Chapter 18

669 27 0
                                    

Hai gesss, do you miss me? 🙂😂

Happy reading!!!

_______


"Dan kau.." Pria itu menatap tajam Annisa, "Anggap saja ini sebagai hukumanmu karena kau sudah melanggar peraturanku!"

Setelah mengatakan itu Adrian berbalik dan bersiap melangkah pergi. Namun, detik selanjutnya pria itu kembali berbalik menatap gadisnya, "Ah, dan satu lagi!" Adrian seolah lupa akan satu hal.

"Karena kau sudah pergi tanpa seizinku, hukumanmu dimulai hari ini. Bersihkan kekacauan ini. Pastikan jangan sampai ada debu yang tertinggal!" Pria itu melempar sebuah handuk kecil pada Annisa.

Annisa bangkit dan melempar balik handuk itu hingga mengenai wajah pria itu. Sontak semua orang terkejut dengan perlakuan gadis itu. Tak menyangka jika Annisa akan berbuat seperti itu karena sebelumnya tidak ada orang yang berani melawan Adrian.

"Ini mansionmu. Tanggung jawabmu. Jika kau ingin semuanya terlihat bersih, maka lakukan saja sendiri!" balas Annisa dengan berani. Gadis itu bahkan menatap Adrian dengan sengit. Ia tak terima dengan semua ini.

"Hukuman kau bilang? Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Jessy hanya mengajakku jalan-jalan dan aku juga tidak butuh izinmu!"

Menjadi pelayan di mansion ini? Tidak, terima kasih. Itu bukan tugasnya ataupun tanggung jawabnya. Lagi pula pria itu memiliki banyak pelayan. Kenapa juga harus dirinya yang melakukan.

Selain itu, Annisa juga lelah dengan semuanya. Pria itu selalu berlaku seenaknya. Adrian menghukumnya, padahal Annisa tidak melakukan kesalahan apapun.

Dan lagi, apakah jalan-jalan adalah sebuah kesalahan?

Entah berapa lama Annisa terkurung di tempat ini. Ia bahkan tak tahu sekarang hari apa dan tanggal berapa. Selama itu juga ruang geraknya dibatasi. Ia sama sekali tidak diperbolehkan pergi dari mansion ini.

Oh, jangankan pergi. Annisa sama sekali tidak diperbolehkan keluar kamar. Pria itu terus mengurungnya. Pintu kamar hanya akan terbuka saat jam makan saja. Selebihnya tidak ada. Hal itu juga yang membuat Annisa kesulitan untuk kabur dari tempat terkutuk ini.

Sampai sekarang Annisa tidak tahu alasan pria itu menculik dan mengurungnya seperti ini. Pria itu hanya terus berkata jika Annisa adalah miliknya. Hell, apa pria itu sudah gila?

Adrian menggeram sembari menahan amarahnya yang siap diledakkan. Wajahnya mengeras.

"Tentu harus dengan izinku karena kau sedang berada di mansionku. Dan kau harus mengikuti semua peraturanku!" balas Adrian tak terima. Pria itu tidak suka jika gadisnya membantahnya seperti ini.

"Dengar Tuan Adrian yang terhormat. Kau yang membawaku kesini bukan aku yang datang secara sukarela. Jika kau keberatan dengan keberadaanku, aku akan dengan senang hati pulang ke rumahku!" balas Annisa panjang lebar seraya bersidekap dada.

Alarm tanda bahaya mulai aktif dikepala mereka. Pelayan dan pengawal yang ada disana kini mulai berhamburan pergi menyelamatkan diri. Tuannya sedang marah dan itu pertanda buruk.

Annisa masih menatap sengit pria itu. Tubuh Adrian yang sangat tinggi membuat Annisa harus mendongak hanya untuk sekedar menatapnya.

Adrian mengusap wajahnya kasar lantas memijat keningnya yang mulai pening karena perlawanan gadisnya yang tak biasa itu. "Apa yang wanita sialan itu lakukan padamu sampai kau berani melawanku seperti ini, heh?! Menjanjikanmu kebebasan?!" tanyanya dengan sinis. Sorot matanya mulai menggelap. Ia juga merasa sedikit tersinggung dengan ucapan gadisnya

"Tidak! Jessy tidak melakukan apapun. Kau yang membuatku muak dengan semua obsesi gilamu, Adrian!" ucap Annisa setengah berteriak dengan tangan yang terkepal kuat.

DANGEROUS BILLIONAIRE (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang