"Yibo"
"Apa?"
"Lapar.."
Ah, kelinci manisnya lapar. Yibo membawa xiao Zhan ke restoran didalam mall. Mereka makan di sana, xiao Zhan duduk di samping Yibo tidak ingin berjauhan dari pria tampan tersebut. Menahan mual.
"Kenapa?"
"Mual.."
"Ingin ke toilet?"
"Antar aku" pinta xiao Zhan parau. Yibo mengantar xiao Zhan ke toilet di dalam resto.
Mereka berdua masuk kedalam. Tidak ada satupun orang, xiao Zhan membasuh wajah nya dan memuntahkan semua isi cairan di dalam tubuhnya. Tidak ada apapun, hanya cairan bening yang mengalir. Yibo memijatkan tengkukan xiao Zhan.
"Sudah mendingan?"
"Belum.. bau udang tidak enak"
"Jangan memakannya. Pesan yang menurutmu enak saja."
"Kenapa kau membawaku kesini? Disini mahal. Itu saja sudah menghabiskan uang sebanyak 45 juta!" Xiao Zhan memperlihatkan keempat dan kelima jarinya depan wajah Yibo
Yibo terkekeh. "Tidak apa, pesan yang lain saja."
"Milkshake coklat dan.. nanas muda"
"Ibu hamil tidak boleh memakan nanas." Beritahu Yibo.
Bibir itu mencebik lucu. "Iyakah? Aku baru tau, em.. apa ya.."
"Sudah tidak mual? Ayo keluar. Disana saja kau memiliki makanan." Yibo memeluk pinggang ramping xiao Zhan, membawa keluar kamar mandi.
Xiao Zhan menahan tangan Yibo yang menarik pinggangnya sesuka hati. Wajahnya merona, pas! Yibo mendudukkan xiao Zhan di tempatnya seperti semula.
"Silahkan di pilih tuan dan nyonya"
Xiao Zhan memilih beberapa varian makanan yang menurutnya sangat enak. Tapi setelah melihat harganya, wajahnya berubah tidak enak.
"Pesan saja, jangan memikirkan harga."
Xiao Zhan memasang wajah jelek khasnya, memesan beberapa makanan. Sedangkan yibo hanya spaghetti, xiao Zhan mendekat kepada Yibo dirasa karyawan wanita itu sudah pergi meninggalkan mereka.
"Uang darimana kau?! Kau tidak sedang menuyul kan disini?"
Tuk.
Keningnya di sentil begitu saja. Xiao Zhan cemberut, berdecak sebal. "Tidak boleh seuson."
"Ya." Cueknya. Ya lagian sudah tau mood xiao Zhan berantakan malah di sentil. Pria manis itu duduk seperti semula. Wajahnya memerah, melihat yibin.
Xiao Zhan buru-buru memakai maskernya. Dia mendekat kepada Yibo, memeluknya erat. Yibo mengeryitkan dahinya heran. "Kenapa?"
"Diam. Ada itu." Xiao Zhan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Yibo. Tidak berani mendongak sedikitpun. Yibo pun mengikuti alur dari xiao Zhan.
Yibin duduk di belakang mereka. Jelas mereka mendengar apa yang di katakan yibin kepada Xue Fu. Xiao Zhan meremat baju yang di kenakan Yibo.
"Kau tidak perlu khawatir. Aku akan menjaminnya, xiao Zhan pasti mau denganmu."
"Tuan yibin. Jangan pernah anda berbohong kepadaku. Kau sudah berjanji untuk menikahkan xiao Zhan denganku."
"Tentu saja, aku dengan suka hati menyerahkan xiao Zhan kepadamu. Hanya saja yahh.. kau tau sendiri, harus besar bayarannya, xiao Zhan juga sedang berada di rumah neneknya. Mungkin dia akan pulang nanti, aku akan menghubungi neneknya lebih dulu, menyuruh xiao Zhan untuk pulang. Setelah itu kau boleh melakukan apapun kepadanya. Menikah dengannya saat itu juga, silahkan."
Kata yibin sembari menyeruput kopinya.