London,
Tuesday, 2018 April 4ᵗʰ
Katharina & Celine."On behalf of The ATLANTIC and the entire crew, I’d like to thank you for joining us on this trip. We are looking forward to seeing you on board again in the near future. Have a nice day!"
Begitu announcement selesai, Katharina menunggu seluruh penumpangnya untuk turun, juga awak cabin yang bertugas menyelesaikan pekerjaannya, Katharina akhirnya menghirup udara segar Kota London lagi. Setelah sekian lama mengambil cuti dan bersantai, Katharina cukup puas akan kerjanya pada hari ini.
Mengingat akan janji seseorang yang akan menunggunya pulang, Katharina segera berjalan cepat menuju lokasi yang sudah beritahukan. Dadanya bergemuruh saat sadar bahwa akan bertemu kembali dengan perempuannya.
"Cel!"
Katharina berseru mendapati perempuan tidak asing yang berdiri tak jauh darinya. Segera Katharina tarik kopernya mendekat dan memeluk tanpa basa-basi.
Rindu.
Katanya berat, tapi lebih berat kopernya. Nggak salah tapi salah.
"Hey! I miss you.." Bisik Celine saat pelukannya mengerat.
Tidak peduli bagaimana tatapan orang sekitar, yang jelas Katharina dan Celine hanya ingin menyalurkan rindu akibat beberapa hari berjauhan. Yaa.. Beberapa hari.
"Mau kemana kita hari ini?" Tanya Katharina sambil tertawa kecil setelah melepas pelukannya.
Celine diam nampak berpikir, lalu melirik koper Katharina yang jelas berukuran tidak kecil sama sekali. Dirinya menjentikkan jari dan segera menarik Katharina menuju mobilnya berada.
"Langsung ke tempatmu aja, ya? Kamu istirahat dulu, nanti sambil kita mikir mau kemana aja."
Kali ini Katharina membiarkan Celine yang menyetir. Pasalnya Katharina lumayan lelah setelah flight yang memakan waktu cukup lama. Celine terlihat lihai menyetir, nampak sudah biasa. Walau sejujurnya dalam hati Katharina lumayan was-was, tidak tega membiarkan perempuan di sampingnya memegang kendali penuh atas kendaraan yang ditumpanginya.
"Kamu mau makan dulu?"
"Boleh, di cafe temenku, ya? Aku ada banyak rekomendasi menu enak di sana!" Celine jawab dengan antusias pertanyaan Katharina. Sementara yang diberi respon hanya tersenyum dan mengangguk kecil.
Di sini mereka sekarang, sebuah cafe dengan nuansa alam yang segar. Tanaman yang mengelilingi, semi-out-door. Entah kenapa Katharina lebih suka duduk berhadapan, katanya, "Aku bisa lihat kamu. Kalau sebelahan susah, harus noleh dulu."
"Kamu sudah mulai kerja lagi, Cel?"
"Belum, tapi tadi aku bantu cek beberapa hal di pabrik produksi. Mau launching beberapa produk untuk dua bulan lagi, lumayan keteteran sebenernya, tapi jadwal cutiku masih sampai beberapa hari lagi. Aku sih nggak mau buang-buang kesempatan libur."
Kalimat yang realistis bagi Katharina. Tidak akan menyia-nyiakan kesempatan libur. Lagi pula, Celine ini budak korporat akut. Yura bisa angkat tangan jika sudah masalah mengingatkan banyak hal pada Celine, khususnya beristirahat.
Celine tipe orang yang susah berhenti jika sudah duduk di depan komputernya. Sekedar makan jika tidak ditarik paksa oleh teman-temannya, maka tidak akan beranjak. Celine bisa dibilang merupakan karyawan kantor kesayangan atasannya. Karena kerajinannya juga ketelatenan dan ketelitian dalam mengerjakan pekerjaannya. Tanggung jawabnya besar, maka Celine laksanakan dengan benar.
Katharina jangan ditanya, jelas dirinya pun memiliki tingkat kefokusan yang tinggi jika bekerja. Kalau tidak.. Yaa..
"Kamu ada flight lagi kapan?"
"Jumat atau Sabtu kayaknya. Masih beberapa hari lagi, santai. Banyak istirahatnya."
"Banyak istirahatnya tapi banyak juga gajinya. Aku banyak lemburnya yang banyak cuman capeknya."
"Resikonya tinggi, Cel. Aku bawa puluhan nyawa orang sekali flight."
Sangat banyak yang diobrolkan. Katharina dan Celine bertukar cerita tentang beberapa hari selama keduanya berjauhan. Begitulah, pasangan baru. Masih anget.
Menyelesaikan makanan keduanya, Celine segera menuju rumah Katharina yang rupanya tidak jauh dari apartemennya. Bangunan lantai dua yang sempat diidamkan oleh Celine rupanya Katharina memilikinya. Harus dinikahin, Cel.
"Kamu istirahat aja dulu, capek nggak bawa mobilnya?"
"Aku udah terbiasa bawa mobil jarak jauh. Kamu yang harusnya istirahat, apa nggak mau lepas itu tulang punggungmu?"
Lagi-lagi keduanya hanya bisa tertawa.
Sesuai ucapan Celine, Katharina memilih membersihkan diri seraya membereskan hal-hal yang perlu. Celine melipir, house tour ceritanya. Menyusuri ruangan-ruangan yang berada di lantai satu. Lalu menyusul Katharina yang katanya tengah mandi.
Celine lihat, hanya ada satu kamar di lantai dua. Ruangan luas yang pintunya sengaja dibuka oleh pemiliknya. Nuansa putih yang mendominasi sesuai bayangan Celine setelah melihat detail lantai satunya. Sama persis, hampir keseluruhan rumah tersebut diberi aksen warna putih, hanya terlihat berwarna karena pernak-pernik yang terpajang sepanjang dinding juga meja-meja yang ada.
"Istirahat, Celine."
Perempuan bersurai sebahu itu sedikit terlonjak, merasakan lengan dingin yang melingkari pinggangnya. Katharina memeluknya dari belakang dan menyandarkan dagunya pada bahu mungil Celine. Cukup nyaman meski Katharina harus ekstra menunduk demi mencapai permukaan tersebut.
"Aku suka rumahmu. Aku kira lantai dua bakalan penuh sama furniture kayak lantai satu. Ternyata isinya cuman kamarmu aja."
"Sengaja, karena aku tinggal sendiri. Kalaupun temenku ada yang nginep, juga pasti di kamarku. Entah mau ambil kasur lagi, atau tidur sekasur. Yang jelas sekalipun rame nggak akan sepenuh itu. Tujuanku cuman biar kalau tidur nggak perlu ributin mau di kamar mana. Niatnya juga ngumpul."
Celine cukup terenyuh mendengarnya. Di balik jiwa introvert Katharina juga ada hal seperti demikian. Hobi berkumpul bersama teman-temannya, senang bermain game beramai-ramai, dan semacamnya. Katharina juga manusia, sekalipun sibuknya tidak masuk di logika. Sebelas dua belas sama pacarnya.
"Kamu nggak mau tinggal di sini aja? Katanya suka sama rumahnya?"
"Ck, kesempatan banget kalau ada orang ngomong tuh!"
Cubitan dilayangkan pada Katharina yang sontak melepas pelukannya dan berjalan mundur. Celine menatapnya malas, lagi pula cubitannya tidak sekeras itu.
"Enak aja kamu main tinggal-tinggal. Dikira pindahan gampang banget, ya?"
"Gampang, panggil orang buat pindahin barang-barangmu ke sini hari ini langsung juga bisa."
"Kamu nggak pakai asisten di rumah segede ini?"
"Sebenernya ada asisten, tapi aku bilang ke sini seminggu sekali aja. Jadi tiap weekend beliau ke sini untuk beresin rumah."
Begitulah Celine yang semakin tahu kehidupan Katharina, pun sebaliknya. Rencana keduanya yang akan pergi jalan-jalan keliling kota pun tidak terlaksana karena sibuk bercerita banyak hal. Khususnya Celine yang semangat mendongeng, juga Katharina yang mulai lebih terbuka pada seseorang selain Wizel dan Kezia.
"Kita makan ramen aja nggak sih? Delivery, yuk?"
"Nggak sehat sebenernya kalau makan dari luar terus. Tapi keburu laper, jadi yaudah pesen aja."
"Kamu mau yang apa? Biar aku cariin ini."
"Ramen yang apa, ya? Jangan ada cheese kalau bisa, aku kurang suka ramen sama itu."
"Beli berapa?"
"Sepuluh."
"Kath, yang bener dong!"
─BUSINESS CLASS || Fin─
Wednesday, 29 November 2023
🥂
KAMU SEDANG MEMBACA
Business Class [END]
Hayran KurguWho believes that miracles exist? Pertemuan di bandara tanggal 12 Maret kala itu, membawa sebuah hal baru untuk sepasang manusia yang jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Dimulai dengan London, yang mempertemukan. Lantas Seoul, yang menyaksikan. Sin...