Tabib terhebat yang dimiliki kerajaan ditugaskan membantu kelahiran penerus Raja, semua tengah berjuang terutama Ratu Yoona. Peluh dan air mata membasahi wajah cantiknya yang tengah menahan sakit, mengerahkan semua tenaga untuk kelahiran dua malaikat kecilnya
Bayi pertama lahir, semua jadi terdiam dan saling pandang, bayi itu lahir tanpa tangisan, membuat keheranan semua orang yang ada disana. Tabib segera menyerahkan sang bayi pada salah satu pelayan, memintanya untuk segera membersihkan bayi nya. Sementara perjuangan Ratu Yoona belum selesai, masih ada satu kehidupan lagi yang harus dipertaruhkan
"Owekk.... Owekk.."
Bayi kedua lahir dengan tangisan, berbeda dengan saudara kembarnya sebelumnya. Setelah kedua pangeran berhasil dilahirkan, Ratu Yoona perlahan-lahan memejamkan matanya
Diluar ruangan, Raja Junho bisa mendengar tangisan bayinya 'apa sudah selesai? Apa sang Ratu berhasil?' ingin rasanya Raja Junho membuka paksa pintu itu dan melihat kondisi istrinya
Benar saja, tak lama pintu terbuka dari dalam, tabib yang membukanya, membungkuk hormat pada sang Raja
"Ratu Yoona berhasil melahirkan putra kembarnya dengan selamat, Yang Mulia!" Tabib melaporkan
Raja Junho bernafas lega, dia ingin segera menemui Ratu nya
"Tapi salah satu nya lahir tanpa tangisan! Ini bukan pertanda baik, Yang Mulia!"
Raja Junho menghentikan langkahnya mendengar penuturan tabib kerajaan
"Aku akan mengurusnya nanti!" Raja Junho berujar singkat
Raja Junho melebarkan langkahnya, segera masuk ke kamar dan mendapati Ratu Yoona masih memejamkan matanya. Seprei dan pakaian Ratu Yoona sudah diganti
Raja mendekat, memberi usapan lembut di kening Ratu Yoona, kemudian dikecupnya kening itu. Kedua mata yang terpejam kini terbuka sayu
"Aku ingin melihat kedua putra ku!" sangat lirih suaranya, sampai sang Raja harus benar-benar menajamkan pendengarannya
Raja Junho hanya mengangguk sambil terus mengelus lembut kening istrinya. Rasa nyaman membuat Ratu Yoona kembali terlelap, kali ini lebih damai
Raja Junho melangkah ke ruangan yang lainnya, para pelayan yang sebelumnya mengurus kedua bayinya seketika berhenti, kemudian menunduk hormat tak berani menatap Raja nya
Raja mendekat pada dua keranjang bayi, kedua putranya sedang tidur begitu gemasnya. Raja Junho perhatikan baik-baik kedua putranya secara bergantian
"Mana bayi yang lahir tanpa tangisan?" Raja Junho bersuara kemudian
Salah satu pelayan maju dua langkah "bayi yang lahir lebih dulu, Yang Mulia!" Sembari kelima jarinya menunjuk pada keranjang bayi sebelah kiri
Raja Junho segera menggendong dengan sangat hati-hati bayi yang masih terlihat merah itu. Ia perhatikan lagi wajah putra pertamanya, Raja Junho kembali teringat dengan mimpi buruk nya di malam sebelumnya
"Kubur hidup-hidup bayi terkutuk ini!" Perintah sang Raja pada pelayan itu
"Ya?" saking terkejutnya pelayan itu, dia sampai berani menjawab perkataan sang Raja
"Lakukan saja perintah ku! Jika kau tidak mau, maka aku sendiri yang akan menguburnya bersama denganmu!" nada bicaranya begitu dingin, ancamannya mampu membuat pelayan itu tak berani lagi menentangnya
"Baik, Yang Mulia!" Pelayan itu menerima bayi yang semula ada di gendongan Raja dengan tangan yang gemetar
Raja Junho membawa bayi yang satunya lagi, meninggalkan ruangan itu tanpa berkata lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM
Historical Fiction-berlatar belakang kerajaan Joseon -perebutan kekuasaan -pertumpahan darah -keegoisan -cinta segitiga *ada unsur bl,, tapi dikit *tpi yg namanya bl tetep aja bl *cerita gak ada sangkut pautnya sama sejarah yg terjadi di Kerajaan Joseon,, ini hanya s...