15

3 1 0
                                    

Badai yang Cepat Berlalu

💐

Ketika jam istirahat, sebuah panggilan terdengar dari pengeras suara yang berasal dari ruang siaran. Orang yang melakukan siaran menyebutkan bahwa Alvin, Aylin, Iqbal, Lea dan Lia dipanggil untuk ke ruang guru menemui Miss Salma. Ia adalah guru bahasa Inggris sekaligus kesiswaan di SMA Garuda.

"Bagi siswa dan siswi yang bernama Alvino Pratama Ganesha, Aylin Pelita Quinara, Iqbal Cakra Sabana, Cleopatra Azalea Ganesha dan Clarissa Azalia Permata segera menemui Miss Salma Widuri di ruang kesiswaan. Terima kasih."

Lea kebingungan. Kemarin ia tidak mengindahkan panggilan Miss Salma, bagaimana ia harus menemuinya sekarang? Tiba-tiba Aylin memanggil nama Lea membuyarkan lamunannya. Ia pergi ke ruang kesiswaan bersama Aylin. Alvin sudah pergi lebih dulu.

"Lea! Ayo!"

"Iiyaa."

Mereka berempat, murid yang dipanggil tadi kini telah berdiri di hadapan Miss Salma. Guru bahasa Inggris itu meminta mereka untuk mengikuti lomba cerdas cermat dan olimpiade yang sebentar lagi akan diselenggarakan. Mereka harus ikut bimbel tambahan yang akan diadakan sesuai guru pembimbing mata pelajaran.

"Kalian bersedia ikut cerdas cermat?"

"Bersedia Miss."

"Nanti juga ada olimpiade. Semuanya yang ingin ikut akan di tes. Biar yang ikut tidak membludak."

Miss Salma juga mengatakan bahwa sebenarnya siapapun boleh ikut olimpiade. Tapi murid-murid yang dipanggilnya hari ini adalah murid utama yang harus menjadi perwakilan terbaik sekolah. Sebelum bimbingan juga akan ada tes, supaya yang mengikuti olimpiade dari SMAGA tidak membludak karena tingkat ketertarikan murid SMAGA pada olimpiade sangat tinggi.

"Kalau bisa kalian juga harus ikut olimpiade individual seminggu setelah cerdas cermat."

"Baik Miss," jawab mereka tanpa penolakan.

"Good. Tes dilakukan senin pagi. Tutoring will start in monday afternoon. Kalian boleh kembali!"

"Baik Miss."

Karena kejadian di grup, kesan Alvin terhadap Lea sepertinya berubah. Ia terlihat menjauhi Lea dengan langsung pergi tanpa memedulikannya atau bahkan menatapnya.

"Dulu waktu SMP kita bertiga juga pernah ikut LCC bareng," cerita Lia.

"Oh ya?"

"Iya. Tapi gue lupa gimana ceritanya kita bisa cerdas cermat bareng. Apa Aylin yang ngajak ya? Dia ngajak Alvin karena pacarnya trus ngajak gue sepupunya. Lupa gue. Apa gue yang ngajak mereka ya?" senyum Lia.

"Oooohhh gitu. Oh iya, sorry ya, gue udah kacauin sekolah Lo."

"Gue emang sering kesel sama Lo. Tapi kan udah gue bilang, Lo gak perlu sering-sering minta maaf. Gue gak suka."

"Iya. Iya."

"Sabar le. Ayo kantin!" Ajak Aylin.

"Kalian aja berdua. Gue gak laper."

Lia meminta Aylin supaya tidak memaksa Lea. Membiarkannya pergi ke tempat yang dia mau saat ini. Lea menatap orang sekitar, mereka masih memperhatikan Lea dengan sinis.

🍒

Saat Lea ke ruang kesiswaan, Rafka meminta maaf pada Dania. Namun gadis itu masih menangis. Bahkan meminta hubungan mereka berakhir. Rafka jelas tidak mau. Ia hanya menyukai Dania. Hubungannya dan Lea hanya sebatas teman yang saling peduli. Foto-foto itu hanyalah kesalahpahaman.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang