Chapter 13

789 23 0
                                    

Lagi bagus nih moodnya, makanya dobel up 😌

Kebangetan banget sih klo masih gk vote dan komen 🙂

Happy reading!!!

_______

Annisa baru saja selesai mandi. Kini, ia tengah termenung memikirkan sesuatu. Matanya perlahan menelisik ke seluruh arah kamar ini.

Kenapa ini harus terjadi padanya? Kenapa harus dirinya?

Pikirannya stuck memikirkan caranya untuk keluar dari sini. Ia bingung sekali. Tanpa aba-aba, air matanya jatuh dengan bebas dengan sangat deras. Gadis itu menangis dalam diam. Annisa sangat takut dengan pria itu.

Annisa ingin segera keluar dari tempat ini. Ia tidak ingin lebih lama lagi tinggal disini. Tapi jika ia pergi, pria itu mengancam akan menyakiti ibunya dan sahabatnya. Ia tidak ingin hal itu terjadi.

Tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintu kamarnya membuat gadis itu tersentak kaget. Dengan cepat, ia menghapus air matanya. Annisa menghirup nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, sebelum akhirnya ia membuka pintu itu.

Dalam hati ia berdoa. Semoga saja bukan pria itu. Annisa tidak ingin melihat wajah mengerikan itu.

Ceklek

Melihat orang dihadapannya, Annisa bernafas lega. Ternyata seorang pelayan.

"Ada apa ??" tanya Annisa.

"Maaf nona, tuan Adrian menyuruh anda turun kebawah untuk makan malam bersama" ujar pelayan itu.

Pria itu ?? Setelah sekian lama pria itu menghilang dan sekarang ??

Benar. Setelah kejadian dimana pria itu mengancamnya, Adrian tidak pernah terlihat lagi. Tapi sekarang ini, tiba-tiba saja mengajaknya makan malam, apa maksudnya?

"Maaf tapi tolong bilang padanya aku sedang tidak ingin makan" tolaknya. Yup, Annisa memang sedang tidak nafsu makan. Ditambah lagi, ia memang tidak ingin menemui pria itu.

"Maaf nona tapi ini perintah langsung dari tuan" ujar pelayan itu.

Annisa menghela nafasnya kasar, "Aku bilang, aku tidak mau. Tolong mengertilah" ujarnya memelas.

"Maaf tapi tuan bilang jika nona tidak mau, ia menyuruh saya untuk menyeret nona secara paksa" ujar pelayan itu dengan nada bicara terkesan datar.

Ishh, gak bosnya gak pelayannya sama aja suka seenaknya, gerutunya dalam hati.

"Baiklah, aku akan kesana" ujarnya mengalah. Ia melakukan ini karena tidak ingin membuat pria itu marah lagi.

"Baik nona, mari saya tunjukkan jalannya" pelayan itu pergi dan Annisa mengikutinya dari belakang.

Setibanya diruang makan, pelayan itu mempersilahkan Annisa duduk. Didepannya sudah tersaji berbagai macam makanan mewah. Annisa takjub melihatnya.

Apa pria itu sangat kaya ?? Itu yang ada dibenaknya saat ini.

Ah gimana sih kamu Nis, dia pasti kaya lah, rumahnya aja segede ini, batin Annisa.

Ia mengedarkan pandangannya, tapi ia tidak melihat keberadaan pria itu. Ia hanya melihat beberapa pelayan berlalu lalang. Menit demi menit sudah ia lewati, tapi pria itu belum menunjukkan batang hidungnya. Disaat yang bersamaan pelayan tadi menghampirinya.

"Tuan mengatakan kepada saya untuk menyuruh nona makan terlebih dahulu, karena tuan sedang memiliki urusan" ujar pelayan itu.

"Hah ?? Memangnya pria itu kemana ??" tanpa sadar Annisa bertanya seperti itu.

DANGEROUS BILLIONAIRE (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang