Xiao Zhan cemberut, saking cemberutnya wajahnya jadi berubah warna. Pria cantik itu memainkan jari-jarinya karna kesal. Ntah kesal karena apa, ingin memukul perutnya bila perlu. Ya.. mereka sudah menjadi sepasang suami istri,
Lihatlah sekarang, xiao Zhan tengah mengenakan pakaian pengantin. Pria manis itu terduduk di atas ranjang. Perutnya tergencit sedikit didalam sana. Xiao Zhan sungguh tak nyaman. Mangkannya kesal.
Ingin melepaskannya tapi tak iso, kan tangannya pendek... Ndak isoo
"Yibooo"
"Sebentar lagi sayang" sahut Yibo dalam kamar mandi. Pria itu tengah pipis.
Buru-buru Yibo keluar, ia membantu xiao Zhan melepaskan baju pengantinnya. Matanya berkaca-kaca dan berair. Yibo mengusapkannya lembut.
"Jangan menangis. Maaf"
"Hiks kencang! Sakit perutku"
"Aku usapkan"
"Sakit" tangisnya sesenggukan. Yibo menjadi merasa bersalah, ia menidurkan xiao Zhan perlahan di atas ranjang. Mereka kan sudah sah.
Xiao Zhan mengenakan bra nya saja dan celana yang longgar. Yibo mengusapkan perut xiao Zhan sayang, ia menarik selimutnya keatas. Menutupi tubuh mereka berdua sebenarnya cuaca mendukung si katana sudah mendung mau turun hujan. Cuma ya.. masa Yibo mau membobol saat perutnya sudah besar macam begini, nanti saja tunggu xiao Zhan siap.
"Yibo"
"Apa sayang" sahutnya lembut.
"Eum.. maaf"
"Kenapa hm?"
"Itu..."
"Kenapa?"
"Kau mau itu?"
"Jika kau mengijinkannya, jika tidak jangan. Aku tidak akan memaksamu" kata Yibo seraya mengusap kepala xiao Zhan.
Xiao Zhan merasa bersalah. Perutnya sudah besar, takut sakit xiao Zhan ngeri membayangkannya.
"Eum.."
"Jangan di pikirkan, ayo tidur. Sudah malam" Yibo membawa xiao Zhan semakin dekat dengannya, pria cantik itu tidur terlentang karena perutnya yang sudah besar 7 bulan jadi susah di gerakkan.
Yibo mengusapkannya sayang, ia memejamkan matanya. Xiao Zhan pun ikut, mereka sama-sama terlelap saling memeluk, tangan kekar itu terus mengusapnya tanpa henti. Xiao Zhan semakin merasa nyaman, wajahnya berubah menjadi berada di ceruk leher Yibo. Menghirup aroma suaminya yang menenangkan.
Tidur pulas.
-
Pukul 02.30
Xiao Zhan menggeliat, ia ingin buang air kecil sudah tak tahan. Pria cantik itu membuka matanya. Ia menolehkan kepala kepada Yibo. "Yibo"
"Pipis!"
"Ngh" pria itu menggeliat, ia membuka matanya. Sebagai suami yang siap siaga Yibo bangun lebih dulu membantu istrinya duduk dan berdiri.
"Tahan sebentar"
"Pipis!!"
"Iya sayang tahan sebentar" katanya gemas. Yibo memakai sendalnya, ia memakaikan juga xiao Zhan sendal agar tak kotor. Yibo menuntun xiao Zhan masuk kekamar mandi.
"Masuk, takut" rengeknya ketakutan. Semenjak hamil xiao Zhan menjadi lebih penakut apalagi jika sendirian. Yibo terkekeh gemas ikut masuk kedalam sana.
Xiao Zhan tengah mengeluarkan air seninya. Yibo menyiram dan membersihkan milik istrinya. Terlihatlah perut buncit xiao Zhan. Menciumnya lembut. Mereka sudah berada di atas ranjang.