika kau memintaku mengancurkan pernikahan Renjun. Apa pun selain itu, aku akan membantumu tanpa terkecuali."

Haechan tersenyum miring, menunjukan seringainya.

Cukup. Bahkan itu lebih cukup baginya.

"Baiklah. Bantu aku mengganti identitas yang aku perlukan, bulan depan. Selebihnya aku yang akan melakukannya sendiri."

Obsessed » Haechan X You X Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang