Di dalam kamar yang redup minum cahaya, xiao Zhan terngah berbaring terlentang. Pria cantik itu meremat baju yang di kenakan Yibo.
"Yibo, memangnya mama habis dari mana? Maksudku luar negeri mana?"
"Australia."
"Australia? Menjemput ayahmu?" Tanya xiao Zhan menaikkan alisnya.
Gemas akan si kelinci yang penasaran, Yibo mengangguk ini masih siang tapi cuaca mendung karna sedang hujan. Hujannya deras tak berhenti-henti, yang yang dan churan tengah skidipapap di dalam kamar mereka. Ya sedikit iri, untungnya redup suara. Jadi mereka tidak mendengar apa-apa
Yibo ingin juga, tapi belum saat nya.
"Iya."
"Memangnya ayahmu darimana?"
Menghela nafas, menarik hidunh xiao Zhan pelan. "Kau penasaran hm?"
Xiao Zhan menyengir tak berdosa. "Hehe sedikit saja. Aku tidak pernah melihat ayahmu, jadi.. penasaran hehe" cengirnya.
Yibo terkekeh gemas. Ia memiringkan tubuhnya, keduanya sama-sama miring. Perut itu berada di perut Yibo menyentuh nya. Xiao Zhan memainkan baju Yibo. Yibo mulai berkata.
"Papa blasteran Australia dan Singapura. Mama dari China dan Singapura. Papa ada pekerjaan di Singapura menyandang sebagai.. rahasia"
Xiao Zhan membulatkan matanya, memukul dada bidang Yibo. "Kenapa harus rahasia?!! Aku juga mau tau. kau bilang tadi mau tau. Sekarang aku mau tau, kau harus melanjutkannya. tidak boleh rahasia." Rengek xiao Zhan memukul dada Yibo.
"Kau akan tau nanti."
"Kenapa tidak sekarang?"
"Karena..."
"Apa?"
"Tidak tau." Yibo terkekeh. Bibir itu mencebik, Yibo memperhatikan xiao Zhan.
Pria cantik itu menatap sebal Yibo menggigit dada bidang Yibo lebih dulu lalu membalikkan tubuhnya membelakangi Yibo. "Aku merajuk!"
"Kau merajuk? Kkkhh"
"Ya."
"Haha baik-baik. Tapi belum saatnya kau tau. Kau akan tau nanti" kata Yibo seraya memberikan pengertian kepada xiao Zhan.
Namun, agaknya bumil muda itu sudah terlanjur merajuk ke ubun-ubun, xiao Zhan tetap tidak berbalik menghadap Yibo. Yibo menghela nafas nya, mendesah kecil, perlahan mendekati xiao Zhan dan memeluknya dari belakang. Dagunya ia taruh di atas ceruk leher xiao Zhan.
"Jangan marah.."
"Tidak marah."
"Lalu?"
"Tidak tau."
"Kau akan tau nanti, tidak usah merajuk. Seperti anak kecil" bisik Yibo
Xiao Zhan memukul tangan Yibo. "Biarkan saja. Umurku juga baru 20 tahun!"
'20 tahun?"
"Iya. Kenapa ha?!" Tanya xiao Zhan galak. Sinis.
Yibo tersenyum. "Aku baru saja 25 tahun."
"Tua. Jangan memelukku. Aku sedang merajuk padamu. Kau jahat padaku." Xiao Zhan berusaha menyingkirkan tangan yibo tapi tidak bisa melainkan semakin mengerat dan mengusap perutnya.
Xiao Zhan nyaman.. terlanjur nyaman jadi tidak mempermasalahkan nya. Yibo kembali tersenyum, ia mencium leher jenjang xiao Zhan. Wangi sekali. Yibo semakin merasa nyaman berada di dekat xiao Zhan.
"Zhan"
"Hm.." sahut xiao Zhan lierr. Wajahnya sayu.
Yibo jadi tidak tega. "Tidurlah" Yibo membalikkan tubuh xiao Zhan lebih dulu, memeluknya erat sambil mengusapkannya. Xiao Zhan benar-benar terlelap dalam mimpinya. Yibo memperhatikan wajah damai tersebut.
Wajahnya semakin maju, xiao Zhan memejamkan mata. Yibo mencium bibir itu lembut dan melumatnya. Si pemilik sudah tidur, jadi lebih leluasa Yibo menikmati bibir semanis anggur kesukaannya itu tanpa ada bantahan dari si pemilik. Xiao Zhan menggeliat merasa tidak nyaman, tapi Yibo masih mencium bibirnya.
Pria cantik di bawahnya benar-benar lelap tidur. Yibo di buat tertawa, setelah puas mebium bibir si pemilik tubuh tersebut. Yibo ikut menyusul xiao Zhan tidur. Dia kasihan melihat wajah damai yang terlihat kelelahan itu, mungkin sangat lelah menjadi ibu hamil.