Waktu demi waktu terus berlalu. Hubungan Hyunjin dan Jisung berjalan dengan baik. Meskipun terkadang ada masalah, namun mereka tetap berusaha menyelesaikannya bersama. Seperti yang sekarang terjadi.
"Kamu dengerin aku dulu" pinta Jisung pada Hyunjin yang kini tengah merajuk.
"Harus dengerin apa lagi. Kamu jalan sama si Seungmin tanpa ngasih tau aku" ucap Hyunjin tanpa menatap wajah kekasihnya yang kini tengah menggenggam tangannya. "Tadi gak sengaja ketemu dijalan. Seungmin ngajak makan, kebetulan aku laper jadi yaudah aku ngikut" cicit Jisung memainkan jari milik Hyunjin, Hyunjin hanya berdecak memutar bola matanya malas "Tau ah. Aku mau pulang" ketusnya yang semakin merasa cemburu mendengar penjelasan Jisung. Hyunjin yang berniat menghampiri Jisung di kosannya dibuat kesal karena melihat kekasihnya itu di antar kan pulang oleh Seungmin yang jelas-jelas adalah sahabat nya.
"Hyun, jangan marah gini dong" ucap Jisung berusaha membujuk Hyunjin yang kini sudah berjalan keluar dari kamar kosnya. Tak ingin mendengar apa yang Jisung katakan Hyunjin berjalan menuju parkiran dan menaiki mobilnya. "Hyun, maafin aku. Dengerin dulu ceritaku belom selesai" panggil Jisung yang berlari mengejar langkah Hyunjin. Tak menghiraukan panggilan Jisung, Hyunjin melajukan mobilnya keluar dari area kosan tempat Jisung tinggal dan menjauh.
Setelah sampai di rumahnya Hyunjin menatap tak minat pada Seungmin yang kini Tengah duduk di ruang tamu rumahnya. "Ngapain lo kesini?" Ketus Hyunjin pada sahabatnya itu. "Terserah gue dong" jawab Seungmin santai. Tak lama datang lah Minho dari arah WC. "Ada lo juga?" Sapa Hyunjin pada temannya itu.
"Hm. Kita telpon lo gak aktif, cari di apartemen lo gak ada juga. Darimana lo?" Tanya Minho lalu mendudukkan dirinya di samping Seungmin. Hyunjin hanya diam menatap tajam pada Seungmin. Minho yang menyadari sepertinya ada sesuatu di antara kedua temannya itu menatap Seungmin dan Hyunjin bergantian. "Kenapa kalian berdua?" Tanyanya sedikit heran.
"Ck. Tauk tanyak temen lo" ketus Hyunjin
Seungmin hanya tersenyum, sepertinya ia mulai mengerti mengapa Hyunjin sedikit sensi dengan kehadirannya.
"Lo ngapain min?" Tanya Minho yang kini menatap Seungmin yang hanya memainkan ponselnya.
"gak ngapa-ngapain" jawabnya santai.
"Gak ngapa-ngapain gimana? Lo kalo suka sama Jisung jangan kek gini dong anjing. Dia tu pacar gue" ucap Hyunjin dengan sedikit tak santai.
Minho menatap Seungmin heran "Lo ngapain sama jisung?" Tanyanya pada Seungmin yang masih asik memainkan ponselnya. "Gak ngapa-ngapain. Cuma ngajak dia makan doang tadi. Dianya juga mau" jawab Seungmin santai.
Hyunjin yang hendak menghampiri Seungmin di tahan oleh Minho. "Eh, lo jangan coba-coba pake otot" ucap Minho berusaha menahan Hyunjin. "Gimana gue gak kesel. Kalo Felix di bawa dia lo mau?" Mendengar pertanyaan Hyunjin itu Minho terdiam.
"Astaga Jin. Gue cuma ngajak dia makan. Itupun gue ketemu di jalan anjir. Lo posesif banget. Gak juga gue rebut dia dari lo" jelas Seungmin yang mulai merasa bahwa Hyunjin sangat serius sekarang.
"Udah Jin. Calm bro" bujuk Minho.
.
Pemuda berpipi tembem itu tengah duduk menunggu kekasihnya sekarang. Ia menatap jam dinding di ruangan itu yang kini sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dirinya memutuskan untuk datang ke apartemen pacarnya itu, namun ternyata tak menemukan sang kekasih disana, karena itu ia memutuskan untuk menunggu. Cukup lama sudah ia menunggu Hyunjin datang, namun sepertinya pemuda itu tak akan pulang dengan cepat pikir Jisung. Ia hanya menghela nafasnya sembari menatap room chtnya yang terlihat pesannya tak mendapat jawaban dari sang kekasih. Setelahnya membaringkan tubuhnya di sofa sambil memainkan ponselnya, berharap rasa jenuhnya menunggu akan hilang.
Sementara itu Hyunjin yang tengah memarkirkan mobilnya hanya bersenandung kecil seolah tak memiliki beban hidup. Ia berjalan santai menuju lift dan memencet salah satu tombol. Setelah sampai di depan kamarnya ia menyeringit bingung menatap lampu kamarnya yang menyala. Langkahnya terhenti saat melihat sang kekasih tengah tertidur pulas dengan ponsel yang masih menyala. Senyum tipis terulas di bibirnya. 'ternyata nungguin aku disini' batinnya. Ia mendudukkan dirinya di hadapan Jisung, mengelus rambut yang lebih muda dengan sayang, seolah melupakan hal yang membuatnya kesal seharian ini. "Maafin aku ya sayang. Kamu pasti nunggu aku lama" gumamnya.
Chup
Sebuah kecupan mendarat di pipi chubby Jisung. Karena tak tahan, Hyunjin pun mendaratkan beberapa kecupan di wajah sang kekasih, setelah puas, ia membopong tubuh mungil Jisung dan membawanya kedalam kamar. Yang lebih muda masih terlelap dengan pulas, sepertinya ia kelelahan membuatnya tak terbangun. Hyunjin yang kini sudah membaringkan tubuhnya di samping Jisung menatap lamat wajah tenang kekasihnya itu, sesekali ia akan mengelus dan mencium pipi Jisung, cukup lama ia menatap wajah yang lebih muda. Setelah merasa puas, ia pun mengeratkan pelukannya dan mendakap tubuh mungil Jisung lalu terlelap.
Pagi pun tiba. Jisung terbangun kaget mendapati dirinya yang tengah memeluk Hyunjin. Ia duduk dan menatap sekeliling, mencoba menenangkan pikirannya. Memeriksa tubuhnya, "huh, aku kira" gumamnya. Ia terduduk diam menatap Hyunjin yang terlelap di sampingnya. Senyumnya mengembang saat menyadari sesuatu 'hyun udah gak marah lagi ya' batinnya menatap Hyunjin. Setelah cukup lama diam, akhirnya Jisung berlalu ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, setelahnya ia memutuskan untuk ke dapur.
"Kamu ngapain?" Tanya Hyunjin dengan suara paraunya. Jisung yang terkejut menjatuhkan panci yang tengah ia pegang. Kini dirinya tengah memasak.
"Pelan-pelan" ucap Hyunjin lalu meraih panci itu. Ia melirik pada tangan Jisung yang terlihat sepertinya terluka. Tangannya meraih tangan mungil yang lebih muda "kok bisa luka?" Tanyanya.
"Tadi gak sengaja kena piso" cicit Jisung lalu menarik tangannya yang tengah di pegang oleh Hyunjin. Setelahnya ia melanjutkan kegiatannya sebelumnya yaitu memasak. "Nanti di obati. Hati-hati kalo gitu. Aku mau mandi dulu" setelah mengatakan itu Hyunjin berlalu.
"Masih marah" gerutu Jisung yang sadar dengan sikap Hyunjin. Namun setidaknya ia senang, karena semarah apapun Hyunjin padanya, namun pemuda itu akan tetap memperhatikan nya pikirnya.
"Aku kuliah jam 10" ucap Hyunjin saat mereka tengah makan bersama. Jisung mengangguk kecil lalu berkata "yaudah semangat hari ini. Aku juga bentar lagi mau balik ke kos".
"Kesini sama siapa? Aku gak lihat motormu semalam" tanya Hyunjin yang baru ingat bahwa dirinya tak melihat motor Jisung di parkiran semalam. "Aku naik ojol" jawab Jisung santai.
"Motor kamu?"
"Di bengkel"
"Kenapa gak ada ngasih tau?"
"Aku udah ngasih tau kamu kok. Aku ada chat kemaren"
Hyunjin meraih ponselnya, dan benar saja Jisung ada memberi tahu nya tentang hal itu. "Kamu masih marah sama aku?" Tanya Jisung
"Nggak"
"Aku minta maaf banget. Tapi Bisa gak kalo kamu marah, chat aku di buka. Meskipun gak di bales gak papa. Yang penting aku tau kalo kamu udah liat chat aku" cicit Jisung yang suaranya mulai bergetar. Ia merasa sedih saat Hyunjin tengah marah atau merajuk, karena ia merasa hanya Hyunjin tempatnya bisa berkeluh kesah meskipun tentang hal yang tak penting sekalipun. Hyunjin hanya diam dan melahap makanannya "aku sedih kalo kamu diemin aku. Aku gak punya siapa-siapa buat tempat cerita" lirihnya yang entah mengapa kali ini Jisung merasa sangat sedih. Pasalnya kedua temannya seperti Felix dan Jeongin belakangan ini tengah sibuk, ia jadi merasa hanya memiliki Hyunjin.

KAMU SEDANG MEMBACA
OJOL | HyunSung
Romance"Sial mulu gue kalo ketemu tu orang"-Jisung "Kalo deket gini ternyata lo lebih manis" -Hyunjin Hadirnya sosok manis yang berbentuk seorang Han Jisung ngebuat Hyunjin punya pandangan lain tentang hidup "ternyata bahagia gak harus kaya" Hyunsung area...