16 <Tujuan Akhir>

31 3 0
                                    

Hao semakin tersenyum penuh kemenangan melihat Hanbin yang menangis meraung sambil berlutut, menyesali kebodohannya

"Hao, bolehkah aku mendapatkan kesempatan kedua? Biarkan aku hidup dan setidaknya aku akan menebus kesalahanku pada Hui! Aku mohon!" seorang Putra Mahkota, memohon sedemikian menyedihkannya pada Hao

Hao berjalan mendekat kemudian berlutut, mensejajarkan tingginya dengan sang saudara kembar

"Sayang sekali itu bukan tujuanku!"

"Apa?" Hanbin masih berusaha memohon

Mata sang pangeran membulat, pria dihadapannya ini sudah mengangkat pedangnya lagi. Hanbin mengerti, nyatanya dia tidak bisa menebus kesalahannya, setidaknya pada Hui, pria yang ia cintai

"Hui, maafkan aku!" Hanbin berbisik, matanya terpejam siap menerima kematian

Hao menghela napas, wajahnya yang penuh dengan cipratan darah segar milik adik kembarnya. Pangeran Hanbin tiada dengan membawa penyesalan terdalamnya

Hao usap wajahnya dengan tangan yang juga berlumuran darah. Dia bisa mendengar keributan di luar, ia yakin bawahannya sudah menyerang istana utama sekarang

Tidak memperdulikan jasad Hanbin yang tergeletak begitu mengenaskan, Hao memilih beranjak, ia harus memulai pertarungan akhirnya. Hari ini juga, Raja Junho harus mati di tangannya

Pengawal yang sebelumnya di perintahkan keluar ruangan menyadari kedatangan Hao. Rasa curiga langsung muncul ketika melihat Hao yang berlumuran darah, apa ia terluka separah itu? Tak mungkin kan, Hao orang yang hebat dalam bertarung

"Dimana Pangeran Hanbin?" pengawal langsung bertanya

"Kau mau menyusulnya?"

Mendengar penawaran yang di lontarkan Hao membuat si pengawal mengernyitkan dahi

"Akkhh"

Hao menusuk tepat di jantung pengawal pangeran, membuat korban muntah darah hingga akhirnya tumbang tak bernyawa

"Tuan!"

Hao menoleh ke sumber suara, dapat ia lihat bawahannya yang memakai pakaian serba hitam menunduk padanya

"Sudah kau bereskan semuanya?" sembari menarik lagi pedangnya, Hao bertanya

"Sesuai keinginan anda, Tuan!"

"Kerja bagus! Mari kita selesaikan sampai tak bersisa, sampai tujuan akhir ku tercapai!"

Hao berjalan mendahului bawahannya yang masih menunduk

Hao memandang pintu yang sebelumnya digunakan untuk rapat Raja bersama para menteri. Namun didalam keadaan benar-benar berbeda dari sebelumnya

Hao berjalan masuk ke ruangan, dapat ia lihat Raja beserta menteri yang memihaknya kini di sandra oleh para bawahan Hao yang berpakaian sama

Sebagian menteri lainnya bebas, karena memang mereka memihak Hao. Sudah tidak asing lagi bukan dengan kasus seperti ini, sedangkan Hao yang memang bermulut manis mampu merayu orang-orang bodoh ini

"Ternyata kau dalangnya! Aku sudah berbaik hati menampungmu di istana ku, apa ini balasannya?" Raja Junho berteriak tak terima

Hao berdecih, tak sadarkah sang ayah atas semua kesalahannya?

"Aku memang seharusnya melakukan ini, aku hanya ingin meminta hakku! Hanya aku yang bisa menjadi Raja setelah ini, kau tenang saja... Ayah!"

Raja Junho membulatkan matanya. Hao memanggilnya apa tadi? Ayah? Tidak mungkin, ramalan itu tidak boleh terjadi! Hanya Hanbin yang bisa menjadi penerusnya

KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang