Yibin mendengus geram. Masih memperhankan wajah nya yang angkuh. "Tn Vin"
"Tn Yibin. Saya ingin menagih janji anda." Vin Zhang duduk di hadapan yibin. Bersedekap dada bersama putranya, Xue Fu.
Yibin terdiam. Perjanjian? Sialan. Dia lupa. Pria itu terkekeh seraya menghilangkan wajah gugupnya. "Silahkan tn. Vin, putraku sedang berada di rumah neneknya. Jadi lain kali saja bertemu"
"Rumah neneknya? Dimana itu? Saya akan menjemputnya." Tanya Xue Fu kepada Yubin.
Yibin gelagapan. "Begini.. jadi putraku sedang tidak ingin di ganggu mungkin nanti saya akan mengabari kalian berdua jika putraku sudah kembali. Bagaimana?"
"Jangan berbohong."
"Aku tidak berbohong tn. Vin jika anda tidak percaya kau boleh memenggal kepala saya."
"Baik. Saya harap anda menepati perkata an anda. Xiao Zhan akan segera menikah dengan putraku. Tidak peduli kau membantahnya." Vin Zhang segera beranjak.
"Tn. Yibin ini nomor ponselku, kau boleh menghubungi ku jika xiao Zhan sudah pulang kerumah." Xue Fu memberikan nomor ponselnya kepada yibin. Yibin tersenyum paksa.
Kedua nya langsung bergegas keluar dari ruangan yibin. Dirasa sudah aman, yibin mengeratkan genggaman. "Sial. Kenapa aku lupa?!!" Geramnya memukul benda di sekitarnya.
Hari ini masih ada rapat kedua dengan pemilik perusahaan terbesar di China. Bahkan semuanya tidak berani membantah maupun melawan kepada pemilik saham tersebut, karena wajahnya yang datar nan minim ekspresi. Siapa yang tidak tau dengan pemilik perusahaan YZ CORP? sudah muda, tampan lagi.
Tapi yah sayangnya yibin belum pernah melihat wajah tersebut, sering kali asisten nya yang meeting bersama. Bukan pemiliknya langsung. Yibin mendesah kecewa. Dia menyuruh beberapa bodyguard untuk mencari keberadaan xiao Zhan dan membawanya pulang kerumah.
Lisa? Wanita cantik itu terkapar diatas ranjang Karana ulahnya semalam. Tidak bisa berjalan.
——
"Mama akan pergi?"
"Iya sayang, mama harus pergi. Kau bersama Yibo, tidak usah cemberut atuh kasihan baby mu."
"Mama tau?" Terkejut, xiao Zhan memicingkan pupil matanya menatap kearah Yibo. Meminta penjelasan.
Churan terkekeh. Mengusap Surai xiao Zhan, "tentu saja mama tau, Yibo sudah menceritakan semuanya kepadaku. Mama harus pergi, jaga diri di sini oke? Jangan kemana-mana di luar rawan sekali begal dan semacamnya. Zhanzhan harus di rumah, tidak boleh kecapean. Jika ingin sesuatu minta saja kepada Yibo. Dia banyak duitnya."
"Em.. baiklah, mama hati-hati." Kata xiao Zhan tersenyum membalas pelukan churan.
Yibo terdiam memperhatikan mereka berdua. Ada rasa iri si, Yibo mendengus sebal. Churan sengaja memanas-manasi Yibo. Wanita cantik itu mencium kedua pipi xiao Zhan. Mata tajam itu membulat.
"Mama." Geram yibo.
Xiao Zhan? Dia tidak paham. Kenapa dengan singa itu? Kenapa tiba-tiba marah? Churan tertawa nista. "Mama pergi oke? Hati-hati loh di makan singa."
"Ha?"
"Tidak-tidak. Mama pergi, bye-bye. Jaga kesehatan Zhanzhan. Jangan memakan pedas. Kasihan si maung nanti kerepotan"
"Iya. Mama jangan khawatir. Hati-hati mama." Xiao Zhan melambaikan tangannya kepada churan.
Churan meninggalkan kawasan rumah. Yibo mendekati xiao Zhan. "Aku lapar.."
"Kau lapar? Aku akan memasakkan sesuatu untukmu. Kau mau makan apa?" Tanya xiao Zhan.
"Apa saja."
"Baiklah, tunggu disini!" Xiao Zhan bergegas ke dapur. Memasakkan untuk yibo, Yibo tersenyum memperhatikan xiao Zhan dari kejauhan. Sangat cocok loh menjadi istrinya. Kan.. Yibo jadi berharap loh.