🐻Eps.26🦊

910 58 8
                                    

                Matanya melirik ke sekitar. Tak ada satu pun saksi pernikahan yang dia kenal di sini.

Seharusnya ini adalah hari pernikahannya dengan Renjun dan menjadi hari yang paling membahagiakan untuknya.

Y/n mengenakan balutan gaun pengantin berwarna putih dengan ekor gaunnya yang sedikit memanjang. Meski matanya terlihat sembab, namun riasan dapat menyamarkannya dengan sempurna.

Acaranya segera dimulai, dipasangkannya veil sebagai penutup wajah dengan mahkota kecil di kepalanya, Y/n berjalan di dampingi pria yang sama sekali tidak dikenal olehnya. Rambut panjangnya terurai, semakin membuatnya terlihat menawan.

 Rambut panjangnya terurai, semakin membuatnya terlihat menawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan perlahan dilangkahkan kakinya yang terasa berat. Di depannya, terlihat Haechan dengan tuxedo putih serta dasi berwarna hitam dan bunga yang terselip di tuxedonya.

 Di depannya, terlihat Haechan dengan tuxedo putih serta dasi berwarna hitam dan bunga yang terselip di tuxedonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan terlihat berbeda, senyumnya bukan lagi senyum menakutkan tapi senyum hangat yang dia tunjukkan. Sepertinya, Y/n pertama kali melihat senyum itu saat dia menerima pernyataan cinta Y/n.

Pria asing yang tadi menggandeng tangan Y/n kini menyerahkan Y/n ke tangan Haechan. Pendeta pun memulai upacara pernikahannya.

"Dihadapan Allah serta semua yang hadir disini, saya menyatakan dengan tulus ikhlas senantiasa mencintai engkau, untuk tetap menjadi istri saya. Saya berjanji untuk senantiasa mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit.

Saya mau senantiasa mengasihi dan menghormati engkau sepanjang hidup saya. Saya berjanji menjadi ayah yang baik bagi anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada saya. Demikianlah janji saya demi Allah dan injil suci ini."

Y/n menangis sejadi-jadinya, seandainya Renjun yang ada di altar bersamanya.

Y/n sama sekali tidak mendengar apapun yang pendeta bicarakan. Bahkan saat Haechan menyelesaikan janji pernikahannya, Y/n juga tidak dengar. Pikirannya menerawang pada Renjun.

Lamunannya buyar, saat suara pendeta menyadarkannya. Y/n tersentak, akhirnya dia mengucapkan janji pernikahan kepada Haechan.

"Dihadapan Allah serta semua yang hadir disini,saya menyatakan dengan tulus ikhlas senantiasa mencintai engkau, untuk tetap menjadi suami saya.

Saya berjanji untuk senantiasa mengabdikan diri kepadamu dalam untung dan malang, di waktu sehat dan sakit. Saya mau senantiasa mengasihi dan mengormati engkau sepanjang hidup saya. Saya berjanji menjadi ibu yang baik bagi anak-anak yang dipercayakan Tuhan. Kepada saya."

Dipasangkannya cincin pernikahan di masing-masing jari manis Haechan dan Y/n. Dibukanya veil penutup wajahnya. Di tatapnya wajah Haechan yang sekarang berdiri di hadapannya. Masih sama, pandangan hangat yang dia dapat.

Semakin lama wajah Haechan semakin dekat, bahkan Y/n dapat merasakan hembusan nafas hangat Haechan. Lalu dapat dia rasakan, bibir lembut Haechan menyentuh miliknya. Dipejamkan matanya seraya merasakan sensasi ciuman pernikahannya.

Yang dia rasakan bukanlah ciuman penuh nafsu, tapi ciuman yang hangat. Sekeras apa pun dia berpikir Haechan hanya terobsesi padanya.

Hatinya memberontak menolak, dan mengatakan. Pria ini sangat mencintainya.

***

Seoul, South Korea

Ruang kerjanya berantakan. Dia tidak menerima pasien tapi dia tetap datang ke rumah sakit sebab di sini dia bisa menyuruh keamanan agar tidak ada yang mengganggunya.

Dia sibuk dengan komputernya. Mencatat penelitian yang sedang dia lakukan. Bukan, ini bukan menyangkut Y/n yang tengah diambil Haechan entah kemana. Toh dia sudah menyuruh orang kepercayaannya untuk menyelidiki keberadaan mereka.

Hanya tinggal menunggu waktu sampai dia bertemu kembali dengan calon istrinya.

"Renjun. Ini aku Tzuyu dan Yeonjun. Bisa kami masuk ke ruanganmu?"

Renjun menekan intercom di mejanya untuk menjawab dua temannya yang ada diluar ruangannya.

"Silahkan."

Renjun dengan cepat menyimpan hasil penelitiannya itu di flashdisk dan mengantonginya di saku jas dokternya.

Pintu ruangannya terbuka.

Hanya dua orang ini yang bisa menemui Renjun setelah kejadian Y/n yang menghilang. Sebab hanya Tzuyu dan Yeonjun yang Renjun percayai untuk menemukan alasan bagaimana cara Haechan menculik Y/n darinya.

Renjun menghampiri Tzuyu dan Yeonjun yang duduk di sofa.

Tzuyu mengeluarkan plastic kecil yang berisi benda yang tak asing bagi mereka.

"Ini 'kan obat bius spray?" Yeonjun menunjuk benda tersebut. "Sepertinya pelaku menyemprotkan ini sebelum membawa Y/n kabur."

Tzuyu yang merupakan dokter anestesi. Paham sekali dengan masalah seperti ini. "Obat bius ini hanya bertahan sebentar saja. Kemungkinan Y/n sudah terbangun sebelum dia berhasil membawa Y/n keluar gedung."

Renjun mengernyit. "Tapi yang nampak dari CCTV, Y/n tidak melakukan pemberontakan sama sekali saat mereka membawanya keluar dari gedung. Dan itu tidak sebentar."

"Berarti kalian tahukan itu artinya apa? Dia di bius total seperti akan melakukan operasi."

"Bukankah itu menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya jika tidak ditangani orang yang ahli?" Tangan Renjun mengepal kuat. Dia masih berusaha mengontrol emosinya.

"Tepat sekali. Kau tidak perlu memikirkan efek buruk pada Y/n. Karena yang memberikan obat bius tersebut adalah dokter anestesi."

Tzuyu mengeluarkan ponselnya. Dia menunjukan sebuah profil yang profesinya sama seperti mereka.

"Bersyukurlah kau Renjun karena penculikan mereka tidak semulus itu. Di botol ini terdapat sidik jari orang yang terakhir menggunakannya. Aku sudah menyuruh temanku yang bekerja di kantor kepolisian untuk melacak pemilik dari sidik jari ini. Dan inilah orangnya."

Yeonjun terkejut. Pria itu sangat menunjukan ekspresinya yang membuat pandangan Renjun dan Tzuyu mengarah padanya.

"Kau mengenalnya?" tanya Tzuyu dan Renjun bersamaan.

Yeonjun mengusap kasar wajahnya. Dia menghela napas berat. "Ini Lia. Mantan kekasihku saat masih kuliah. Kami hanya pacaran sebentar, makanya aku tidak pernah mengenalkannya pada kalian."

Tzuyu memukul pelan pundak Yeonjun. "Sial. Mantan mu banyak sekali."

"Berarti dia satu kampus dengan kita?" tanya Renjun.

Yeonjun mengangguk. Seperti teringat sesuatu, dia menjentikan jarinya. "Dia itu sangat menyukai Chenle, bahkan saat menjalin hubungan denganku, makanya kami pisah. Dia itu tidak pernah menuruti pria mana pun, selain Chenle."

"Berarti Chenle juga ada sangkut pautnya dengan ini?" Tzuyu menoleh, menatap Renjun. "Kau, Haechan dan Chenle teman dekatkan?"

Renjun diam sesaat. Dia tersenyum miring menunjukan seringainya. "Iya. Kami teman dekat."

Obsessed » Haechan X You X Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang