2 <Ramalan>

93 5 0
                                    

Usia kandungan Ratu Yoona sudah memasuki bulan ke delapan, dan kabar baiknya Ratu mengandung anak kembar

Perutnya sudah membesar, Ratu Yoona juga ingin lebih sering di manja oleh Raja Junho. Tapi belakangan ini ia harus lebih sering bersama bersama selir Raja

Raja Junho lagi-lagi harus dihadapkan dengan pekerjaan yang mengharuskannya keluar istana. Dibantu dengan orang kepercayaannya, Chansung dan beberapa pengawal, Raja menyamar menjadi rakyat biasa sedang mengintai tempat yang dijadikan bandar perjudian. Mereka berpencar agar tidak menimbulkan kecurigaan, membaur dengan warga lainnya, sebagian pura-pura ikut berjudi, sebagian lagi pura-pura mabuk, kemudian Sang Raja bersama orang kepercayaan nya berpura-pura menggoda para gisaeng

"Kau harus sadar betapa manisnya wajahmu ini!" Chansung menggoda gisaeng yang duduk di sebelahnya

"Anda terlalu banyak memuji ku, tuan!" Yang digoda tersipu malu dibuatnya

Raja Junho tertawa geli dengan gombalan murahan dari orang kepercayaannya ini

"Ada satu peramal terkenal di sini, anda ingin mencobanya, tuan?" Wanita gisaeng yang sedang menuangkan minuman pada gelas milik Raja Junho berucap

"Apa dia begitu hebat?" Raja Junho meragu

"Saya sudah dua kali mengunjunginya, dan ramalannya tidak meleset sedikitpun!" Jawab si gisaeng meyakinkan

"Apa aku harus mencobanya?" Raja Junho pura-pura tertarik

"Ayolah ini bukan gaya mu sekali! Kita kesini hanya untuk bersenang-senang!" Chansung ikut menengahi

"Tapi apa anda tidak ingin mengetahui masa depan anda, tuan?" Satu gisaeng lainnya menimpali

"Benar, kita harus mencobanya bukan? Aku ingin lihat se sakti apa peramal ini!" Raja Junho sebenarnya tidak pernah percaya dengan ramalan

"Dan kau harus menemaniku!" sambungnya sembari mencolek dagu si gisaeng

Wanita gisaeng itu tersenyum centil "tentu, tuan!" jawabnya

Sementara Chansung sebenarnya khawatir, jika ada orang lain yang mengetahuinya adalah orang dari Kerajaan, keadaan disini bisa tak terkendali dan rencana akan gagal total

Setelah Raja Junho dan wanita gisaeng yang diketahui bernama Dasom itu pergi, Chansung segera memberi arahan pada bawahannya untuk bekerja lebih cepat

Sementara Raja Junho dan wanita gisaeng itu sudah memasuki bilik si peramal

"Hal apa dari anda yang ingin saya ramal, tuan?" peramal wanita yang sudah terlihat berkeriput itu memulai pembicaraan

"Apapun yang terjadi di masa depan, tentang aku!"

Wanita paruh baya itu tersenyum "boleh saya lihat telapak tangan kiri anda, tuan?"

Raja Junho meletakkan punggung tangannya di atas meja, sehingga wanita peramal itu bisa leluasa menyentuh telapak tangannya. Sambil mengucapkan mantra, peramal mulai memejamkan mata mencoba melihat apa yang akan terjadi di masa depan

Setelah lama terpejam, mata wanita paruh baya itu terbuka, sangat lebar, terkejut sekaligus tidak percaya

"Yang Mulia Raja!" Peramal itu tersujud dihadapan Raja nya

Raja Junho juga ikut terkejut, wanita ini dapat mengetahui identitasnya, kesaktiannya tidak di ragukan. Sementara gisaeng yang tadi bersamanya, masih terpaku, Raja Junho tidak mengizinkannya pergi setelah ia tau identitas Raja yang tengah menyamar

"Katakan apa yang kau lihat!" Raja Junho menjadi penasaran dengan masa depan nya

"Maaf Yang Mulia.. Salah satu anak anda yang lahir tanpa tangisan akan menjadi bencana untuk kerajaan!" masih tersujud, peramal itu tetap menjawab

Keadaan diluar tidak terkendali, para penjudi berusaha kabur setelah mengetahui mereka sedang dikepung. Raja Junho keluar dari bilik peramal sambil terus menarik tangan gisaeng yang sejak tadi bersamanya

Chansung mendekat membungkukkan badannya sebentar sebelum melapor "semua pemain dan bandar judi, kami berhasil mengamankannya, Yang Mulia!"

