Istana sedang sibuk hari ini, bukan pesta pernikahan pangeran Hanbin, namun pengangkatan Seohyun sebagai Ratu sekaligus Jiwoong yang menggantikan posisi Jungsoo sebagai panglima
Ibu dan anak yang menyaksikan ini, sedikit kesal tentunya. Suji merasa posisinya telah diambil dua kali oleh orang lain, sedangkan Hao merasa dia lebih hebat dari Jiwoong. Kenapa pula pria berkulit pucat itu yang harus menjadi panglima
"Rasanya ibu ingin segera melihat Junho itu mati!" Suji berbisik pada Hao
"Ibu tenang saja! Aku sudah menjalankan rencana, orang kepercayaanku sudah memulainya!" sementara pandangan Hao masih lurus
Suji tersenyum miring, ia benar-benar berhasil mengasuh Hao dan mendidiknya dengan dendam di hatinya
•
•
•Tugas pertama Jiwoong setelah di angkat menjadi panglima adalah menemani pangeran Yujin ke pelatihan pertamanya. Di masa depan pangeran Yujin tidak bisa menjadi penerus, jadi si pangeran kecil ini harus di latih kekuatan fisiknya
Meski sebenarnya sang pangeran tidak ingin pergi sebelum Hui di bebaskan, namun Raja tidak mendengarkan protes yang dilayangkan pangeran Yujin
Melihat sang Pangeran yang masih murung, Jiwoong mengerti situasinya. Dia pun juga merasa berat meninggalkan Hui di istana dengan kondisi paling buruknya
"Saya berjanji akan membebaskan Hui, pangeran! Anda pun harus berlatih keras disana!" Jiwoong menasehati
"Kenapa kak Hanbin begitu jahat? Hui tidak salah kenapa ia harus di hukum?" nyatanya sang pangeran kecil tidak terhibur
"Benar, Hui tidak bersalah.. Jika pelaku sebenarnya sudah ditemukan, maka aku sendiri yang akan memenggal kepalanya!" Jiwoong dengan penuh kemarahan mengucapkan dalam benaknya
Dalam perjalanan, samar-samar Jiwoong mendengar langkah kaki yang sedang mengikuti mereka
"Berhenti!" Jiwoong memberi perintah
Pasukan yang bersamanya segera menghentikan langkahnya. Jiwoong kembali menajamkan pendengarannya, disaat seperti ini dia harus lebih waspada, apapun yang terjadi dia harus melindungi pangeran Yujin
"Akkhh!!" Pekikan dari salah satu prajurit membuat atensi sepenuhnya beralih
Jiwoong menggertakkan giginya. Pasukannya sekarang di serang, satu prajurit mati dengan anak panah menembus dada kirinya
"Sial! Ada penyerangan, lindungi pangeran Yujin!" Jiwoong berteriak
Segera semua prajurit mengelilingi pangeran Yujin, menjadikan tubuh mereka sebagai tameng. Sedangkan Yujin masih tidak mengerti dengan situasi yang sedang dihadapi saat ini
Jiwoong sudah menarik keluar pedang dari sarungnya, siap menebas siapapun yang sudah berani melakukan penyerangan terhadap pasukannya
"Akkhh"
Jiwoong lagi-lagi lengah, satu prajuritnya tumbang. Rasanya kemarahan sudah mencapai ubun-ubun, Jiwoong berteriak kesetanan meminta musuh untuk menunjukkan jati diri
"Jangan jadi pengecut, sialan! Kau terlalu takut dengan kehebatan ku?"
Teriakan Jiwoong menyulut emosi sang musuh, sekelompok pria dengan pakaian serba hitam lengkap dengan penutup wajah muncul menghadang pasukannya, dengan berbagai senjata di tangan setidaknya membuat Jiwoong sedikit menelan ludah karena gugup. Apakah sang panglima muda akan mundur dan mengalah? Tentu tidak, Jiwoong menjadi orang pertama yang menyerang para musuh alhasil perang kecil ini tidak bisa di hindari. Jiwoong dengan pasukannya berusaha menyerang musuh namun juga menjaga keselamatan pangeran
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM
Historische fictie-berlatar belakang kerajaan Joseon -perebutan kekuasaan -pertumpahan darah -keegoisan -cinta segitiga *ada unsur bl,, tapi dikit *tpi yg namanya bl tetep aja bl *cerita gak ada sangkut pautnya sama sejarah yg terjadi di Kerajaan Joseon,, ini hanya s...