8 <Pangeran Yujin yang Polos>

45 3 0
                                    

"Hui, ayo kita main petak umpet! Aku akan berjaga dan kau yang bersembunyi!" ajak Yujin yang begitu antusias

"Baiklah, pangeran harus memberi waktu untuk aku bersembunyi!" Hui hanya menurut, asal pangeran kecil ini tidak menangis

Yujin kemudian menutup matanya dan mulai berhitung "1.. 2.. 3..-

Hui segera mencari tempat persembunyian, agar pangeran Yujin sulit menemukannya. Hui memilih bersembunyi di bawah meja, beruntung ada kain menjuntai yang membuat tubuhnya tertutup sepenuhnya

"Aku sudah selesai, aku akan mencarimu sekarang!" Pangeran Yujin membuka matanya dan segera mencari Hui di seluruh ruangan bermainnya

Tanpa mereka sadar, sebenarnya pangeran Hanbin sedari tadi memperhatikan kegiatan keduanya

Yujin sedang sibuk mencari Hui di sisi yang lain, di saat itu Hanbin ikut bersembunyi bersama Hui di bawah meja. Hui tentu terkejut dengan kehadiran pangeran yang tiba-tiba

"Pangeran, apa yang anda lakukan disini?" Hui sedikit berbisik

"Sssttt, Yujin akan menemukan kita jika kau bersuara!" Hanbin juga berbisik memperingati

Hui tidak lagi bicara, namun ia dibuat gugup karena Hanbin menatapnya intens dengan jarak yang cukup dekat. Hui palingkan wajahnya agar tidak menatap sang pangeran, atau jantungnya akan berdetak semakin kencang nanti

"Mari tetap berhubungan, aku tidak peduli meski ayah menjodohkan ku!" Pangeran Hanbin yang mulai bicara, padahal tadi dia yang meminta Hui diam

"Bukankah itu terlalu jahat? Calon istri anda akan sangat sedih jika tau anda memiliki hubungan dengan orang lain.. Dan saya mohon, jangan bahas hal ini lagi, pangeran!" Hui mulai tidak nyaman dengan situasinya bersama pangeran Hanbin

Hui memilih beranjak, tidak peduli dengan permainan petak umpet yang sedang ia mainkan bersama pangeran Yujin. Namun di waktu bersamaan, Yujin membuka kain yang menutupi keduanya.

"Aakkhh" Hui yang belum siap jadi terkejut, sampai kepalanya hampir terbentur kaki meja. Untungnya tangan pangeran Hanbin dapat menghalangi benturan di kepala Hui. Ini lebih tak terduga, karena gugup Hui segera merangkak keluar kemudian menggendong pangeran Yujin dan pergi meninggalkan pangeran Hanbin yang kebingungan



Raja tengah berdiskusi dengan para menteri kerajaan, ada laporan mengenai sekelompok orang dari negara asing yang masuk ke wilayah Joseon. Banyak yang curiga mereka adalah mata-mata dari kerajaan musuh

"Yang Mulia, kita tidak boleh meremehkan masalah ini, keselamatan rakyat adalah yang paling penting! Kita harus menangkap mereka dan mencari tahu tujuan sebenarnya mereka datang ke kerajaan kita!"

"Aku mengerti kegelisahan kalian, tapi jika kita terlalu terburu-buru masyarakat akan dibuat bingung dan mereka menjadi cemas! Aku akan luncurkan beberapa prajurit bersama panglima Jungsoo, lakukan rencana secara diam-diam! Kemudian untuk berjaga-jaga, pasukan yang lainnya akan mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman.. Jika ada peperangan besar, aku sendiri juga akan turun tangan!" Raja Junho membuat keputusan dengan sangat bijak. Para menteri dan beberapa orang kepercayaan Raja ini merasa puas dengan tindakan yang diambil sang Raja

Tidak ada protes yang di ajukan, Raja Junho memilih menyudahi diskusinya. Setelahnya sang Raja berdiri dari duduknya, semua yang hadir turut berdiri kemudian membungkuk hormat mengiringi kepergian sang Raja beserta Chansung dan dua pengawal lain di belakangnya

Raja Junho ingin menemui Ratu nya, namun panggilan dari putra kecilnya menghentikan langkah sang Raja. Pangeran Yujin berlari sambil merentangkan tangannya, meminta gendong pada ayahnya. Raja Junho tersenyum kecil, sesaat kemudian ia berhasil mengangkat tubuh pangeran Yujin yang kini sudah semakin bertumbuh

"Ayah, aku sedang bermain bersama Hui!" Yujin menunjuk Hui yang sebenarnya berdiri cukup jauh dari mereka

Hui semakin menunduk tatkala merasa Raja Junho mengalihkan pandang padanya

"Lalu apa yang terjadi sampai pangeran Yujin harus berlari seperti itu?" Raja Junho kembali memandang sang putra

Pangeran Yujin tersenyum amat lebih hingga gigi-gigi susunya terlihat "aku menyukai saat bermain bersama Hui, kakak juga! Ayah, kenapa tidak Hui saja yang menikah dengan kakak?"

Celotehan bocah polos itu membuat Hui ketakutan setengah mati. Jika ia dihukum oleh Raja setelah ini bagaimana

"Ampuni saya, Yang Mulia! Saya benar-benar tidak berharap menikah dengan pangeran Hanbin!" Hui saat ini sudah bersujud di hadapan Raja Junho

"Apa pangeran Yujin tidak menyukai kakak dengan Chaehyun Agassi?" Raja Junho bertanya sambil mencubit gemas pipi pangeran Yujin

Pangeran Yujin menggeleng sebagai jawaban. Raja Junho terkekeh sebentar "mungkin karena pangeran Yujin belum bertemu dengan Chaehyun Agassi, besok ayah akan memintanya datang ke istana dan bermain bersama pangeran Yujin!"

Belum mendengar jawaban sang putra, Raja Junho beralih pada Hui yang masih bersujud di hadapannya "dan untukmu, kau tidak perlu sampai seperti ini! Aku berterimakasih karena kau bisa menjaga pangeran Yujin dengan baik!"

Hui bangun dari posisi sujudnya, meski terus menunduk tak berani menatap sang pemilik negeri ini. Raja Junho dengan pangeran Yujin di gendongannya dan para pengawal yang sejak tadi mengikutinya, segera pergi melanjutkan langkah yang sempat terhenti tadi

Hui hanya memperhatikan kepergian mereka "Aku tidak setuju dengan perkataan ayah!"

"Astaga!" Suara yang tiba-tiba menginterupsi tentu membuat Hui terkejut. Pangeran Hanbin tersenyum tanpa dosa melihat Hui yang begitu terkejut karena ulahnya

"Yujin bahkan ingin hanya kau yang jadi kakak iparnya! Begitupun aku, aku hanya ingin kau yang bersanding denganku nanti, Hui!"

"Pangeran! Seperti yang dikatakan Yang Mulia Raja tadi, pangeran Yujin hanya belum merasakan bagaimana di asuh Chaehyun Agassi! Begitupun anda, jika sudah terbiasa nanti anda pasti akan menerima Chaehyun Agassi! Dan sekali lagi saya mohon, jangan bahas hal ini lagi! Jika Raja sampai tau, beliau pasti akan menghukum saya!" Hui semakin lirih di akhir kalimatnya

"Saya permisi, pangeran!" Hui memilih pergi, meninggalkan Hanbin yang sedang di selimuti rasa bersalah. Melibatkan Hui dalam percintaannya memang sudah menjadi rencana, namun membuat hati lelaki cantik itu terluka sama sekali bukan keinginannya

Hui terus berjalan, entah kemana kakinya akan membawanya. Untuk saat ini rasanya dia ingin mendapat banyak pekerjaan, namun langkahnya terhenti mendengar bisikan yang memanggil namanya "Hui, disini! Yak, diatas sini!"

Hui mendongak, sesaat kemudian ia tertawa melihat ternyata Jiwoong yang sedang memanjat pohon buah persik yang sedari tadi memanggilnya

"Apa yang sedang kau lakukan, Jiwoong?" Hui bertanya

Jiwoong segera turun dari atas pohon dengan sekeranjang buah persik di tangannya

"Nyonya Dasom memintaku memetik buah persik untuknya! Kau mau?" Jiwoong mengambil satu buah dari keranjang dan ia berikan pada Hui

"Tidak! Jika ketahuan aku bisa dihukum sebagai pencuri!" Hui langsung menolaknya

"Aku memberikannya, bukan kau yang mencuri!" Jiwoong mengelaknya

"Tetap saja, itu milik nyonya Dasom!" Hui tetap menolaknya

"Aishh, kau ini!" Jiwoong akhirnya mengalah, ia letakan lagi buah persik itu di keranjang

"Menurutmu kenapa nyonya Dasom memintaku memetik buah ini? Aku curiga nyonya Dasom tengah mengandung!" Jiwoong memilih membahas hal lain, dia tau sahabatnya ini sedang bersedih, Jiwoong hanya mencoba untuk menghiburnya

"Jangan bergosip, Jiwoong! Bawa saja buahnya dengan benar!" Hui sedikit bercanda dengan mendorong bahu Jiwoong. Kemudian keduanya tertawa

__________________________________

Part berikutnya bakal masuk permasalahan utama!! Sebenernya Viie tuh pengen part yg banjang gitu, tapi kok gak bisa ya? 😭

KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang