🐻Eps.32🦊

797 49 9
                                    

                "Dia sendiri tidak menyangka bisa hamil lagi padahal sudah kosong selama 12 tahun. Usia anak pertama dan anak keduanya terpaut sangat jauh,"cerita Y/n.

Haechan mengangguk mendengarnya. "Lalu bagaimana respon keluarganya?"

"Tentu saja terkejut, dan senang juga pastinya. Makanya dia mengundang tetangganya juga untuk ikut merayakan gender reveral anak keduanya. Aku dan para ibu yang lain, masing-masing berencana membawa barang-barang bayi yang berbeda."

"Sepertinya kau sangat mendalami peranmu sekarang yang menjadi seorang istrinya yang senang bercengkrama dengan para tetangga." Haechan meledek istrinya yang tengah sibuk mengambil baju bayi sementara dirinya mendorong trolly.

Y/n mengerucutkan bibirnya. "Habisnya aku bosan jika di rumah terus. Apalagi kau sibuk dengan pekerjaanmu. Kau mempermasalahkan aku yang terlalu banyak bergaul dengan tetangga kita?"

Haechan tertawa pelan. "Tidak masalah," dia mengusap lembut punca kepala istrinya, "aku suka mendengar cerita keseharianmu yang baru sebagai istri. Hanya saja-"

Y/n menaikan sebelah alisnya. "Hanya saja apa?"

"Kita dari tadi sibuk mencari baju bayi untuk orang lain. Kapan kita membeli ini untuk anak kita sendiri."

"Hei!" pekik Y/n, reflek dia menepuk pundak suaminya. Pipinya memerah karena malu.

Haechan tertawa dengan respon cepat istrinya.

Dua pasangan yang masa bodo meski beberapa pasang mata memperhatikan mereka karena kehebohan mereka. Untungnya tidak berlangsung lama.

"Baru beberapa jam lalu kita ke dokter kandungan untuk konsultasi," lanjut wanita itu, "itu pun karena kau yang merengek ingin ke sana."

"Jangan salahkan aku. Setelah mendengar kabar kehamilan dari tetangga di sebelah rumah kita. Kau tiap malam selalu mengajakku berandai-andai semisal kita menjadi orangtua. Aku sebagai suami yang baik tentu saja, ingin membantumu segera merealisasikan itu dengan membawamu ke dokter kandungan dan juga lebih sering-"

"Stop, Haechan." Y/n menutup mulut suaminya, sebelum Haechan melanjutkan ucapannya yang membuat wajah Y/n semakin memerah. "Jangan bicara yang frontal seperti itu di depan umum. Memang kau yang mengatakannya, tapi aku yang malu mendengarnya."

Haechan menggenggam tangan Y/n, menyingkirkan tangan mungil yang menutupi mulutnya itu. Dia mengecup sekilas pipi Y/n.

"Kita di depan umum, Haechan."

Haechan tersenyum, dia menunjuk jari manis kirinya yang mengenakan cincin. "Tidak masalah. Kita 'kan sudah menikah."

Y/n diam, dia merasa jengkel sendiri karena ucapan Haechan memang benar. Tapi tetap merasa malu karena baru sadar sekarang mereka menjadi pusat perhatian.

"Ayo kita bayar belanjaan ini sekarang."

Seraya mendorong trolly. Dia berbisik ke istrinya, "memang lebih baik pulang, sih. Semakin siang malah semakin dingin, lebih enak jika di rumah berdua saja."

Y/n tidak merespon godaan suaminya. Tapi tentu saja raut wajah malu-malunya menjelaskan semuanya.

Bahkan saat sampai di depan kasir. Kasir yang sepertinya sudah berumur itu, dengan bahasa asing berbicara pada mereka.

"Sepertinya anda terlalu menggoda istri anda."

Haechan merangkul Y/n. Dengan bangganya dia berkata, "istri saya sangat cantikkan jika malu-malu seperti ini."

Obsessed » Haechan X You X Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang