💐08 Revenge

79 6 2
                                    

"Sempurna...."

Dalam ruangan bernuansa gold, dua wanita yang masih cantik diusianya menyeringai bersamaan. Keduanya sedang memantau berita kecelakaan yang menimpa salah satu pengusaha sukses beserta istrinya. Senyum puas yang tersungging di bibir keduanya merupakan gambaran sukacita yang memenuhi hati mereka.

Diketahui kerap ikut serta dalam berbagai acara amal menjadi salah satu alasan mengapa berita kecelakaan itu menyedot perhatian banyak pasang mata. Terlebih, berita tersebut memenuhi hampir seluruh halaman media eletronik. Robert Alexander merupakan salah satu pengusaha sukses yang cukup dikenal dan berhasil melebarkan sayapnya hingga melampaui Benua Amerika, dan Shara selaku istrinya tentu saja ikut dikenal dampak dari kesuksesan suaminya. Kejayaan dan kekuasaan Alexander Group membawa nama Robert dan Shara mengudara hingga ke telinga para penguasa dunia bawah tanah.

"Kira-kira, bagaimana kondisi mereka?" Seorang wanita berambut coklat bergelombang menyesap wiski nya. Tatapannya lurus ke depan, mengarah pada layar televisi yang sedang menayangkan berita kecelakaan menghebohkan itu.

"Aku harap sekarang mereka sudah tiba di neraka." Wanita berambut pirang menyahut sinis. "Well, aku tidak sabar mendengar kabar duka diumumkan."

Wanita berambut coklat tertawa anggun. Ia kemudian menoleh, ditatapnya lekat-lekat si wanita berambut pirang. "Sepertinya, kau sangat bersemangat menanti kabar baik itu."

"Tentu saja!" Sahut si wanita berambut pirang begitu cepat. "Bukankah kau juga menginginkan kehancuran keluarga itu? Dan, ya. Rencanamu berjalan dengan sempurna." Kekehnya dengan wajah puas.

"Kau benar." Angguk wanita berambut coklat. "Bisa menyaksikan wajah mendung mereka merupakan kebahagiaan tersendiri untukku. Dan rasanya aku sabar ingin segera menyaksikan kehancuran wanita itu." Rahang wanita berambut coklat mengetat. Kilatan amarah dan dendam terpancar jelas dari sepasang bola mata birunya.

Wanita berambut pirang terkekeh renyah. "Kau akan segera mendengar kehancurannya. Bukankah nasibnya terlalu baik? Sementara kau? Ck, jika bukan karena Andrean yang memungut 'mu dari rumah bordir itu, mungkin kau akan tetap menjadi jalang seumur hidupmu."

"Sialan!" Wanita berambut coklat tergelak, alih-alih merasa tersinggung.

"Apa yang membuat kalian terlihat begitu gembira?" Seorang pria gagah berparas tampan memasuki ruangan bernuansa gold tersebut. 

Suara bariton tersebut berhasil menarik atensi Eleanor. Wanita berambut coklat yang memiliki sepasang bola mata indah tersebut menoleh seraya memberikan senyum terbaiknya. 

Andrean West merupakan salah satu pemasok narkotika yang cukup dikenal di dunia bawah tanah. Otaknya yang cemerlang serta parasnya yang tampan berhasil memikat hati Eleanor West. Wanita yang sebelumnya berprofesi sebagai pemuas ranjang panas para pria hidung belang pada akhirnya terjerat dalam lingkaran cinta yang Andrean ciptakan. Kegagahan serta kharisma Andrean begitu kuat. Rahang tegas serta tatapannya yang setajam elang mampu membuat jantung Eleanor berdebar hebat sewaktu mereka bertemu untuk yang pertama kalinya. Dan, love at the first sight merupakan ungkapan hati Eleanor kala itu.

Berjalan mendekati Eleanor, Andrean lalu mencium bibir merah merekah itu. "Kau belum menjawab pertanyaanku, Baby." Tuntutnya setelah ciuman mereka terlepas. 

Ditengah deru nafasnya yang memburu, Eleanor tersenyum. "Kami sedang menonton berita kecelakaan itu." Beritahunya seraya melirik wanita berambut pirang.

"Apa kalian menyukai cara kerja anak buahku?" Andrean tersenyum sembari menatap Eleanor dan wanita berambut pirang secara bergantian. 

"Tentu saja, dan aku harap mereka tidak mencurigai sabotase yang telah kita lakukan." Wanita berambut pirang menyahut santai sembari mengangkat kedua bahunya. "Akan lebih baik lagi jikalau mereka tidak pernah mengetahui identitas kita."

Please Don't Go (Sequel Paid Brides)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang