Karena hidup sangatlah berharga, ayo tetap saling mencintai agar tidak menyesal selagi kita masih hidup.
-Ciel Franklin (Haruto)
Janganlah kita berjanji untuk tetap saling mencintai, karena mengikat perasaanmu dengan janji itu egois. Jangan hidup de...
Sebelum kalian membaca, aku mau mengingatkan. Di cerita ini, aku memilih karakter visual mirip seperti yang ada di bayangan aku aja ya. Kalian bebas juga kalau mau bayangin karakter mereka kayak gimana. Dan alasan aku memilih visual karakternya idol kpop itu karena aku suka kpop. Lalu untuk nama, tempat, atau alur cerita ini aku tulis murni dari kehaluan penulis ya. Kalau ada yang sama mohon dimaafkan, aku menuliskannya bukan untuk tujuan menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain. Semoga kalian suka ceritanya, sekian terimakasih.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Anoreksia?"
Ziu mengangguk, "Dia melukai dirinya sendiri untuk melampiaskan sesuatu"
"Tapi walaupun sampai sesakit apa dia, dia tidak akan pernah berniat untuk bunuh diri" Tambah Ziu, dia menunjuk dirinya sendiri dan berkata, "Dia bilang, dia ingin bertahan hidup untuk memastikan bahwa temannya ini masih makan dengan teratur"
Lelaki itu diam saja seperti mematung. Tubuhnya kaku saat memikirkan gadis kecil yang sangat disayanginya itu menyakiti dirinya sendiri.
Ziu menunduk, "Ini yang sedang satu sekolah bicarakan tentangnya. Aku harap kau bisa membantunya melupakan luka itu, Athan"
"Aku dan Aileen sudah sangat canggung untuk menjadi semakin dekat. Biasanya Aileen akan lebih nyaman dengan seseorang yang baru dia temui, seperti kau" Ziu menepuk lengan Athan kemudian keluar dari ruangan klub basket itu.
Athan memanggilnya karena dia ingin Ziu yang memberikan buku diary itu pada Aileen. Dia tidak mau kalau Aileen tahu dia sudah mengetahuinya.
"Kenapa sampai sejauh itu, Aileen?" Gumamnya.
***
"Wajahmu seperti sedang menahan hajat"
Aileen menoleh dan melihat Ziu berjalan kearahnya. Gadis itu tersenyum.
Ziu mengulurkan tangannya untuk memberikan buku diary Aileen. "Kau meninggalkannya kemarin"
"Terimakasih" Balas Aileen lalu menerimanya.
Ada jeda cukup lama. Ziu pun ikut duduk di bawah pohon beringin besar yang ada di sebelah lapangan basket out door itu.
Aileen menunduk sejenak sebelum berkata, "Aku akan pergi ke rumah itu besok"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
