13 <Pelaku sudah tertangkap?>

42 4 1
                                    

Sudah dua minggu terlewati setelah kematian Ratu Yoona, seharusnya hari ini kerajaan bersuka ria jika pernikahan pangeran Hanbin dan Chaehyun di gelar sesuai rencana. Namun karena masih dalam masa berkabung, keluarga kerajaan memilih menunda hari pernikahan keduanya

Saat ini Pangeran Hanbin sedang fokus mengungkap pelaku pembunuh sang Ratu. Pangeran Hanbin yang biasanya mengerjakan sesuatu beserta gurauan, kini tidak ada lagi. Tatapan mata itu begitu tajam dan menusuk, siap memberi hukuman bagi siapapun yang terbukti bersalah. Tidak ada yang ia percayai, bahkan Jiwoong sekalipun, semua tempat di penjuru istana tak luput dari penggeledahan yang sudah dilakukan dua minggu ini

Kali ini bilik para kasim dan pelayan, bahkan bilik milik Hui, orang yang ia cintai juga tak luput dari penggeledahan

"Anda bahkan mencurigai Hui? Anda sudah mengenalnya cukup lama.." Jiwoong tak habis pikir

"Aku bukan curiga, Jiwoong! Aku sedang berusaha mengumpulkan bukti dan menemukan pelakunya!" Hanbin menjawab dengan nada bicara yang begitu dingin

Hui juga melihat, tatapan mata pangeran Hanbin yang biasanya hangat dan penuh keceriaan kini terlihat begitu dingin namun juga ada kesedihan disana. Namun Hui tidak berani hanya untuk mendekati sang pangeran

Hingga para pengawal yang diperintahkan untuk menggeledah bilik para kasim keluar, nampaknya mereka sudah menemukan sesuatu

"Kami menemukan benda mencurigakan, pangeran!" Kepala pengawal itu segera melapor

"Berikan padaku!" Hanbin menerima kendi berukuran kecil itu, dapat ia lihat serbuk, entah serbuk apa

"Dimana kalian menemukan ini?" Hanbin bertanya

"Bilik kasim Hui, pangeran!" Kepala pengawal itu menjawab dengan yakin

"Ku perintahkan kasim Hui untuk mendekat!"

Hui dengan langkah pelan berjalan mendekat pada sang pangeran

"Bisa kau jelaskan, serbuk apa ini?"

Hui perhatikan kendi di genggaman pangeran Hanbin, itu memang miliknya, dia membawanya dari rumah

"Itu serbuk teh, itu pasti ada di dekat tempat tidur saya karena saya sangat menyukai aromanya!" Hui menjawab dengan tenang

Hui sudah menjawab jujur, namun tatapan Hanbin belum juga melunak, kira-kira apa yang akan dilakukan Hanbin padanya

"Berikan ini pada tabib, dan perintahkan untuk meneliti kandungan yang ada dalam serbuk ini!" Hanbin berikan lagi kendi nya pada pengawal

Jiwoong memandang pangeran Hanbin tidak percaya, Hui sudah menjelaskan serbuk apa itu, tapi kenapa pangeran Hanbin masih harus meneliti serbuk itu "Anda tidak percaya dengan penjelasan Hui?"

"Aku hanya tidak ingin pilih kasih, semua yang nampak mencurigakan aku harus memeriksanya sampai tuntas!" Nada bicaranya lagi-lagi dingin

"Kau harus ikut bersama kami!" tatapan Hanbin beralih pada Hui

"Baik, pangeran!" Hui hanya membungkuk, menuruti perintah pangeran Hanbin

Pangeran Hanbin, Jiwoong dan Hui sedang menunggu hasil dari tabib yang meneliti kandungan pada serbuk teh milik Hui. Hui sangat resah, dia takut kalau ternyata serbuk itu sebenarnya berbahaya, selama ini dia hanya menghirup aromanya dan tidak pernah mengonsumsinya

Cukup lama mereka menanti, hingga akhirnya tabib keluar, serbuk itu masih ada di tangannya

"Ini bahkan bukan serbuk teh! Ini racun yang digunakan untuk membunuh Ratu Yoona, pangeran!"

Penuturan sang tabib membuat ketiganya terkejut. Hanbin tidak menyangka Hui adalah pelakunya, sedangkan Jiwoong tidak ingin percaya, lalu Hui dia kebingungan

"Tidak mungkin! Saya sendiri yang membawa serbuk itu, bagaimana bisa serbuk teh menjadi racun?" Hui segera melayangkan pembelaan

"Justru kau yang membuat bingung, Hui! Kenapa kau tega melakukan ini?" Pangeran Hanbin sangat kecewa, itu terlihat dari wajahnya

Tapi Hui berani bersumpah bukan dia yang membunuh Ratu Yoona. Jiwoong tau ketakutan Hui, segera ia juga memberi pembelaan pada Hui "pangeran, anda juga membutuhkan saksi sebelum mengambil keputusan lebih lanjut! Tidak mungkin anda mencurigai Hui, kan? Dia Hui seseorang yang sangat anda cintai!"

"Benar, cinta! Itu alasannya kau melakukan ini! Kau tidak bisa mendapatkan ku meski kau mencintaiku, lalu kau membalas dendam karena ibu sangat mendukung perjodohan ku dengan Chaehyun! Kau kejam sekali, Hui!" bukannya mereda, pangeran Hanbin justru semakin mencurigai Hui

Hui menggeleng ribut, air mata juga sudah turun ke pipinya, segera ia bersujud di kaki pangeran Hanbin, mencoba meyakinkan prianya kalau Hui bukan pelaku pembunuhan ini

"Aku berani bersumpah bukan aku yang meracuni Ratu Yoona sampai meninggal! Aku tidak tau bagaimana bisa serbuk teh itu menjadi racun! Aku mengatakan yang sebenarnya, pangeran!"

Hanbin tidak tega melihat Hui yang menangis di kakinya. Namun bukti sudah di depan mata, sehingga Hanbin akhirnya memutuskan untuk mempercayai apa yang sudah ia temukan

"Jebloskan kasim Hui ke penjara bawah tanah! Dia akan di adili tepat di hari pernikahanku, di hadapan semua orang! Pembunuh Ratu, harus mengalami kematian terburuknya!" sorot mata Hanbin begitu menusuk, tapi ia tak berani menatap Hui, dia pun sebenarnya tak sanggup menghukum Hui sebegitu kejamnya. Tapi orang bersalah harus di hukum, bukan?

Hui, dia masih menangis. Namun apapun keputusan pangeran Hanbin, dia hanya berharap agar pria tersayangnya itu tidak pernah menyesalinya. Meski dia tidak terima di tuduh sebagai pembunuh

Hui diseret dan di jebloskan ke penjara bawah tanah dengan tidak manusiawi. Sebegitu pedihnya mencintai putra Raja, dia sudah mengikhlaskan pangeran Hanbin untuk wanita lain, namun kenapa ia masih harus di fitnah dan dihukum atas kesalahan yang tidak pernah ia buat?

Hui menggenggam besi yang menghalanginya, ia bisa lihat Jiwoong berjalan mendekat. Pria ini yang sangat mencintai Hui, tidak peduli meski Hui tidak membalas perasaannya, Jiwoong tidak pernah meninggalkan Hui

"Aku percaya padamu, semua yang kau katakan aku tau itu kebenarannya!"

Hui kembali terisak, anak sungai yang tadi mengering kembali basah. Tangan Jiwoong terangkat, mengusap air mata yang membasahi pipi lembut Hui

"Aku berjanji akan membebaskanmu dari sini! Aku ada di pihak mu.."

Jiwoong tarik tengkuk Hui agar mendekat, kemudian ia satukan keningnya dengan sang pria manis

"...dan aku mencintaimu!"

Kata itu lagi, kata yang tidak bisa Hui balas



Apakah Raja Junho bersedih atas kematian istrinya? Apakah Raja Junho mencoba mencari pelakunya juga seperti pangeran Hanbin? Raja Junho memang sempat bersedih, meski tidak begitu larut

Buktinya kini sang Raja justru sedang bermesraan dengan wanita yang belum terikat dengannya itu, Suji. Masih ingatkan wanita yang Hao anggap sebagai ibu?

Raja Junho masih mengelus lembut punggung tangan Suji

"Apa yang akan anda lakukan sekarang, Yang Mulia?" Suji bersuara

"Sebelum aku menjawab, aku ingin bertanya padamu! Menurutmu mana yang benar, menjadikan Seohyun sebagai Ratu pengganti? Atau aku harus menikahimu, kemudian memberikan gelar Ratu pada wanita yang kucintai ini?" bukannya menjawab, Raja Junho malah bertanya

"Jika anda bertanya padaku tentu aku ingin, aku yang jadi Ratunya! Tapi, Seohyun adalah putri dari seorang Menteri, jika anda tidak memberikan gelar Ratu padanya, ayahnya pasti akan melakukan pemberontakan! Anda harus memikirkan itu kan, Yang Mulia?"

Raja Junho jadi bimbang, dia tidak ingin kehilangan Suji lagi seperti di masa lalu. Tapi dia sendiri belum siap menghadapi pemberontak

__________________________________

Bapak, anak kisah cintanya rumit amat 😭

KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang