22

3 0 0
                                    

Sasimo (Sana Sini Mao)

💐

Pretest yang ditunda kemarin, sekarang dimulai dengan diawasi oleh Miss Salma, Bu Winona dan Pak Dadang. Awalnya pretest hanya untuk nama-nama yang dipanggil saja dan peringkat satu setiap kelas. Namun para guru berubah pikiran untuk memberi kesempatan. Murid-murid tidak terima dengan keputusan yang mendadak. Hanya kelas unggulan yang banyak mengikuti pretest karena mereka sangat ambisius dan selalu siap walaupun tanpa belajar. Mereka menempati aula untuk mengerjakan pretest. Lea duduk di tengah-tengah Aylin dan Candy. Lia duduk di samping Bias. Alvin dan Dania duduk bersebelahan di bangku paling depan.

"Le, aku harap kita lolos," ucap Aylin.

"Aku pengen ikut olimpiade individu Lin. Gak pengen ikut cerdas-cermat."

"Kan bisa ikut dua. Cerdas-cermat sama olimpiade individu. Kalo olimpiade individu cuma boleh ikut satu mapel."

"Iya juga."

Soal-soal pretest untuk cerdas-cermat terdiri dari matematika, IPA, bahasa inggris, IPS dan ilmu pengetahuan umum. Waktu yang diberikan untuk 50 orang mengerjakan 100 soal pretest yaitu 100 menit. Dicari 6 orang untuk membentuk dua regu perwakilan mengikuti Lomba Cerdas Cermat (LCC). Dimulai dari jam 6 tepat sampai jam setengah delapan lewat sepuluh menit.

"Gampang banget soalnya," ucap Lea.

"Kamu serius le?" tanya Aylin.

"Iya. Gampang. Hampir semua pernah aku kerjain."

Lea mengangguk lalu menunduk mengerjakan soal di hadapannya. Tidak perlu kaget Lea mengatakan soal di hadapannya mudah. Itu karena Lea adalah murid dari GIS. Ia memberitahu Aylin kalau ia pernah mengerjakan soal-soal itu. Aylin terkejut. Ia kemudian mengatakan pada Lea kalau dirinya sudah pasti lolos karena mengatakan soal di hadapannya mudah.

Sekitar pukul 7 lewat 15 menit, Lea dan Iqbal sudah menyelesaikan pretest. Mereka diizinkan keluar bahkan jajan di kantin oleh pengawas. Sebelum pergi ke kantin, Lea menuju kelas untuk meletakkan tasnya. Iqbal dengan cepat menarik lengannya.

"Ada apa bal?" tanya Lea.

"Ngapain Lo ke kelas?"

"Mau naruh tas."

"Ayo ke kantin!"

"Duluan aja! Gue gak mau orang-orang ngira gue cewek gampangan. Mau deket sana-sini sama cowok bal."

Walaupun Sapta dan Rania sudah meminta maaf dan tidak mengganggu Lea lagi, masih banyak orang yang membenci Lea. Baru saja dikatakan Lea, muncul notifikasi di ponselnya dan ponsel Iqbal yang menampilkan foto mereka berdua. Iqbal memegang lengan Lea. Setelah itu ada foto Lea yang berboncengan dengan Leo. Dan foto semalam, saat Lea keluar dengan Neihan. Sebegitu dibencinya Lea karena dituduh merusak hubungan Austin dan Sapta.

"Sorry le."

"It's okay bal. Emangnya Lo ada perlu apa?" tanya Lea.

"Gimana bilangnya ya?" ucap Iqbal sambil memegang tengkuknya.

"Kalo gak jadi gapapa. Gue pergi dulu bal."

Lea meninggalkan Iqbal pergi ke tempat yang paling aman di sekolah. Ia pergi ke rooftop untuk melepaskan amarah dan tangisannya. Air mata Lea pun menetes. Ia pun menelepon Asoka untuk menceritakan apa yang terjadi hari ini. Suaranya parau, tak terdengar jelas, terhalang oleh tangisannya.

"Kan gue bilang apa kak, Lo itu di sana cuma nyakitin diri Lo sendiri."

"Gue juga gak tau kalo bakal gini ka," isak Lea.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang