5

10 2 4
                                    

Masalah di Hari Pertama

💐

Beberapa pasang mata memperhatikan Lea. Ia memutar bola matanya tidak peduli karena ingin ke tempat yang semua orang suka. Kantin. Tempat untuk menghabiskan uang jajan, saling bertukar pandang dengan lawan jenis, mengobrol dan banyak hal lainnya yang juga bisa dilakukan di kantin.

"Le, Lo dari dulu emang gak pernah satu sekolah sama kembaran lo?" tanya Zee.

"Iya."

"Kok bisa?" tanya Dania.

"Long story. Next time gue ceritain," jawab Lea tapi ia tidak menatap teman-temannya. Melainkan menatap seseorang yang sudah menarik perhatiannya bahkan sejak sebelum pindah ke sekolah ini.

"Kalian mau makan apa? Hari ini gue traktir," ucap Dania.

Lea masih menatapnya. Ia mengabaikan ucapan Dania. Kedua temannya itu saling tatap lalu mengikuti arah pandang Lea. Zee tersenyum. Ia tahu apa yang sedang diperhatikan Lea. Kemudian ia menyadarkan temannya itu dari alam bawah sadarnya.

"Le! Liatin apa sih? Kita ngomong gak didengerin," ucap Zee.

"Enggak liat apa-apa. Emang kalian ngomong apa?"

"Gue mau traktir kalian. Mau pesen apa?" ucap Dania.

"Astaga. Gue lupa," ucap Lea mengagetkan teman-temannya. Ia baru saja ingat kalau kakak sepupunya menjanjikan traktiran saat jam istirahat.

"Lupa apa?"

"Gapapa," ucap Lea menggeleng.

"Tumben ada traktiran," ledek Zee.

"Iya. Gue jadian sama Rafka," senyum tipis mengembang di bibir Dania.

Wajah Zee kaku sesaat dengan mulut menganga. Dania memasukkan makanan ke mulut Zee yang menganga. Ia kemudian tersadar dan mengunyah makanan itu lalu menyuruh Lea untuk memesan makanan yang banyak karena gratisan gak akan datang berkali-kali.

"Enak aja. Budget gue gak cukup entar."

"Ya minta aja sama cowok Lo!" Suruh Zee.

Beberapa saat kemudian orang yang dimaksud, menghampiri mereka. Ia tidak sendiri. Tetapi bersama dengan dua teman laki-lakinya yang lain. Bak pangeran yang dikawal oleh dua bodyguard. Mereka tidak sungkan untuk bergabung dengan para gadis.

"Hai Li!"

"Li? No!" Bantah Lea.

"Hai Rafka! Daniel! Gak nyangka ketemu kalian di sini," ucap Lea yang berulang kali melambaikan tangan.

"Hai Le!" Ucap Rafka dan Daniel bersamaan.

"Siapa yang lo sapa nei? Gausah sok kenal," ledek Rafka.

"Dia Lia kan?" tanya laki-laki yang mengira Lea adalah Lia.

"Bukan. Dia Lea. Kembaran Lia," ucap Daniel.

"Kembar? Kok gue baru tau? Gue Neihan. Dulu satu SD sama Lia. Sama nih sampah masyarakat juga sih," lirik Neihan pada Rafka.

"Bangsat Lo!" Ucap Rafka.

"Oh, iya. Gue kembarannya." Lea mengulurkan tangan pada Neihan.

"Gue gak nyangka bisa satu sekolah sama lo berdua lagi, ka, niel," ucapnya.

"Loh? Dulu kalian satu sekolah?" tanya Dania.

"Iya. Kita dari GIS juga. SMP GIS beb," jawab Rafka.

"Woww.. serius? Dari SMP GIS?" tanya Zee.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang