Bab 15

23K 826 4
                                    


༶•┈┈⛧┈♛


" Sebaiknya anda beristirahat untuk beberapa hari Tuan Muda Adderson, untung saja benturan pada kepala anda tidak berakibat fatal ", ucap seorang dokter menggunakan jas putihnya.

" Terimakasih dokter, lain kali saya akan lebih berhati-hati ", ucap pemuda tersebut.

" Baiklah kalau begitu saya pamit undur diri ", ucap sang dokter keluar dari ruangan yang bernuansa putih.

Setelah dokter itu keluar, nampak seorang gadis menggunakan gaun biru, berdiri di ambang pintu.

" Chris ! kamu gapapa ? gak ada luka serius kan ? ", tanya gadis tersebut berlari mendekati pemuda yang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit.

" Aku gapapa Sofia, kamu gak perlu khawatir ", seperti yang kalian kira mereka adalah Chris dan Sofia.

Chris, pemuda itu mengalami kecelakaan karena rem mobilnya mendadak blong, sehingga membuat mobilnya harus menabrak sebuah pohon di tepi jalan.

Syukurlah tidak ada luka yang serius. Luka di bagian dahinya memang cukup lebar, hingga menyebabkan dahinya harus di jahit.

Tapi untungnya itu tidak sampai menyebabkan masalah pada organ bagian dalam Chris.

" Kok bisa kamu kayak gini ? bukannya tadi kamu bilang masih sama Cellyn, sebelum jemput aku ? ", tanya Sofia.

" Awalnya memang begitu, tapi setelah aku terima telepon dari kamu, tanpa pikir panjang aku ninggalin Cellyn di tepi jalan", jelas Chris.

" Untungnya kamu ninggalin Cellyn, kalau nggak mungkin dia akan berakhir sama seperti kamu ", sedih Sofia, namun berbeda dengan tatapan penuh binarnya.

" Kamu benar, tapi mungkin ini juga karma, karena udah ninggalin Cellyn di pinggir jalan, mau bagaimanapun dia tetaplah seorang perempuan ", lemah Chris mengingat kelakuan brengseknya.

" Yang kamu lakuin udah benar Chris ", tenang Sofia mengusap bahu Chris.

" Kamu benar, lagipula aku udah dapat karma yang setimpal "

" Makasih ya Sofia kamu selalu ada buat aku ", senyum Chris.

" Itu gunanya teman ehehe ", ceria Sofia, menggenggam tangan Chris seolah menyalurkan energi yang dia punya.

Chris, pemuda itu hanya bisa tersenyum getir melihat perlakuan Sofia.

' Aku pantas ada di sini karena udah berani ngingkarin janji aku Cellyn. Mungkin ini memang karma aku '

༶•┈┈⛧┈♛

" Kurma Desi, aku cuma pingin kurma apa susahnya sih ? ", sebal Cellyn pada pelayan muda di depannya.

" Gak ada yang salah Nona, cuma mana ada orang makan kurma pakai sambal kacang dan irisan bawang merah ", frustasi Desi.

" Ya kan aku maunya kurma versi sate ", cemberut Cellyn.

" Ini kurma Nona, bukan ayam yang bisa di sate lalu di cocol sambal kacang ", jelas Desi berusaha tabah.

" Selain itu akan Desi turuti, apapun itu ya Nona ? ", bujuk Desi dengan wajah memelasnya.

" Yaudah ganti aja manisan kurma ", pasrah Cellyn sedikit tidak rela.

Ayolah, apa yang salah dengan permintaan Cellyn. Dia kan hanya ingin sedikit berinovasi.

" Saya akan buatkan secepat mungkin, Nona tidak perlu khawair oke ? ", semangat Desi berlari dengan cepat ke dapur.

Cellyn, gadis itu hanya menghembuskan nafas pasrah, dengan kelakukan unik dari pelayan Kelvin yang satu ini.

Second Chance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang