🐻Eps.31🔞🦊

2K 57 19
                                    

Y/n memeluk paper bag berisi roti yang baru matang, yang baru saja dibelinya di toko roti dekat dengan rumahnya. Y/n menolak ditemani suaminya, pekerjaan suaminya masih banyak yang belum selesai, membuat Haechan duduk dalam waktu lama di depan komputer yang berada di ruang kerjanya.

Alhasil dia pergi bersama tetangganya yang merupakan seorang ibu dari dua anak yang masih berusia 12 tahun.

Mulai nyaman dengan lingkungannya, orang-orang yang ramah membuat dia terbiasa dan sudah mengenal beberapa tetangganya. Mungkin karena sekarang dirinya sudah menjadi istri Haechan, pria itu juga tidak begitu mengekangnya seperti saat mereka belum menikah.

"Aku pulang."

Tidak ada sahutan. Y/n melirik ke salah satu pintu pojok kanan yang berada di lantai dua, ruangan yang dijadikan Haechan sebagai ruang kerjanya. Ruangan itu masih tertutup.

Y/n melepaskan coat dan sarung tangan, ditaruhnya ke sofa, sebelum melangkah cepat ke lantai dua dengan membawa roti yang tadi dibelinya.

Tanpa mengetuk, dia membuka pintu tersebut.

Haechan yang tadinya sedang fokus dengan komputernya, segera mengalihkan pandangan kepada istrinya. Pria itu melepaskan kacamatanya, dia tersenyum ketika Y/n menghampirinya.

"Kau sudah dapat roti yang ingin kau inginkan?"

Y/n mengangguk kecil. Dia mengambil salah satu roti tersebut, mencubitnya sedikit, kemudian menyuapi suaminya. "Bagaimana?" tanyanya antusias.

"Enak. Tapi bagiku terlalu manis."

"Bagaimana jika ditemani kopi pahit? Sepertinya cocok."

"Boleh, sayang. Tolong buatkan ya."

Y/n baru saja ingin keluar dari ruangan Haechan. Tapi ketika dia membuka pintu, seluruh lampu di rumah mereka padam. Membuat tubuh Y/n membeku karena kegelapan yang tiba-tiba ini.

Wanita itu kemudian berteriak memanggil suaminya. "Sayang, tolong nyalakan flashlight di ponselmu."

"Ponselku mati, aku lupa charger. Ponselmu di mana?"

"Ponselku juga mati," balasnya kalut.

Dia memejamkan mata saat mati lampu, takut ketika membuka mata malah melihat sesuatu yang tidak diinginkannya dalam kegelapan. Saat merasa suaminya menyentuh pundaknya, Y/n dengan cepat memeluk lengan pria itu.

Membuat Haechan tertawa ketika merasakan cengkraman suat pada lengannya.

"Aku akan mencari penerangan. Kau tunggu-"

"Tidak," potong Y/n cepat, "aku akan ikut denganmu."

"Aku tidak keluar ruangan. Aku menyimpan lilin di ruangan ini, sebentar ya."

"Baiklah."

Haechan mendapatkan sebatang lilin dan menyalakannya, sepertinya cukup untuk menemani kegelapan di rumah mereka sampai listrik kembali menyala. Dia kembali menghampiri Y/n.

Api menyala. Pancaran sinarnya memang tak luas tapi cukup membuat Y/n menjadi lebih baik.

"Mau ke kamar saja?" tawar Haechan.

"Iya, aku mau di kamar."

Haechan menuntun istrinya menuju kamar mereka yang untungnya berada di samping ruang kerjanya.

Dia membawa Y/n ke ranjang, sebelum dirinya menaruh lilin di nakas dan ikut wanita duduk di sisi ranjang.

"Haechan. Apa ini akan lama?"

"Mungkin... karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Tadi aku lihat keluar, rumah-rumah yang lain juga padam."

Y/n menghela napas pelan. "Kenapa harus malam hari."

Obsessed » Haechan X You X Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang