Hao berjalan lurus, sembari tersenyum puas menatap singgasana yang sudah di depan mata. Setelahnya Hao berbalik, kemudian duduk di kursi kebesaran yang seharusnya ditempati Raja
"Aku Raja nya sekarang!" Hao berseru
Hao begitu menikmati, melihat para menteri dan Raja sebelumnya yang sudah tidak bernyawa di seret layaknya hewan untuk kemudian di kubur dalam satu lubang yang sama. Benar ini adalah pemberontakan dan penyerangan terbesar sepanjang sejarah
Satu bawahannya menunduk menghadap Hao "Anggota kerajaan yang lain sudah di kumpulkan, Yang Mulia!"
Hao tersenyum, begini ternyata rasanya dipanggil 'Yang Mulia'. Sambil berdiri ia berikan perintah "kirimkan mereka ke rumah bordil sekarang!"
Hao meninggalkan ruangan diikuti oleh para pengawalnya. Hao melihat anggota keluarga kerajaan yang tersisa, di paksa berlutut di hadapannya. Dulu Hao yang harus melakukan ini, dia puas akhirnya keadaan berbalik sekarang
Tatapan Hao berhenti pada Chaehyun, begitupun Chaehyun yang membalas tatapan Hao tanpa rasa takut. Hao berlutut menyesuaikan tingginya dengan si wanita
"Kau marah?" Hao hanya ingin memancing amarah Chaehyun
"Seharusnya dari awal aku mencurigaimu! Percaya padamu adalah hal terbodoh yang pernah aku lakukan!" tatapan mata wanita ini berapi-api
"Kau pun sama jahatnya, Chaehyun! Jangan pura-pura menjadi korban sepenuhnya disini!"
Hao bangkit lalu memerintahkan bawahannya untuk segera mengirim para tawanan ke rumah bordil
"Ha!?"
Hao sebetulnya menyadari ada seseorang yang mengawasinya dari jauh, dia memutuskan menolehkan pandangannya. Jiwoong, bagaimana bisa Jiwoong selamat? Apa bawahannya begitu lemah? Di tambah Hui juga sedang bersama Jiwoong
Sesungguhnya Hao terhibur dengan drama cinta yang terjadi. Jiwoong benar-benar jatuh cinta setengah mati pada kasim ini. Hao akui Hui itu cantik, dia juga punya rencana akan menjadikan Hui miliknya setelah penyerangan ini usai, namun Jiwoong mendahuluinya
Namun bukan Hao namanya jika tidak berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan. Tanpa pengawal yang menemani, Hao mengejar keduanya
Hao itu orang yang peka, dia menyadari dimana Jiwoong dan Hui bersembunyi sekarang. Dalam ruangan sempit itu, Jiwoong mendekap Hui begitu erat, memastikan si pria mungil ini aman
Hui sedikit mendongak, dapat ia lihat wajah tampan Jiwoong dengan rahang tegas dan hidung mancungnya. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang, apa ia baru menyadari kalau Jiwoong setampan ini
"Sepertinya sudah aman!" Jiwoong berujar
"Apa?" kesadaran Hui seakan tertarik
Segera ia lepas dekapan Jiwoong, wajahnya semerah tomat ia tidak ingin Jiwoong melihat dirinya yang salah tingkah, sedangkan keadaan masih menegangkan
"Kita harus cepat keluar dari istana! Tetap berada di dekatku dan jangan bersuara!" Jiwoong memimpin jalan, bagaimanapun dia harus melindungi Hui
Hui hanya menuruti yang dikatakan Jiwoong. Keduanya segera keluar dari ruangan itu, berfikir sepertinya keadaan sudah aman, namun ternyata jauh dari kenyataan
"Kau pikir kau bisa kabur semudah itu?" Hao yang sedari tadi sebenarnya mengawasi mereka akhirnya muncul
Jiwoong langsung menyembunyikan Hui dibalik punggung lebarnya
"Aku salut dengan usahamu untuk mendapatkan perhatian dari Hui! Apa akhirnya kau berhasil?" Hao sengaja menyulut amarah Jiwoong
"Jangan katakan omong kosong, Hao! Apa yang kau inginkan sebenarnya? Kerajaan kacau sebab ulahmu, apa lagi yang kau inginkan? Setidaknya biarkan Hui bebas!" Jiwoong mendesis
"Aku tidak berniat menghabisi Hui, aku justru ingin menjadikan Hui sebagai pasanganku! Aku sudah jadi Raja sekarang, kau tidak mungkin menolak ku kan, Hui?" Hao tersenyum remeh, tidak ada yang tidak tergiur dengan jabatan begitu pula Hui, pikirnya
"Sialan!" Jiwoong benar-benar murka, dia sudah mengayunkan pedang untuk menyerang Hao. Namun dengan mudah Hao menghindar
"Aku bertanya pada Hui, kenapa kau yang marah?" selain bertarung satu hal lagi kehebatan Hao adalah mengendalikan emosi seseorang
"Hui bukan orang yang murahan! Jaga bicaramu sebelum aku potong lidah sialanmu itu!"
Hao semakin dibuat tergelitik perutnya mendengar ancaman Jiwoong. Mendengar tawa kencang Hao membuat Hui ketakutan, tangannya sudah menggenggam erat, entah apa yang ia sembunyikan di genggaman kecilnya
"Kau bilang kau sudah jadi Raja?" Hui bertanya takut-takut
Tawanya berhenti, di gantikan dengan senyum sinis yang sangat menakutkan bagi Hui
"Apa yang kau katakan?" Jiwoong tentu terkejut dengan perkataan Hui
"Aku harus melakukan ini, Jiwoong!"
"Keputusan yang tepat, Hui! Kemari, mendekatlah!" perintah Hao dengan kata tegasnya, membuat Hui tak berani membantah
"Hui!" Jiwoong mencekal lengan Hui, namun ternyata Jiwoong ditolak, Hui melepaskan genggaman Jiwoong dan berjalan mendekati Hao
Hui sudah tepat berdiri didepan Hao "keputusan yang bagus!"
Namun secara tak terduga Hui melemparkan pasir yang sedari tadi ia genggam tepat mengenai mata Hao
"Sialan!!" Hao menutup wajahnya segera, rasanya perih ketika butiran pasir masuk ke matanya
"Cepat lari, Jiwoong!" giliran Hui yang menarik lengan Jiwoong
Taukan Hui, Jiwoong sudah hampir sekarat tadi saat dia mengatakan menyetujui tawaran Hao
Bahkan Jiwoong sendiri tak menyadari kapan Hui meraup pasir dan menyimpannya di genggaman
Keduanya berlari sekuat tenaga, jika ada pengawal Hao, maka Jiwoong yang akan turun tangan melawan mereka. Hingga akhirnya mereka keluar dari istana yang sudah tidak aman lagi
Meski begitu mereka terus berlari, mereka harus pergi jauh dari Kerajaan Joseon. Mereka akan mengembara dan hidup dalam pengasingan
•
•
•Tubuh kecil itu terkapar lemah berlumuran darah, namun sekuat tenaga ia coba untuk bertahan, meski rasa sakit tak bisa ditahan, meski bibir terasa terkunci padahal ingin menjerit. Si kecil itu akhirnya bernapas, debu turut beterbangan seiring dengan hembusan dari bibir mungilnya. Perlahan-lahan pula matanya yang berat terbuka
Tubuhnya seakan remuk, rasa sakit tak bisa ia tahan, hingga ia akhirnya menyerah jika harus tiada. Namun belum terlambat untuk berharap, seseorang datang menyelamatkannya. Siapa yang masih selamat?
______________END______________
Wleee 😝 sengaja endingnya gantung,, bisa nebak gk nih siapa si kecil yang masih selamat?
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM
Fiksi Sejarah-berlatar belakang kerajaan Joseon -perebutan kekuasaan -pertumpahan darah -keegoisan -cinta segitiga *ada unsur bl,, tapi dikit *tpi yg namanya bl tetep aja bl *cerita gak ada sangkut pautnya sama sejarah yg terjadi di Kerajaan Joseon,, ini hanya s...