Bab 8

17.6K 710 25
                                    


༶•┈┈⛧┈♛

Cellyn sedang terbaring di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya.

Cellyn kembali mengingat ide cemerlang yang tiba-tiba muncul di pertengahan materi pada mata pelajaran terakhir, beberapa waktu lalu.

Dengan mengandalkan bakat alaminya dalam berakting, Cellyn berhasil mendapat izin dari guru yang mengajarnya saat itu, untuk pulang terlebih dahulu dengan alasan tak enak badan.

Jangan salahkan Cellyn jika bersikap licik, ini yang di namakan prinsip bertahan hidup. Lagipula dia melakukan itu guna menghindari Chris.

Salahkan saja pemuda itu yang suka sekali mengejar Cellyn dengan alasan tidak masuk akalnya, Cellyn kan jadi malas berpapasan dengan makhluk bernama Chris.

" Hufft... untung tadi gue dapat kabar dari Diana, jadi gue bisa gerak cepat ", ucap Cellyn tersenyum puas.

" Biarin aja Chris menggila, bukankah itu awal yang bagus buat keberlangsungan hidup gue ", senyum Cellyn culas.

" Tapi tunggu, sepertinya ada yang aneh deh ", pikir Cellyn mengerutkan keningnya.

" Bukankah seharusnya Chris senang ya ? ", bingung Cellyn.

" Bahkan dulu dia rela permaluin gue di depan orang banyak cuma buat ngebela medusa itu "

" Tapi, kenapa sekarang berubah ya ? ", pikir Cellyn sambil mengetukkan jari pada dagunya.

" Apa mungkin karena waktu itu gue lebih milih buat ikutin apa kata dia ya ? Lalu waktu gue mutusin buat ambil jawaban yang lain, semua mendadak berubah ? ", bingung Cellyn memikirkan berbagai kemungkinan.

" Arghhh gak tahu lah, lagipula buat apa gue mikirin lintah darat kaya dia, mending sekarang gue fokus mikirin langkah selanjutnya ", tekad Cellyn.

" Tapi apa ya ? ", bleng otak Cellyn mendadak kosong.

Hening

Cellyn terdiam untuk waktu yang cukup lama.

Ting

Bohlam lampu bersinar di atas kepala Cellyn, otaknya mendadak mendapat satu ide yang cemerlang.

" Gue tahu ! Bagaimana kalau gue mulai pendekatan sama tunangan es gue ? "

" Lagian dia juga ganteng walau agak dingin tapi kan berduit, iya betul itu poin plus nya ", binar Cellyn mencetuskan ide tersebut.

" Tapi wajahnya kayak gimana ya ? mendadak lupa gue ", cemberut Cellyn gagal menangkap visual dari sang tunangan.

" Arghh...bodo amat hp mana hp ", ucap Cellyn mencari keberadaan ponsel pintarnya.

Mata Cellyn berbinar seketika saat berhasil menemukan keberadaan ponsel kesayangannya.

" Ketemu juga kan lo muach ", senang Cellyn, dengan segera mengetik nama sang tunangan pada layar ponselnya.

Tangan Cellyn menekan ikon foto profil dari sang tunangan, menelisik wajah yang cukup familiar dalam ingatannya.

" Tunggu wajahnya kayak kenal deh tapi siapa ya ? ", pikir Cellyn menatap pahatan sempurna pada layar ponselnya.

Second Chance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang