Apa itu berlarut dalam kesedihan? Hyun Ra menguatkan diri, walaupun rasanya tak sanggup menopang diri. Anaknya antah berantah di tangan seseorang yang bisa saja langsung membunuh Kim Dooha tanpa ragu.
Raut wajahnya dingin, ingin sekali Hyun Ra mencakar wajah laki-laki paruh baya dari balik kaca itu.
“Siapa kamu?” Hyun Ra melirik tajam, tak berminat menjawab. Tangannya mengetik sesuatu di laptop dengan gesit.
“What the fuck!” Hyun Ra tampak kesal, melihat sesuatu hal yang telah ia dapatkan. Reflek ia mengumpat, tapi kemudian beristighfar. “Astaghfirullah ya Allah.”
Hyun Ra menatap laki-laki di depannya dengan nyalang, “You don't deserve to live, rude and inhumane. Just being trash in society.”
“You hide it, and i know it.” Sebelah bibirnya tertarik ke atas. Hyun Ra menunjukkan sebuah bangunan di laptopnya.
Atma Danendra, tangannya menggebrak meja, berdiri melotot dari kaca. “Sialan, siapa kamu?! Bagaimana bisa?...” Hyun Ra tertawa renyah, melipat tangannya dan menatap sosok itu remeh. Dagunya mengarah pada pergelangan tangan laki-laki tua itu.
“Jam tangan GTF6:6 adalah produk yang tidak dipasarkan dengan luas. Sejauh ini hanya ada 5 buah di dunia. Kenapa? Karena beberapa orang dengan kepentingan mendesak atau bersifat rahasia, memerlukan benda tersebut. Bisa diakses dengan mudah, untuk melihat keadaan benda yang ia sembunyikan dengan kode-kode di sana melalui alat digital. Tiap varian produk memiliki kode yang berbeda, kode itu bisa digunakan selain untuk melihat keadaan 'barang berharga' anda, tapi juga bisa mengukur sejauh apa jarak anda dengan benda tersebut. Ini bertujuan untuk wanti-wanti, jika seandainya benda itu hilang, bisa anda lacak dan temui dimana keberadaannya. Ah, tentu saja harus disertai dengan memasukkan password atau sidik jari.” Hyun Ra berdiri, tampak sangat menikmati raut wajah laki-laki itu, yang tampak tidak berekspresi, tetapi gelisah di dalam hati.
“Benda itu saya yang buat. Saya mendeteksi IP nya, ketika berdekatan dengan anda, password-nya bisa saya ketahui setelah beberapa saat saya coba. Saya sangat tahu, 'tempat itu' akan meledak jika salah memasukkan password bahkan dalam satu kali coba sekalipun. Keamanan yang ketat ini sengaja saya rancang agar tidak ada yang bisa membukanya. Bahkan satu kali salah dalam tahap untuk login, tidak kurang dari tiga puluh detik ruangan akan meledak karena bom telah diaktifkan. Saya rasa saya telah menjelaskan ini pada anda sebelumnya ya? Hahaha!” Hyun Ra tertawa keras, dengan tepuk tangannya yang menggema.
“Ah, karena saya menggunakan nama dan suara samaran, begitupun anda, kita jadi tidak saling mengenal. Apakah mau berkenalan saat ini? Ah ralat, apakah anda ingin mengenal saya? Karena saya sudah mengetahui tentang anda. Akhir-akhir ini anda sangat famous, jadi bahan perbincangan di sosial media mana pun, peran anda sebagai publik figur pun membuat saya bisa mengenal anda dengan mudah, ah maksudnya jam tangan anda yang dirancang oleh saya. Saya bisa mengetahuinya hanya dengan sekali lihat saja.” Senyum manis Hyun Ra itu ingin sekali Atma Danendra robek sudut bibirnya.
“ARGH SIALAN! PEREMPUAN GILA, JANGAN MACAM-MACAM DENGAN TEMPAT ITU!” Atma Danendra meninju kaca yang menjadi penghalang mereka saat ini, seakan ingin memecahkannya segera, menyerang gadis itu saat ini juga. Ia bahkan meraih kursi duduknya tadi, hendak menghempaskannya ke kaca itu agar pecah.
Hyun Ra mundur, dengan mata menyipit. Kepalanya menggeleng. “Hanya memperparah keadaan. Akan lebih baik kalau bapak yang sudah bau tanah ini diam dan tenang. Kita bisa negosiasi, why not?” kata Hyun Ra diakhiri dengan tawa renyah.
Sangking emosinya, Atma Danendra sungguh melempar kursi itu ke kaca, bukannya kaca itu pecah, justru kursi itu yang patah, karena berbahan plastik.
Mendengar keributan, sipir yang menjaga dari luar ruangan, segera memasuki ruang jenguk, menarik Atma Danendra yang terlihat sangat tantrum. Otot lehernya menonjol, wajahnya memerah dan tangannya mengepal kuat. Tangannya diborgol kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen
Teen Fiction•🌱Spin off dari Arshawa. Bisa dibaca terpisah. *** Bagi Kim Hyun Ra, hal yang paling membingungkan itu ketika dihadapkan dengan dua pilihan. Apa lagi pilihannya cogan. Perempuan yang mengatakan ingin masuk Islam, dengan nadanya seperti bocah meng...