Chapter 10

1K 28 0
                                    

Happy reading!

___

Jessy baru saja keluar dari kamar itu sembari membawa nampan. Kemudian ia berjalan ke dapur untuk meletakkannya ditempat cucian. Setelah itu ia berjalan kembali menuju kamar itu. Langkahnya terhenti saat diruang tamu, ia melihat Adrian dan beberapa anak buah berkumpul dan juga ada Stefan disana. Pembicaraan mereka terlihat begitu serius. Ketika mereka menyadari kehadiran Jessy, Adrian memerintahkan mereka semua untuk bubar. Lalu Adrian menghampiri Jessy.

"Bagaimana keadaannya ??" tanya Adrian basa-basi. Sebetulnya ia tidak perlu menanyakan hal itu, karena ia sudah jawabannya. Dan ia juga mendengarkan pembicaraan Jessy dan gadisnya.

"Keadaannya mulai membaik, suhu tubuhnya mulai turun. Ia baru saja istirahat kembali setelah makan dan minum obat" jelas Jessy.

Adrian menganggukkan kepalanya. Jessy terus saja menatap Adrian. Bukan karena apa-apa, ia hanya sedang mengumpulkan keberanian untuk mengutarakan maksudnya. Ia sudah berjanji pada gadis itu untuk membantu bicara pada Adrian agar gadis itu bisa keluar dari tempat ini. Adrian hanya tersenyum miring, ia tahu dengan jelas maksud Jessy.

Setelah dirasa siap, Jessy menarik nafasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan, "Adrian, bisakah kita bicara sebentar ??" tanyanya.

"Ada apa ?? Kau ingin membantu gadisku untuk keluar dari tempat ini ??" tanya Adrian dengan smirk andalannya.

Jessy sangat terkejut, bagaimana Adrian bisa tahu ??, pikirnya.

"Camkan ini baik-baik! Siapapun tidak ada yang bisa membawa gadisku pergi dari tempat ini, termasuk kau Jessy!!! Selamanya dia akan tinggal bersamaku!!!" ujar Adrian tegas.

"Dengarkan aku Adrian, apa kau tidak mempunyai belas kasihan ?? apa kau tidak bisa melihat ketakutan dimatanya ?? Kau tahu gadis itu tadi menangis memohon padaku untuk mengeluarkannya dari tempat ini, aku sangat kasihan. Jika kau terus memaksakan kehendakmu gadis itu akan terganggu mentalnya" nasihat Jessy berharap Adrian mau mendengarkannya.

Tapi Adrian tetaplah Adrian, ia tetap teguh pada keputusannya.

"Aku tidak peduli, gadis itu milikku dan akan tetap menjadi milikku. Kau tidak berhak membawa gadisku!!" tegas Adrian.

Jessy tidak akan menyerah, ia harus membantu gadis itu bagaimana pun caranya.

"Sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian ?? Aku rasa tidak mungkin jika gadis itu melakukan kesalahan padamu" Jessy menerka-nerka.

"Sudah kubilang jangan pernah mencampuri urusanku, sebelum aku memandangmu sebagai orang lain lebih baik kau pergi sekarang !!" ujar Adrian dingin tersirat nada ancaman.

Jessy meneguk salivanya. Jika sudah begini ia tidak bisa berkata apapun.

"B-b-baiklah aku akan pergi, tapi sebelum itu biarkan aku memeriksa keadaan gadis itu sebentar lagi" ujar Jessy hati-hati.

"Pergilah"

Jessy mengangguk lalu pergi ke kamar itu. Saat Jessy membuka pintu ia melihat Annisa yang duduk sembari memeluk lututnya. Annisa yang menyadari kehadiran Jessy pun langsung tersenyum.

"Kau tidak tidur ??" tanya Jessy yang sudah didekat gadis itu dan sekali lagi ia menyentuh dahi gadis itu.

"Sudah turun" Jessy bergumam.

"Aku tidak ingin tidur, aku ingin keluar dari tempat ini dan aku rasa aku sudah pulih. Bisakah kita pergi sekarang ??" tanya Annisa penuh harap.

Jessy menunduk dan merasa sangat menyesal, ia tidak sanggup melihat mata gadis itu, yang menaruh harapan besar padanya.

DANGEROUS BILLIONAIRE (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang