Chapter 12

876 26 0
                                    

Happy readingg!!

_____

Adrian terduduk diruang kerja perusahaannya sembari mengecek beberapa berkas yang menumpuk dimejanya. Sesekali ia menghela nafasnya. Memang beginilah menjadi seorang pengusaha sukses. Selalu disibukkan dengan berbagai urusan yang tiada habisnya. Mulai dari kerja sama, proyek pembangunan, dan lain sebagainya. Bahkan dirinya sudah menjadi billionaire diusianya yang ke 25, semakin banyaklah kesibukan yang ia miliki.

Semakin tinggi jabatan, semakin banyak pula musuh yang mengincar dan menjatukannya. Tetapi Adrian selalu bisa mengatasinya dengan sangat baik. Karena Adrian tidak ingin apa yang sudah ia perjuangkan mati-matian hancur begitu saja. Apalagi ia membangun semua kesuksesannya dari nol dan itu semua sendiri. Catat sendiri.

Adrian menyandarkan tubuhnya yang letih. Akhir-akhir ini ia kurang fokus, karena gadis itu. Yaa, namanya Annisa Hanafiyah. Actually, tidak ada yang istimewa dari gadis itu. Tetapi sejak malam itu ia selalu terbayang wajah gadis itu. Meskipun Adrian melihat wajahnya dari kejauhan, tapi ia bisa mengingat jelas wajah itu. Sampai sekarang pun ia masih terbayang. Bahkan Adrian meretas cctv hotel dan menyadap ponsel Annisa, hanya untuk mengetahui semua tentang gadis itu.

Sejak malam itu, Adrian mengklaim Annisa sebagai miliknya. Entah ini obsesi atau apa, yang jelas ia menginginkan gadis itu. Dan sekarang terpenuhilah sudah keinginannya. Ia membawa gadis ke mansionnya, walaupun dengan sedikit paksaan.

Bibirnya melengkung mengingat kejadian pagi tadi. Saat gadis itu berusaha melawannya. Gadis ini tidak seperti yang ada dibayangan Adrian selama ini. Gadis ini berbeda, sedikit pemberontak. Adrian memang menyukainya, tapi tetap saja ia harus sedikit berhati-hati, agar gadis itu tidak melawannya lagi.

Suara dering ponsel menyadarkan lamunanya. Ia berdecak kesal. Bisa-bisanya ada seseorang yang mengganggunya disaat seperti ini. Lalu ia merogoh saku jas dan mengangkat panggilan itu.

"Ada apa kau menelponku ??" tanya Adrian dingin.

"Maaf tuan, tapi nona menolak memakan sarapannya sejak pagi tadi" ujar Stefan disebrang sana.

Adrian melirik jam tangannya, pukul 01:00 p.m. Ia mengepalkan tangannya.
Bukan karena apa-apa, ia hanya khawatir gadis itu akan sakit lagi. Dan jujur Adrian tidak bisa tenang jika sesuatu terjadi pada gadisnya.

"Baiklah, setengah jam lagi aku akan pulang" putus Adrian.

"Baik tuan"

Sudah cukup ia memberi kelonggaran pada gadis itu. Sepertinya Adrian harus memberi sedikit hukuman pada gadis itu, supaya ia tidak membantah Adrian.

30 menit kemudian..

Adrian telah sampai di mansionnya. Ia memarkirkan mobilnya dipelataran mansion. Adrian berjalan masuk ke mansion, menuju kamarnya. Tanpa basa-basi lagi, ia langsung membuka kasar pintu. Annisa yang sedang duduk disudut ranjang pun terlonjak kaget ketika pintu dibuka kasar. Gadis itu memekik kaget. Annisa langsung menoleh dan ternyata pelakunya pria jahat itu.

Ia langsung beringsut mundur, saat pria itu mulai berjalan mendekatinya. Annisa melihat amarah pada wajah pria itu. Ia bingung sekaligus takut. Bingung karena apakah dia melakukan kesalahan. Takut karena pria itu akan melakukan sesuatu yang buruk padanya. Adrian menarik tangan gadis itu dengan kasar sampai menabrak dada bidangnya.

"Sebenarnya apa yang ada dipikiranmu little girl ?? Kenapa kau membantah perintahku ??" tanya Adrian yang membuat Annisa ketakutan.

"A-a-aku t-tidak mengerti" ucap Annisa tergagap.

Adrian menatap tajam gadis itu, "Kenapa kau tidak memakan sarapanmu ??"

"Lepaskan" Annisa mencoba melepaskan tangan pria itu.

DANGEROUS BILLIONAIRE (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang