Karena hidup sangatlah berharga, ayo tetap saling mencintai agar tidak menyesal selagi kita masih hidup.
-Ciel Franklin (Haruto)
Janganlah kita berjanji untuk tetap saling mencintai, karena mengikat perasaanmu dengan janji itu egois. Jangan hidup de...
Sebelum kalian membaca, aku mau mengingatkan. Di cerita ini, aku memilih karakter visual mirip seperti yang ada dibayangan aku aja ya. Kalian bebas juga kalau mau bayangin karakter mereka kayak gimana. Dan alasan aku memeilih visual karakternya idol kpop itu karena aku suka kpop. Lalu untuk nama, tempat, atau alur cerita ini aku tulis murni dari kehaluan penulis ya. Kalau ada yang sama mohon dimaafkan, aku menuliskannya bukan untuk tujuan menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain. Semoga kalian suka ceritanya, sekian terimakasih.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tringgg!
Bel sekolah berbunyi, menandakan jam istirahat telah tiba. Aileen dengan terburu-buru membereskan buku-bukunya dan berlari keluar dari kelasnya.
Gadis itu mengurangi kecepatan berlarinya saat memasuki area kantin yang masih sepi itu.
"Jus alpukat satu" Ucapnya pada salah satu penjual di sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah mendapatan jusnya itu, Aileen pun berjalan untuk keluar dari kantin dan berniat pergi ke roof top.
Dari kejauhan Aileen melihat segerombolan Vella dan Paris sedang duduk di salah satu bangku kantin, Aileen tahu apa yang harus ia lakukan, terus berjalan dan mengabaikan mereka.
Namun, hal yang dia sudah tebak akan terjadi saat pergi ke tempat umum pun terjadi. Vella mengulurkan kakinya keluar sehingga mengenai kaki Aileen.
Gadis itupun terhuyung ke depan membuat jusnya tertumpah setengah. Tetapi dia masih saja terdiam dan menahan emosinya.
"Ups, kamu tidak apa-apa anak penurut?" Ucap Vella seraya menutup mulutnya, "Anak penurut sepertimu ini sangat ceroboh ya"
Aileen menoleh ke arah Vella, dan memberikan tatapan bingung padanya. Seragamnya sedikit basah, tapi itu tidak masalah baginya. Yang lebih menjadi masalah yaitu Vella yang memulai berbicara dengannya.