"Kerja yang bagus, Chansung! Kau urus sisanya, aku harus segera kembali ke istana!"

Tanpa ba-bi-bu lagi Raja Junho segera meninggalkan tempat itu, beserta gisaeng yang tidak boleh lepas darinya. Wanita ini sudah mengetahui ramalan buruk yang akan terjadi di kerajaan mereka



Tabib sedang memeriksa keadaan Ratu Yoona di istana, semuanya nampak baik-baik saja

"Apa anda mengalami kesulitan selama kehamilan, Yang Mulia?" Tabib bertanya sambil terus memijat halus permukaan perut buncit Ratu Yoona

"Tidak, hanya saja perasaanku belakangan ini tidak enak, apa aku merindukan Raja? Aku takut hal ini mempengaruhi kedua anakku didalam sana!" ungkap sang Ratu

"Tidak akan terjadi apapun, Yang Mulia! Yang Mulia Raja pasti akan kembali dengan selamat!" Seohyun - selir Raja yang selalu bersama sang Ratu - juga ikut menenangkan

Ratu Yoona tersenyum kearahnya, seakan mengucapkan terimakasih

Pintu kamar yang sebelumnya tertutup, kini terbuka menampilkan pelayan yang sedang tertunduk "maafkan kelancangan saya, Yang Mulia! Tapi, Raja Junho sudah kembali, tanpa pengawalnya!"

Ratu Yoona mencoba bangkit dibantu tabib dan Seohyun "lalu Chansung?"

"Tuan Chansung juga tidak bersama Raja, Yang Mulia!" Pelayan itu masih saja menunduk

"Lakukan penyambutan untuk kepulangan sang Raja!" Ratu Yoona memberi perintah

Pelayan itu segera memundurkan langkahnya meninggalkan bilik sang Ratu

Meski sebenarnya bingung, kenapa Raja kembali tanpa pengawal, bahkan orang kepercayaannya juga tidak bersamanya. Tapi Ratu Yoona cukup senang, selama ini ia merindukan Raja Junho

Ratu Yoona menanti Raja nya di gerbang masuk, menanti dengan senyuman yang terus terpatri sejak tadi. Namun bagaikan deja vu, Ratu Yoona melihat seorang wanita berjalan beriringan dengan suaminya. Senyumnya luntur seketika, Ratu Yoona mencoba mengabaikan si wanita

"Selamat datang kembali, Yang Mulia!" Ratu Yoona memasang senyumnya kembali

Raja Junho mendekat, kemudian mengusap permukaan perut buncit Ratu Yoona. Ia kembali mengingat ramalan wanita paruh baya yang ia temui sebelumnya "Salah satu anak anda yang lahir tanpa tangisan akan menjadi bencana untuk kerajaan!"

"Apa ada hal buruk yang terjadi, Yang Mulia?" Ratu Yoona mengetahui kegelisahan suaminya

Tatapan Raja Junho beralih pada wanita yang ia bawa "Ini Yoona, Ratu mu!"

Wanita itu membungkuk memberi hormat pada Ratu Yoona. Sedangkan sang Ratu hanya memandangnya tanpa senyuman

_____

"Aku akan melengserkan jabatan ayah! Aku yang akan menjadi Raja setelah ini! Bahkan saudara kembarku pun tidak boleh memilikinya!" pemuda itu dengan berani menodongkan pedang tajamnya pada Raja Junho

Dalam tidurnya, Raja bergerak gelisah, keringat dingin terus bercucuran dari keningnya, kemudian terbangun dengan nafas yang memburu. Raja Junho mengalami mimpi buruk yang ia harap tidak pernah terjadi

Raja Junho mengusap kasar wajahnya yang penuh peluh, kemudian pandangannya beralih pada Ratu Yoona yang masih terlelap dalam tidurnya

"Maafkan aku, Yoona! Aku harus memusnahkan salah satu anak kita!" lirihnya tak ingin mengusik tidur wanita cantik itu

Ini demi kedamaian kerajaan, tidak boleh ada pemberontak, bahkan jika itu putranya sendiri, Raja Junho harus memusnahkan nya

__________________________________

Wanita itu kembali dengan penyamaran, entah apa tujuannya. Merebut kembali sang Raja? Memusnahkan keturunannya? Atau merebut posisi Ratu Yoona saat ini?

Yang jelas wanita itu kembali dengan dendam terdalamnya. Raja Junho, Ratu Yoona dan kerajaannya harus musnah

KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang