Bab 14

20.9K 718 7
                                    


༶•┈┈⛧┈♛

Sebuah mobil sport yang di tumpangi oleh sepasang manusia berbeda gender, sedang membelah jalanan yang tampak lenggang.

" Ekhem, jadi bagaimana ? apakah anda mau bercerita Celllyn ? ", tanya Kelvin datar, berusaha memecahkan kecanggungan yang tercipta, karena kehebohan Cellyn beberapa waktu lalu.

" Hiks ", tanpa dapat di cegah air mata kembali mengalir dari pelupuk mata Cellyn.

" Anda baik-baik saja dear ? berceritalah, saya akan mendengarkan ", tenang Kelvin, menggenggam tangan Cellyn dengan sebelah tangannya.

" Sebenarnya hiks aku tadi pulang bareng Chris, dia bilang mau perbaikin hubungan kita, tapi hiks ", usap Kelvin pada bahu Cellyn menguatkan.

" Pada akhirnya Chris ninggalin aku di pinggir jalan hanya untuk jemput S..sofia hiks ", ucap Cellyn sesegukan, membuat rahang Kelvin mengeras.

' Harus saya apakan bajingan kecil ini ? ', batin Kelvin mencengkram kemudi setir erat.

" Aku sadar kok kalau aku itu gak selembut Sofia, aku bahkan gak tahu caranya dandan ", ucap Cellyn mulai tenang.

" Tapi emang salah ya ? salah, kalau aku berbeda dari yang lain ? ", tanya Cellyn dalam.

" Walaupun aku tomboy, kuat, dan bisa bela diri, aku masih tetap seorang gadis biasa, aku juga punya hati yang bisa rapuh "

" Apakah orang yang terlihat kuat, gak boleh nunjukin sisi lemahnya ? apakah aku harus tetap berdiri tegak saat hatiku hancur berkeping-keping ? "

" Memang aku sebegitu gak pantasnya di cintai ya Mas suami ? ", tanya Cellyn, menatap sendu ke arah Kelvin.

Ckitt

Mobil Kelvin berhenti tiba-tiba, tangan kekar itu memutar setir kemudi, untuk menepikan mobil sportnya.

" Siapa yang berani mengatakan itu pada kesayanganku ? ", dingin Kelvin membuat Cellyn sedikit ketakutan.

" Hey dear dengar, anda itu sempurna ", ucap Kelvin melunak, menangkup pipi Cellyn, mengelusnya pelan.

" Di mata saya, anda itu perempuan paling sempurna ", lembut Kelvin.

" Jika ada laki-laki yang berbicara seperti itu, bukan berarti ada yang salah dalam diri anda, tapi mata laki-laki itu yang buta ", tegas Kelvin.

Menatap bola mata hitam pekat Kelvin, entah mengapa membuat dada Cellyn kian menghangat.

" Cellyn, berlian seperti anda tidak pantas di sia-siakan, mengerti ", titah Kelvin menatap mata indah Cellyn lekat.

Cellyn rasanya seperti tersedot ke dalam bola mata gelap itu, pikirannya yang bercabang kini lenyap seketika.

Kelvin masih menatap Cellyn intens.
Entah kenapa pandangannya tak bisa lepas dari perempuan di sampingnya.

Suhu di dalam mobil Kelvin meningkat, jakun Kelvin bergerak pelan, kala tatapan matanya mengacu pada bibir mungil Cellyn.

Cellyn, gadis itu hanya mampu meneguk ludah dengan susah payah, kala mendapati wajah sang tunangan semakin dekat.

Second Chance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang